Desa Cileuksa Bogor Paling Parah Terdampak Banjir Bandang, Pengungsi Capai 4.174 jiwa
Total pengungsi di Desa Cileuksa mencapai 4.174 jiwa dari 1.696 Kepala Keluarga (KK). Dari total jumlah pengungsi, 148 di antaranya merupakan ibu menyusui dan 39 ibu hamil.
Pengungsi di Desa Cileuksa, Kecamatan Sukajaya, Kabupaten Bogor, masih kekurangan perlengkapan keluarga, seperti selimut, matras, pakaian dan air bersih.
Total pengungsi di Desa Cileuksa mencapai 4.174 jiwa dari 1.696 Kepala Keluarga (KK). Dari total jumlah pengungsi, 148 di antaranya merupakan ibu menyusui dan 39 ibu hamil.
-
Apa yang unik dari kambing di Bogor? Ada kambing bertanduk 5 yang menggegerkan masyarakat di Kecamatan Bogor Tengah, Kota Bogor, Jawa Barat.
-
Di mana banjir bandang ini terjadi? Gubernur Sumatera Barat (Sumbar) Mahyeldi meminta bantuan dana Rp1,5 triliun untuk penanganan bencana alam banjir bandang di daerahnya.
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Dimana banjir bandang terjadi? Terjangan banjir bandang telah meluluhlantakkan rumah-rumah warga di Ganting, Pesisir Selatan, Sumatera Barat.
-
Di mana banjir di Bandung terjadi pada Kamis (11/1) lalu? Banjir disebabkan hujan deras yang mengguyur Bandung pada Kamis (11/1) lalu. Hujan lebat yang melanda Bandung sepanjang Kamis (11/1) lalu menyebabkan bencana banjir hingga vira di media sosial.
-
Bagaimana banjir terjadi di Kota Padang? Hujan tidak berhenti dari Kamis (13/7) malam hingga Jumat (14/7) dini hari. Saat ini air di dalam rumah sudah setinggi 7 centimeter,” tuturnya.
Di Desa Cileuksa, Kampung Cileuksa Utara merupakan wilayah paling parah terdampak bencana. Di kampung itu, 291 KK mengungsi yang terdiri dari 893 jiwa dan 24 di antaranya merupakan ibu menyusui.
Warga bersama relawan, secara gotong royong membangun hunian sementara (huntara) dari konstruksi batang-batang bambu serta beratapkan terpal. Total, di huntara buatan warga ini dihuni 1.152 jiwa, berasal dari Kampung Cileuksa Utara 893 jiwa dan 81 jiwa dari Kampung Pasir Eurih.
"Kami butuh air bersih. Soalnya sekarang ada ngambil di kolam tokoh di sini. Cuma kan antre dan pasti terbatas. Selain itu, kita butuh tikar juga buat tidur, selimut juga. Kalau makanan Alhamdulillah masih mencukupi," kata salah satu pengungsi, Uto, Rabu (22/1).
Listrik PLN pun belum ada sama sekali di Cileuksa. Pengungsi pun hanya mengandalkan tenaga dari genset yang beroperasi mulai pukul 18.00 WIB hingga 00.00 WIB. Untuk menghangatkan diri saat malam hari, pengungsi pun membuat api unggun di sekitar pengungsian.
Jumlah pengungsi asal Kampung Cileuksa Utara menjadi yang terbanyak lantaran jumlah rumah rusak atau tertimbun longsor mencapai 248 unit dari total rumah keseluruhan di Desa Cileuksa di 11 kampung terdampak 1.261 unit.
Kepala Desa Cileuksa, Ujang Ruhyadi meminta Pemkab Bogor untuk menyiapkan sumber air bersih bagi pengungsi. Dia pun tidak memerlukan huntara lagi, karena itu sudah banyak dibangun oleh pengungsi dan relawan.
"Yang penting mah air bersih dulu. Huntara juga nggak perlu. Karena kita sudah buat. Jadi pemerintah tinggal siapkan hunian tetap saja. Kita kalau harus direlokasi juga siap untuk ke hunian tetap," kata Ujang.
Baca juga:
Data BNPB: Bencana Alam di Awal 2020 Renggut Nyawa 80 Orang
Usai Longsor & Banjir, Perbaikan Infrastruktur di Bogor Tidak Cukup 1 Tahun
Korban Jembatan Putus di Kaur Bengkulu Bertambah Menjadi 10 Orang
19.246 Korban Longsor Sukajaya Masih Mengungsi, Wacana Bedol Desa Sedang Dikaji
2 Desa di Sukajaya Bogor Masih Terisolir, Status Tanggap Bencana Diperpanjang
Jembatan di Kaur Putus Diterjang Banjir Bandang, 4 Warga Meninggal dan 6 Hilang
Jembatan Gantung Cawang Putus Diterjang Banjir, 7 Orang Meninggal dan 3 Hilang