Di APEC PPFS 2024 Peru, Indonesia Serukan Aksi Penyelamatan Makanan
Demi ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat di kawasan Asia Pasifik melalui pencegahan dan pengurangan Food Loss and Waste.
Demi ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat di kawasan Asia Pasifik melalui pencegahan dan pengurangan Food Loss and Waste.
- Pupuk Indonesia Dorong Ekosistem Pertanian Terintegrasi lewat Program AKSI
- Di Forum APEC, ID FOOD Sampaikan Inisiatif Strategis dan Digital bagi Petani dan UMKM Perempuan Sektor Pangan
- Berbagi Kebahagiaan dengan Anak-Anak di Papua
- Apa Pengertian APEC Itu? Ketahui Pula Tujuan & Peranannya Bagi Indonesia Beserta Kawasan
Di APEC PPFS 2024 Peru, Indonesia Serukan Aksi Penyelamatan Makanan
Indonesia melalui Badan Pangan Nasional (Bapanas) menyerukan aksi penyelamatan makanan atau Call Up Action for Food Rescue pada kegiatan Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) Policy Partnerships on Food Security (PPFS) 2024 yang dilaksanakan di Peru.
“Untuk melengkapi dan menyeimbangkan enam prinsip yang menekankan pada aspek efisiensi, Bapanas mengusulkan satu tambahan prinsip FLW dengan pertimbangan pada masifnya potensi pangan berlebih yang sebenarnya dapat disalurkan kepada kelompok yang lebih membutuhkan,” kata Direktur Kewaspadaan Pangan dan Gizi Bapanas Nita Yulianis seperti dilansir dari Antara, Kamis (29/2).
Nita menghadiri kegiatan tersebut selaku Ketua Delri atau Delegasi Indonesia pada 21st APEC Policy Partnerships on Food Security (PPFS) 2024 and the Dialogue on TOR bertema Empower, Include, Grow yang diselenggarakan di Lima, Peru, pada 24-26 Februari.
Ia mengatakan bahwa Bapanas mengusulkan Call Up Action for Food Rescue sebagai salah satu prinsip yang diusung dalam PPFS 2024 dalam rangka aksi kolektif demi ketahanan pangan dan perbaikan gizi masyarakat di kawasan Asia Pasifik melalui pencegahan dan pengurangan Food Loss and Waste (FLW).
Nita lebih lanjut menyatakan bahwa usulan tersebut selaras dengan adanya kajian tentang keterkaitan pemanfaatan FLW sebagai salah satu penanganan kerawanan pangan dan gizi.
“Serta dipertegas dengan data dari Food and Agriculture Organization (FAO) 2023 yang menunjukkan jumlah orang undernourished di kawasan Asia Pasifik setara dengan jumlah undernourished seluruh dunia,” ujar Nita.
Meskipun demikian, Nita menuturkan bahwa perlu memperhatikan variasi karakteristik wilayah, kearifan lokal/local wisdom, fasilitasi sarana prasarana FLW, kolaborasi multipemangku kepentingan serta pemberdayaan masyarakat.
“Pencegahan dan pengurangan FLW merupakan prioritas isu pada keketuaan PPFS Peru 2024, hal ini sangat inline dengan aksentuasi kebijakan Indonesia dalam mendukung transformasi sistem pangan guna mewujudkan ketahanan pangan dan gizi nasional,” katanya.
Ia mengatakan bahwa Indonesia saat ini telah memiliki komitmen dalam pengurangan dan penanganan FLW, di antaranya melalui penyusunan dan pelaksanaan kebijakan, sosialisasi dan promosi serta aksi penyelamatan pangan dalam rangka FLW, termasuk kolaborasi secara pentahelix.
“Dalam hubungannya dengan PPFS, Indonesia akan menggerakkan partisipasi sektor swasta,” tutur Nita.
Dia menjelaskan PPFS merupakan salah satu fora di bawah APEC yang berfokus pada penguatan kerja sama publik-swasta/public-private partnerships (PPP) untuk mengatasi masalah ketahanan pangan dan memastikan sistem pangan yang resilien di wilayah Asia Pasifik.