Diduga Aniaya 2 Santri, Guru Pesantren di Cianjur Dilaporkan ke Polisi
Seorang guru di Pondok Pesantren Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, dilaporkan ke polisi karena diduga menganiaya dua santri menggunakan kabel listrik karena melakukan kesalahan keluar pondok tanpa izin.
Seorang guru di Pondok Pesantren Kecamatan Cugenang, Cianjur, Jawa Barat, dilaporkan ke polisi karena diduga menganiaya dua santri menggunakan kabel listrik karena melakukan kesalahan keluar pondok tanpa izin.
Kapolres Cianjur AKBP Mochamad Rifai mengatakan, pihaknya telah mendapat laporan dari kedua orang tua santri yang mengalami luka lebam di sekujur tubuhnya mulai dari bagian kaki, tangan hingga punggungnya karena dipukul menggunakan seutas kabel.
-
Mengapa Seni Pakemplung di Cianjur terancam punah? Namun sayangnya, kesenian ini belakangan terancam punah karena dianggap rumit dan terlalu sakral. Ini didasarkan hilangnya minat anak muda untuk melestarikannya dan menampilkannya dengan baik, sesuai pesan leluhur.
-
Dimana Ganjar Pranowo berkunjung di Cianjur? Baru-baru ini calon presiden Republik Indonesia, Ganjar Pranowo melakukan kunjungan ke Desa Tegallega di Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat.
-
Apa yang istimewa dari rumah Lesti Kejora di Cianjur? Kediamannya, meskipun berlokasi di pedesaan, bisa menjadi investasi tinggi karena memiliki pemandangan yang membuat warga Ibukota iri. Pemandangan rumah Lesti Kejora seolah seperti resort bintang 5
-
Kenapa Alun-alun Ciranjang menjadi daya tarik baru di Cianjur? Alun-alun Ciranjang menjadi destinasi wisata baru yang bisa dikunjungi saat singgah di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Lokasi tersebut kini tampak indah, dan rapi, setelah dibenahi oleh Pemprov Jabar dengan anggaran Rp10,3 miliar.
-
Di mana wilayah yang menjadi pusat peredaran narkoba di Cianjur? Berdasarkan pemetaan oleh polisi, peredaran narkoba rawan terjadi di wilayah utara, selatan dan timur Kabupaten Cianjur.
-
Kenapa rumah Lesti Kejora di Cianjur menjadi tempat singgah? Kediaman penuh kenangan Lesti bersama keluarganya nampaknya hanya menjadi tempat singgah dan seringkali terlihat sepi.
"Kami masih mendalami dan segera melakukan penyelidikan, karena luka yang diderita cukup parah. Saat ini laporan korban sudah kami terima dan segera ditindaklanjuti," kata Rifai, Selasa (9/3). Dikutip dari Antara.
Sebelumnya orang tua korban, Adis Abeda (49), mendapat kabar anaknya kabur dari ponpes dan berusaha mencari. Saat ditemui di rumah warga yang menyelamatkan remaja berinisial H (12) di Kecamatan Cipanas, menyebutkan kalau dia melarikan diri pondok karena mengalami penyiksaan.
Bahkan Adis sempat geram ketika melihat tubuh anaknya penuh luka lebam mulai dari tangan, kaki hingga punggung, sehingga dia melaporkan hal tersebut ke Mapolres Cianjur.
Adis mengatakan dia menitipkan anak ke pondok untuk mendapatkan pendidikan agama bukan untuk disiksa.
"Saya melaporkan ini, agar ada efek jera dan tidak ada lagi santri yang mendapat penyiksaan seperti ini. Kalau memang melanggar seharusnya tidak dihukum seperti ini, saya yang melahirkannya tidak pernah memberi pelajaran ke anak dengan main tangan," katanya.
Sementara H, korban penyiksaan oknum guru itu, mengatakan dia dan temannya dipanggil guru tersebut karena diduga melakukan kesalahan keluar pondok untuk berbelanja keperluan ke toko swalayan, namun dirinya tidak ikut hanya mengetahui temannya keluar pondok.
"Saya tidak tahu, kalau saya berbuat salah, tapi kami dipanggil oknum guru untuk menghadap. Ketika berhadapan kami mendapat pukulan di tangan, kaki dan punggung, kami dipukul menggunakan seutas kabel listrik," katanya.
Baca juga:
Cemburu Pacar Chat dengan Pria Lain, Pemuda Aniaya Kekasih
Seorang Ibu di Banda Aceh Meninggal usai Dianiaya, 3 Anaknya Terluka
Lupa Pakai Jilbab Saat Ipar Berkunjung, Istri Dianiaya Suami
Polisi Tangkap 2 Mahasiswa Terkait Penganiayaan di Depan Gedung DPR
Miris, Penyandang Disabilitas Ini Dianiaya di Warung Lele karena Masalah Sepele
Penjelasan Polisi Awal Mula Cek-Cok Rumah Tangga hingga Dirut Taspen Dilaporkan