Dibisiki Kelas Kurang, Jokowi Bangun Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Habiskan Rp200 M
Saat ini, ada 17.000 mahasiswa dengan 11 fakultas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Dibisiki Kelas Kurang, Jokowi Bangun Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Habiskan Rp200 M
- Jokowi Diseret Dalam Sengketa Pilpres 2024, KPU: Presiden Bukan Peserta Pemilu
- Inggris dan Jepang Alami Resesi, Jokowi Ingatkan Pemerintahan Baru Hati-Hati Mengelola Indonesia
- Civitas Akademika Universitas IBA Palembang Sampaikan Petisi Kritik Jokowi
- Guru Besar sampai Civitas Undip Bergerak, Kecewa dengan Sikap Jokowi di Pemilu 2024
Dibisiki Kelas Kurang, Jokowi Bangun Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto Rp200 M
Pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jawa Tengah, yang ditandai dengan pelatakan batu pertama atau groundbreaking yang dilakukan Presiden Joko Widodo, Rabu (3/1).
Saat ini, ada 17.000 mahasiswa dengan 11 fakultas di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.
Dalam sambutannya, Jokowi bercerita, mendapat laporan perihal kurangnya ruang kelas di Universitas Muhammadiyah Purwakarta. Jokowi langsung memerintahkan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) membangun gedung baru dengan 14 lantai.
"Tadi Pak Rektor menyampaikan mahasiswanya sudah berjumlah 17.000 mahasiswa, fakultasnya ada 11 fakultas. Bisik- bisik memang ruang kuliahnya kurang, sehingga perlu dibangun gedung baru yang lantainya 14 lantai. Ini menjadi tertinggi mungkin di Purwokerto."
Kata Jokowi sebagaimana disiarkan di Youtube Sekretariat Presiden, Rabu (3/1).
@merdeka.com
Menurut Jokowi, pembangunan Kampus II Universitas Muhammadiyah Purwokerto akan menghabiskan anggaran sebesar Rp200 miliar.
Jokowi pun menilai gedung baru Universitas Muhammadiyah Purwakarta ini memiliki desain yang bagus.
"Tadi juga Pak Rektor bisik-bisik habisnya kurang lebih Rp200 miliar. Ini bener-bener sudah dihitung Rp200 miliar, bener ndak? Kalau bener Rp200 miliar biar dibangun PU," ujarnya.
"Tapi jangan Rp200 (miliar) nanti dihitung Pak Menteri (PUPR), jadi Rp400 (miliar), waduh double nanti. Kalau Rp200 miliar nanti biar dikerjakan Pak Menteri PU. Saya liat tadi desainnya juga sangat bagus."
Kata Jokowi
@merdeka.com
Jokowi menambahkan, Indonesia akan menghadapi bonus demografi pada tahun 2030. Di mana jumlah penduduk akan didominasi usia produktif. Jokowi menuturkan ini akan menjadi kesempatan emas bagi Indonesia untuk melompat menjadi negara maju.
"Dalam peradaban sebuah negara itu hanya sekali akan kita peroleh (bonus demografi). Dan biasanya sebuah negara kalau dapat bonus demografi itu bisa melompatkan negara itu menjadi negara maju atau tidak. diberikan kesempatan untuk melompat jadi negara maju atau tidak."
Ujar Jokowi
@merdeka.com
Jokowi menyebut pembangunan sumber daya manusia (SDM) menjadi kunci agar Indonesia bisa melompat menjadi negara maju. Oleh sebab itu, dia menekankan pentingnya penyiapan talenta masa depan agar kesempatan menjadi negara maju tak hilang begitu saja.
"Yang namanya future talent, kebutuhan talent mana yang harus kita butuhkan. Sehingga kesempatan itu (tidak) hilang begitu saja. Kalau sudah hilang, nyari opportunity seperti itu sudah sangat sulit," ucapnya.
Dia juga mengingatkan masyarakat soal pentingnya kepemimpinan nasional di tahun 2024, 2029, dan 2034. Jokowi menuturkan pimpinan nasional harus memiliki visi bagaimana membawa Indonesia menjadi negara maju.
"Di situ kunci menentukan negara ini bisa jadi negara maju atau tidak. Pimpinan nasional itu tau membawa negara ini maju ke arah apa dia harus mengerti. Sehingga saya sampaikan berhati-hati. Kita semuanya harus hati-hati karena ini kesempatan yang diberikan sekali dalam peradaban sebuah negara," kata Jokowi.
"Gerbangnya sudah kelihatan. Tinggal buka dan ngisinya. Kalau buka dan ngisinya bener, tepat, itulah negara maju Indonesia yang kita impi-impikan akan bisa kita capai," imbuh Jokowi.