Diduga Depresi, Pria Acungkan Pisau di Kantor Polisi
Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti Hananto Seno mengatakan, aksi pria tersebut dilakukan sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu petugas tengah apel pagi. Lalu, pria tersebut masuk ke halaman polres dan berteriak-teriak sambil mengacungkan pisau.
Seorang pria nekat membawa pisau masuk ke Mapolres Lumajang, Jawa Timur. Tidak hanya itu, pria yang diduga mengidap gangguan jiwa itu disebut juga sempat mengacungkan pisau dan menantang sejumlah polisi yang tengah berdinas di markas polisi.
Kejadian ini pun terekam dalam sebuah video amatir yang beredar di berbagai media sosial (Medsos). Dalam video berdurasi 1 menit 13 detik, tampak seorang pria tengah dikepung oleh sejumlah polisi berpakaian dinas.
-
Apa yang terjadi di video yang viral? Video berdurasi 20 detik tersebut memperlihatkan seseorang yang diklaim sebagai Gibran yang sedang menggendong bayi sambil mengumandangkan takbir.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
-
Siapa yang marah di video viral? Viral Istri Ngamuk Lihat Suaminya Naik ke Panggung Mau Nyanyi Sama Biduan, Dipukul lalu Didorong Suruh Turun Tidak semua orang suka melihat pasangannya tampil di panggung bernyanyi bareng penyanyi. Ada sebagian langsung emosi hingga melabrak ke panggung. Seperti seorang istri yang baru-baru ini viral di media sosial. Dia murka melihat suaminya naik ke panggung dangdut.
-
Apa yang terjadi dalam video viral tersebut? Video yang menampilkan seorang sopir truk video call dengan keluarga dan menyatakan tak memperbolehkan anaknya jadi polisi viral di media sosial. Video itu diambil di depan kantor Polsek Tebo Tengah, Kabupaten Tebo, Jambi.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Bagaimana depresi situasional terjadi? Depresi situasional adalah contoh depresi yang tidak menentu. Biasanya, kondisi ini ditandai dengan munculnya gejala murung, perubahan pola tidur dan makan, ketika ada kejadian yang memberi tekanan mental yang cukup tinggi. Gejala depresi situasional muncul akibat respons otak terhadap stres.
Dalam pengepungan tersebut, tak terdengar jelas bentuk percakapan yang terjadi antara pelaku dan sejumlah polisi tersebut. Namun, setelah salah satu polisi itu berhasil mendekati pelaku, sejumlah anggota lainnya tampak turut memegangi pelaku.
Kapolres Lumajang, AKBP Eka Yekti Hananto Seno mengatakan, aksi pria tersebut dilakukan sekitar pukul 08.00 WIB. Saat itu petugas tengah apel pagi. Lalu, pria tersebut masuk ke halaman polres dan berteriak-teriak sambil mengacungkan pisau.
"Setelah personel polri apel pagi, yang bersangkutan jalan kaki masuk ke lapangan polres langsung berteriak-teriak sambil mengacungkan pisau dapur namun tidak menyerang petugas," katanya, Kamis (13/1).
Setelah ditangkap, diketahui jika pelaku berinisial R (27), merupakan warga Dusun Karangsungkup, Desa Kunir Kidul, Kecamatan Kunir, Lumajang. Dalam peristiwa ini, polisi juga mendapati keterangan jika pelaku tengah menderita depresi berat.
"Yang bersangkutan mempunyai riwayat depresi sejak kecil, pernah dirawat di Rs di Probolinggo dan sampai sekarang masih rutin minum obat yang diberikan oleh puskesmas. Pelaku akan dibawa ke RS Haryoto untuk penanganan awal dan dibuatkan rujukan ke RS Jiwa di Malang atau Surabaya, biaya ditanggung Pemkab Lumajang," katanya.
Sementara itu, Drajad Ali Fathoni, Kepala Desa Cukir Kidul yang turut dihadirkan dalam konferensi pers tersebut memohon maaf atas ulah wargnya yang dianggap meresahkan.
"Memang sejak kecil ada gejala-gejala seperti sakit jiwa, " ujarnya.
Sementara itu, Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Gatot Repli Handoko mengatakan, pria tersebut memang tidak nyambung saat ditanya polisi. Akhirnya, anggota melakukan penyelidikan dan diketahui jika R mengidap depresi.
Tak hanya itu, R memang rutin meminum obat untuk mengobati depresinya. Namun saat melakukan aksinya, R sedang kehabisan obat. Hal inilah yang diduga memicu R menjadi tidak terkendali.
"Pada saat kejadian yang bersangkutan memang kehabisan obat. Sekarang ini situasi sudah aman dan terkendali. Ditanya juga nggak nyambung, kemudian dilakukan lidik. Ternyata diketahui jika dia mengidap depresi," tegasnya.
(mdk/fik)