Dilema penambahan kuota haji
Indonesia berharap bisa mendapatkan kuota 300 ribu.
Pemerintah Indonesia saat ini tengah berupaya mendapatkan tambahan kuota haji. Hal ini dilakukan untuk mengurangi antrean panjang di berbagai daerah. Indonesia berharap bisa mendapatkan kuota 300 ribu. Tahun ini, kuota jemaah haji Indonesia sudah mencapai 221 ribu.
Indonesia berencana melobi khusus pemerintah Arab Saudi. Targetnya adalah mendapatkan kuota jemaah haji dari negara-negara Afrika yang tak terpakai. Jika mendapatkan tambahan, setidaknya membantu mengurangi antrean.
Namun, di tengah upaya mendapatkan tambahan kuota ada sisi dilemanya. Mina pangkal utamanya. Soal Mina ini, bertahun-tahun pemerintah Indonesia sudah sering memberikan masukan, namun belum ada solusi.
Wilayah Mina yang terbatas menyebabkan tidak bisa dilakukannya perluasan. Sedangkan kuota dari berbagai negara kembali normal, tidak hanya Indonesia. Mina sekarang menjadi padat.
Tahun ini tenda-tenda di Mina penuh sesak dengan jemaah. 1 Tenda bisa diisi puluhan jemaah sehingga mengakibatkan para jemaah kurang nyaman saat menginap. Ruang geraknya terbatas saat istirahat. Terlalu sempit.
Sudah berkali-kali Indonesia mendesak agar Pemerintah Arab Saudi meningkat penginapan di Mina. Jadi tidak hanya bentuknya tenda, sehingga dengan bangunan bertingkat bisa menampung lebih banyak jemaah. Termasuk bangunan toilet, juga harus ditingkatkan karena sering terjadi antrean panjang. "Mina itu menjadi titik krusial," kata Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin di Kantor Urusan Haji Daker Madinah, Jumat (8/9).
Satu sisi jika ada penambahan kuota lagi itu menjadi kabar baik. Tapi di sisi lain, akan menjadi persoalan. "Itu riskan. Kuota bertambah tanpa pembenahan fasilitas, menurut saya itu sesuatu yang berbahaya," jelas Menag.
Kuota jemaah haji Indonesia tahun 2017 kembali normal menjadi 211 ribu. Bahkan, setelah Presiden Joko Widodo melakukan lobi khusus kepada pemerintah Arab Saudi, kuota ditambah 10 ribu. Sehingga total kuota tahun ini sebanyak 221 ribu.
Kuota tahun ini lebih banyak 52.200 jika dibanding empat tahun terakhir yang hanya 168.800. Sebab, sebelumnya ada pemotongan kuota sebesar 20 persen.
Meski kuota Indonesia paling banyak sedunia, namun masih terjadi antrean panjang dalam daftar tunggu. Rata-rata daftar tunggu 10-20 tahun. Bahkan di Kabupaten Sidrap, Sulawesi Selatan, waktu tunggunya sekitar 35 tahun.