Diduga diperkosa 2 staf kampus Universitas Islam Riau, bocah SD hamil 7 bulan
Diduga diperkosa 2 staf kampus Universitas Islam Riau, bocah SD hamil 7 bulan. Ibur korban baru mengetahui sang anak hamil karena tetangganya melihat perut korban semakin membuncit dan sering mual-mual. Namun selama ini korban tak berani buka suara karena takut diancam kedua pelaku.
Bocah Sekolah Dasar (SD), berusia 14 tahun hamil 7 bulan setelah diduga diperkosa staf kampus Universitas Islam Riau (UIR). Mirisnya, pelaku berjumlah 2 orang dan memiliki jabatan di kampus swasta ternama di Riau itu.
"Ibu korban sudah membuat laporan ke kita. Dan saat ini, kasusnya tengah diselidiki," ujar Wakil Kepala Polresta Pekanbaru AKBP Edy Sumardi Priadinata kepada merdeka.com, Jumat (31/8).
-
Dimana kekerasan pada anak dilarang? Banyak negara telah mengesahkan undang-undang yang melarang kekerasan terhadap anak.
-
Bagaimana kebiasaan memanjakan anak dapat membuat mereka sulit menghadapi penolakan dan kegagalan? Anak yang terbiasa dimanjakan sering kali kesulitan menghadapi penolakan atau kegagalan karena tidak terbiasa dengan batasan dan aturan. Mereka cenderung mudah merasa kecewa, marah, atau frustasi ketika tidak mendapatkan apa yang diinginkan.
-
Apa keputusan pengadilan terkait asuh anak? Hari ini, pengadilan memutuskan bahwa Sarwendah berhak atas asuh ketiga anaknya.
-
Apa dampak pelukan bagi anak? Anak yang sering dipeluk atau merasakan sentuhan fisik dari orang tua juga cenderung memiliki hati yang tenang dan dapat menularkan kebahagiaan kepada orang lain ketika mereka dewasa. Hal ini karena mereka tidak terpapar kekerasan dan merasa aman serta dicintai.
-
Kenapa mimisan pada anak sering kali menjadi kekhawatiran orang tua? Meskipun biasanya tidak berbahaya dan dapat berhenti dalam waktu 5 hingga 10 menit, mimisan seringkali menjadi kekhawatiran bagi orang tua.
-
Mengapa memanjakan anak secara berlebihan berdampak buruk terhadap kemandirian mereka? Anak yang terlalu dimanjakan cenderung tumbuh menjadi individu yang kurang mandiri karena terbiasa bergantung pada orang tua atau orang lain untuk memenuhi kebutuhannya. Mereka kesulitan melakukan tugas-tugas sederhana yang seharusnya bisa mereka lakukan sendiri, seperti merapikan mainan atau memakai baju.
Ibu korban berinisial Nur mengungkapkan, baru mengetahui sang anak hamil karena tetangganya melihat perut korban semakin membuncit dan sering mual-mual. Namun selama ini korban tak berani buka suara karena takut diancam kedua pelaku.
"Ada dua orang yang sering mengajak anak saya tanpa sepengetahuan saya. Mereka berdua bekerja di Kampus UIR," kata Nur saat ditemui di Pekanbaru.
Nur menceritakan, awalnya tetangga curiga melihat kondisi perut korban yang membesar. Dan korban sering mual-mual setiap kali makan. Nur langsung menanyakan informasi tersebut kepada anaknya.
"Anak saya diam saja kalau ditanya. Dia tidak mau ceritakan yang sebenarnya. Tapi langsung saya bawa ke Puskesmas. Ternyata hasil pemeriksaan, anak saya hamil 5 bulan," kata Nur.
Meski sudah ketahuan hamil, korban tetap diam dan tidak menjawab pertanyaan ibunya. Sang ibu tak dapat berbuat apa-apa karena kondisi ekonomi mereka juga pas-pasan.
Hingga akhirnya, Nur menemukan Lembaga Bantuan Perlindungan Perempuan dan Anak Riau (LBP2AR), Rosmaini. Nur pun langsung menceritakan yang dialami anaknya.
Setelah dibujuk Rosmaini, akhirnya korban mau menceritakan peristiwa pilu yang dialaminya selama ini. Sambil menangis, korban mengaku digilir kedua pelaku secara bergantian.
"Jadi korban mengaku sering diajak oleh kedua pelaku. Para pelaku ini merupakan staf di sebuah kampus swasta," kata Rosmaini kepada merdeka.com.
Setelah mendengar pengakuan korban, akhirnya LBP2AR melaporkan kedua staf kampus itu ke Polresta Pekanbaru. Laporan pertama diterima polisi pada 13 Juli 2018. Pelaku yang dilaporkan adalah inisial US usianya diperkirakan 60 tahun.
Kemudian, laporan kedua dilayangkan pada 7 Agustus 2018 dengan dugaan pelaku inisial RP berusia diperkirakan 55 tahun. Kedua terduga pelaku ini bekerja pada satu kantor di kampus swasta yang dikenal dengan Fakultas Hukum paling top di Riau tersebut.
"Korban sudah divisum di Rumah Sakit Bhayangkara. Sudah 2 kali visum," kata Rosmaini.
Rosmaini menyebutkan, korban mengaku bergantian melayani kedua pelaku dengan terpaksa. Sebab, korban selalu diancam jika tak menuruti kehendak kedua pelaku.
"Pelaku US itu anak buahnya RP, mereka satu kantor. Kami berterima kasih kepada pihak kepolisian yang sudah merespon kasus ini. Orang tua korban ini orang susah, mereka cuma pemulung," kata Rosmaini.
Baca juga:
Duterte: Selama ada perempuan cantik akan selalu ada pemerkosaan
PSI apresiasi Pengadilan Tinggi Jambi vonis bebas korban pemerkosaan
Ditemukan pingsan di terminal Balikpapan, YAP mengaku habis diculik dan diperkosa
Usai jalan-jalan, gadis di Palembang diperkosa pacar baru di dalam mobil
Polisi buru pemerkosa bocah SD di Samarinda
Aborsi bayi hasil perkosaan, WA akhirnya dibebaskan hakim PT Jambi
Berkalung kertas karton, pria di Berau tuntut keadilan ke Jokowi