Diduga kabur, pemimpin Dimas Kanjeng Samarinda diburu polisi
Diduga kabur, pemimpin Dimas Kanjeng Samarinda diburu polisi. Polisi masih mencari keberadaan pemimpin Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng (YPDK) Majelis Ta'lim Daarul Ukhuwah Samarinda, Sumaryono. Sumaryono menghilang dari padepokan begitu kasus pembunuhan pengikut Dimas Kanjeng.
Polisi masih mencari keberadaan pemimpin Yayasan Padepokan Dimas Kanjeng (YPDK) Majelis Ta'lim Daarul Ukhuwah Samarinda, Sumaryono. Sumaryono menghilang dari padepokan begitu kasus pembunuhan pengikut Dimas Kanjeng, hingga berujung pada penangkapan Taat Pribadi oleh aparat kepolisian.
Pasca-laporan pengikutnya ke Polresta Samarinda, Sabtu (8/10) lalu, yang mengaku rugi Rp 23,5 juta dengan janji uang akan berlipat ganda, polisi bergerak menindaklanjuti laporan itu. Namun belakangan, Sumaryono, yang bergelar Sultan Agung dari Dimas Kanjeng sejak November 2015 lalu, belum diketahui keberadaannya.
"Tidak dipanggil, kita pasti akan tangkap. Alamatnya dicek dia tidak ada. Masih kita lidik di mana posisi dia," tegas Kasat Reskrim Polresta Samarinda, Kompol Sudarsono kepada merdeka.com, Rabu (12/10) sore.
Diterangkan Sudarsono, tidak menutup kemungkinan, Polresta Samarinda akan berkoordinasi dengan Polda Jawa Timur, untuk mencari Sumaryono. Namun saat ini, koordinasi itu masih belum perlu.
"Kita cari informasi sekitar sini dulu. Cek, asalnya kan di sana (Jawa Timur), nanti kita cek dari keluarganya lah," ujar Sudarsono.
Masih dijelaskan Sudarsono, posisi terakhir Sudarsono berada di pulau Jawa. Bahkan saat penutupan padepokan oleh Pemkot Samarinda, Sumaryono masih berada di Jawa, meski belum diketahui lokasi persisnya.
"Informasi terakhir kan dia arahnya ke Jawa. Apakah dia kembali atau tidak ke Samarinda, kita masih belum tahu. Kita pantau dulu sambil kita perkuat BAP (Berita Acara Pemeriksaan) kasus yang lain dulu," terang Sudarsono.
Sejauh ini, belum lagi ada pelapor yang melapor ke kepolisian terkait dugaan penipuan padepokan Dimas Kanjeng di Samarinda. Sudarsono mengimbau, warga lainnya yang merasa dirugikan untuk melaporkan ke posko pengaduan Dimas Kanjeng, di Mapolresta Samarinda, Jalan Slamet Riyadi No 01.
"Belum ada (laporan lain). Kalau ada yang merasa dirugikan lainnya, silakan lapor ya," pungkas Sudarsono.
Diketahui, salah seorang pengikut padepokan Dimas Kanjeng di Samarinda, Ida, melapor ke kepolisian Sabtu (8/10) lalu, ditemani dengan seorang kerabatnya. Dua kotak kayu yang dia dapatkan dari padepokan dengan mahar Rp 5 juta per kotak, dia bawa ke kepolisian sebagai bukti keikutsertaan dia di YPDK Majelis Ta'lim Daarul Ukhuwah di Jalan Ir Sutami, Sungai Kunjang, Samarinda.
Dia merasa tertipu, uang Rp 23,5 juta tak kunjung tergandakan seperti yang dijanjikan padepokan.
Baca juga:
Tunggu hasil penggandaan, pengikut Dimas Kanjeng rela tak pulang
Korban Dimas Kanjeng asal Sragen tuntut uang mereka dikembalikan
Pulangkan ribuan pengikut Dimas Kanjeng, Mensos terjunkan Tagana
4 Bulan menghilang, Jarot diduga ikut Padepokan Dimas Kanjeng
4 Pembelaan mati-matian Marwah Daud pada Dimas Kanjeng
-
Siapa Diandra Minunet? Diandra Minunet, yang merupakan putri sambung dari Bella Saphira, saat ini sedang menempuh pendidikan di Universitas Indonesia.
-
Kapan Awaloedin Djamin meninggal? Awaloedin Djamin meninggal dunia pada usia 91 tahun, tepatnya pada Kamis, 31 Januari 2019 pukul 14.55 WIB.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
-
Kenapa pengelola kata sandi penting? Beberapa orang masih sering menggunakan kata sandi yang sama untuk banyak akun berbeda. Apabila ada peretas yang berhasil mengetahui akun sandi tersebut, maka berpotensi bisa mengakses semua akun yang pengguna miliki. Oleh karena itu, manfaatkan pengelola kata sandi.
-
Apa yang diharapkan dari Dana Desa di Purwakarta? “Alhamdulillah, dana desa sangat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Purwakarta, khususnya yang berada di desa. Ini terlihat dari jumlah Desa Mandiri di Purwakarta yang meningkat menjadi 60 desa, dari yang sebelumnya 25 desa. Capaian ini merupakan lompatan yang luar biasa bagi Purwakarta,” ucap Anne.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.