Di Purwakarta, warga mampu harus sisihkan beras 1/4 gelas per hari
Beras yang disisihkan nantinya akan diambil oleh para ketua RT atau linmas untuk diberikan kepada warga tak mampu.
Meski bukan merupakan daerah rawan pangan, namun beragam upaya dilakukan Pemerintah Daerah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Untuk mengantisipasi bila terjadi kesulitan bagi warganya, pemerintah Purwakarta dengan membuat program Perelek, yang didalamnya terdapat subsidi silang antar warga yang mampu dengan kurang mampu.
Menurut Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, program itu akan dilakukan oleh seluruh masyarakat di Kabupaten Purwakarta dengan menyisihkan beras 1/4 gelas per hari atau sekitar satu liter per minggu.
Beras yang disisihkan nantinya akan diambil oleh para ketua RT atau linmas. Selanjutnya para pengepul beras akan melaporkan hal tersebut melalui program E-Pabeasan yang terpusat pada website Pemkab Purwakarta.
"Melalui E-Pabeasan bisa terlihat mana daerah yang minim memberikan beras. Kemungkinan di situ ada yang membutuhkan subsidi beras. Nanti dicek dan beras yang terkumpul disalurkan ke sana," kata Dedi, Selasa (2/2).
Jika nantinya kebutuhan masyarakat terhadap beras sudah terpenuhi maka beras yang dikumpulkan akan dijual. Sementara hasil penjualan beras tersebut akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan seperti kelengkapan pos RW, pos ronda, atau pun aset lainnya.
"Atau kita juga bisa memberikan pada masyarakat di luar Purwakarta. Bisa itu karena mereka kekurangan beras atau pun masyarakat yang terkena musibah," ujar Dedi.
Dalam kehidupan masyarakat Sunda, perelek merupakan kegiatan mengumpulkan beras yang dilakukan oleh masyarakat di setiap rumah dengan menggunakan tempat penampungan tertentu. Nantinya beras tersebut dikumpulkan untuk kegiatan masak saat ronda, hajatan, atau pun orang meninggal.
Perelek sendiri biasa digunakan sebagai bahasa kiasan saat seseorang menuangkan beras dalam tempat untuk menampungnya. Saat memasukkan beras ke dalam tempat penampungan yang biasa terbuat dari bambu itu biasa terdengar suara 'plerek plerek plerek' sehingga disebut beras perelek.
Saat ini tradisi Perelek akan digalakan kembali dengan keluarnya instruksi dari Bupati Purwakarta, Dedi Mulyadi, agar masyarakat bisa menyisihkan beras demi membantu masyarakat lainnya yang bukan hanya berada dalam satu lingkungan. Sementara E-Pabeasan dalam bahasa Indonesia berarti sebuah sistem elektronik yang memampangkan data mengenai ketersediaan beras yang diambil dari kegiatan perelek. Secara terpisah pabeasan sendiri berarti perberasan dalam bahasa Indonesia.