Din Syamsuddin anggap kasus Setya Novanto menggelikan
Bukti rekaman antara Setya Novanto dan bos Freeport harus dibuka ke publik agar jelas.
Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menganggap kasus pencatutan nama Presiden Jokowi dan Wapres Jusuf Kalla yang diduga dilakukan Ketua DPR Setya Novanto, menggelikan. Din berharap Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) bekerja dengan sebaik-baiknya karena persoalan ini menyangkut etika legislator.
"Menurut saya kasus ini menggelikan dan harus segera diselesaikan oleh MKD. Kalau sampai berat sekali kepentingan politiknya dan ada rekayasa, maka akan menurunkan marwah DPR," ujar Din Syamsuddin saat memberikan kuliah umum di kampus Pascasarjana Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Solo, Rabu (25/11).
-
Mengapa Jokowi memaksa Freeport membangun smelter di Indonesia? Untuk itu, Jokowi memaksa PT Freeport membangun industri smelter tembaga di Gresik.
-
Apa yang dilakukan Jokowi di Sumatera Utara? Presiden Joko Widodo atau Jokowi melanjutkan kegiatan kunjungan kerja di Provinsi Sumatra Utara (Sumut), Jumat (15/4), dengan bertolak menuju Kabupaten Padang Lawas. Jokowi diagendakan meninjau Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sibuhuan hingga menyerahkan bantuan pangan untuk masyarakat.
-
Bagaimana Serka Sudiyono mendapatkan hadiah sepeda dari Presiden Jokowi? Saat itu pula Serka Sudiyono mendapat hadiah sepeda dari Presiden Jokowi. Ia pun tak menyangka, hari di mana ia mendapat hadiah sepeda itu merupakan hari ulang tahun istri dan anak pertamanya. Sepeda itu langsung dipakai oleh anaknya ke sekolah.
-
Siapa yang mendapat santunan duka dari Jokowi? Santunan diberikan kepada 12 orang penerima simbolis terdiri atas perwakilan penerima bantuan rumah rusak berat, sedang, ringan, dan ahli waris korban meninggal dunia.
-
Siapa Mbah Joget? Dilansir dari kanal YouTube Tri Anaera Vloger, Mbah Joget sendiri merupakan seorang penari atau ronggeng pada masa kolonial Belanda.
-
Siapa Lettu Soejitno? Lettu R.M. Soejitno Koesoemobroto lahir di Tuban pada 4 November 1925. Ia merupakan putra R. M. A. A. Koesoemobroto, bupati Tuban ke-37. Semasa hidupnya, ia mengalami tiga zaman yaitu zaman penjajahan Belanda, Jepang, dan Kemerdekaan RI.
Sebagai benteng terakhir marwah DPR, MKD harus bisa menyelesaikan kasus ini. Penegakan etika dan moral anggota DPR di tangan MKD.
Terkait bukti berupa rekaman pembicaraan antara Setya Novanto dengan Dirut PT Freeport Indonesia Maroef Sjamsoeddin, perlu dibuka ke publik. Sehingga kasus tersebut menjadi jelas.
"Fokusnya harus pada isu ada pertemuan atau tidak. Lantas apa isi pembicaraannya, benarkan ada yang minta saham,” tandasnya.
Dia menambahkan, kasus tersebut perlu segera diklarifikasi dan diverifikasi. Dilihat dengan pendekatan etika, Din Syamsuddin menyebut pertemuan antara pengusaha perusahaan swasta dengan pejabat tinggi negara kurang tepat.
"Kasus ini antara perusahaan swasta asing dengan pejabat tinggi negara. Jadi harus dibuka selebar-lebarnya dan harus diselesaikan," ucapnya.
(mdk/noe)