Dianiaya ibu kandung, balita diinjak dan disundut puntung rokok
Ada sejumlah bekas cakar di bagian wajah serta kepala, bibirnya membengkak, dan gigi bagian depan rontok.
Seorang bocah berinisial N (4) diduga menjadi korban kekerasan oleh ibu kandungnya di Kabupaten Teluk Wondama, Provinsi Papua Barat. Akibatnya, korban mengalami sejumlah luka akibat peristiwa itu. Diduga, penganiayaan yang dilakukan oleh sang ibu terjadi lebih dari sekali.
"Ada sejumlah bekas cakar di bagian wajah serta kepala, bibirnya membengkak, dan gigi bagian depan rontok,"Kepala Badan Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (BP2KB) Kabupaten Teluk Wondama, Eka Wosiri, yang dihubungi dari Manokwari, seperti dilansir Antara, Jumat (23/10).
Eka menambahkan, menurut pengakuan korban, dia sering mendapat perlakukan kasar dari ibu kandungnya.
"Saya dipukul dengan palu, diinjak di bagian perut dan sering dibakar dengan puntung rokok," kata Eka mengutip pengakuan korban.
Dia menuturkan, meski proses hukum kasus tersebut sedang berlangsung, namun polisi tidak melakukan penahanan terhadap tersangka. Sebab, Polres Teluk Wondama belum memiliki ruang tahanan wanita. Pelaku dikenakan wajib lapor. Sementara ayah N, saat ini masih berada di luar daerah untuk melaksanakan tugas dinas.
Kasus ini, lanjut Eka, sudah ditangani Kepolisian Resor Teluk Wondama. Polisi menjemput korban di rumahnya yang beralamat di kompleks hunian tetap, Distrik Wasior, Senin(19/10). Setelah sempat diamankan di kantor Polres, N kini tinggal bersama seorang staf BP2KB Teluk Wondama. Kata Eka, korban terlihat mulai ceria.
Kasus yang menimpa N menambah daftar jumlah kekerasan terhadap anak yang terjadi di kabupaten tersebut. BP2KB mencatat, sebelumnya telah terjadi kasus yang mengakibatkan korban meninggal. Pelaku pencabulan itu adalah ayah kandungnya sendiri.
"Ada juga kasus penemuan bayi di tong sampah, pembunuhan anak oleh ayah kandungnya, serta kasus pemukulan siswa SD yang dilakukan orang tua murid," kata Eka.
BP2KB, kata dia, akan terus memantau proses hukum kasus tersebut. BP2KB pun akan meningkatkan sosialisasi untuk menghindari agar tidak ada lagi anak-anak di daerah ini yang mengalami peristiwa serupa.