Detonator raib dan 'konser' berdarah di Jakarta
Polisi terus menyelidiki segala kemungkinan.
Kejadian 'konser' berdarah, yakni aksi teror dengan bom dan penembakan terjadi di Jakarta, Kamis (14/1). Tujuh orang meregang nyawa, terdiri dari seorang warga Indonesia, satu warga asing, dan lima pelaku.
Diduga hal itu ada kaitannya dengan pencurian peledak dan detonator milik PT RBH di Kabupaten Indragiri Hulu, disimpan di gudang perusahaan batu bara sudah vakum itu.
Kapolres Inhu, AKBP Ari Wibowo, belum bisa memastikan apakah ada hubungan antara hilangnya detonator, dengan teror terjadi di Jakarta. Hanya saja, dia menelusuri segala kemungkinan.
"Petugas masih menyelidiki. Identifikasi terkait peledakan di Jakarta belum bisa kita pastikan," kata Ari.
Ari meyakini, bahan peledak dan detonator hilang bukan dicuri teroris, melainkan pencuri biasa. Namun, dia tetap mewaspadai segala kemungkinan.
Secara terpisah, Kabid Humas Polda Riau, AKBP Guntur Aryo Tejo, mengimbau anak buahnya mewaspadai aksi penyerangan ini. "Seluruh jajaran sudah kita imbau agar menggunakan pakaian dinas dan rompi anti peluru, serta waspada. Ini sama dengan kejadian yang di Paris," kata Guntur.
Sebelumnya diberitakan, 1.307 bahan peledak biasa digunakan mencari batu bara hilang dari gudang PT Riau Bara Harum, di Desa Kelesa, Kecamatan Siberida, Kabupaten Indragiri Hulu (Inhu), Provinsi Riau.
Menurut Guntur, perusahaan itu sudah lama tidak beroperasi, sehingga tidak ada yang menjaga gudang bahan peledak itu. Pencuri masuk dengan cara menjebol ventilasi.
Ada tiga gudang dibobol maling, yaitu gudang bahan peledak Amonium Nitrat, gudang berisi detonator, dan gudang berisi dinamit. Barang-barang yang hilang di antaranya electric detonator 332 buah, dan detonator sebanyak 975 buah. Meski demikian, semua kemungkinan masih terbuka. Hanya saja harapannya supaya kejadian itu tak terulang