Dinas Tata Kota bangun Masjid Raya Tangsel
Konsep masjid ini merupakan masjid yang ramah lingkungan, dan memiliki banyak pencahayaan dari desain interior mihrab.
Sebagai elemen paling mendasar dalam pembangunan suatu bangsa, agama merupakan menjadi pondasi dari kehidupan. Agama merupakan proses yang menjadi landasan dan acuan paling hakiki di dalam diri manusia, hingga dapat terukur dari cara dia mengelola kehidupannya.
Kepala Dinas Tata Kota Bangunan dan Pemukiman (DTKP) Kota Tangerang Selatan Dendy Priandana mengatakan Masjid ini insya Allah akan didirikan tepat di samping Gedung Pemkot Tangsel atas prakarsa Pemerintah Daerah Kota Tangerang Selatan.
Pembangunan berlangsung dua tahap, untuk tahap awal ini akan dibangun fisik terlebih dahulu, dan tahap kedua akan dibangun menara serta dekorasi gedung.
“Masjid ini terdiri dari dua lantai, dengan luas 80x80 meter, dapat menampung jamaah sebanyak 1400 jamaah di lantai bawah dan 350 di lantai atas,” ujarnya.
Lanjutnya, konsep masjid ini merupakan masjid yang ramah lingkungan, dan memiliki banyak pencahayaan dari desain interior mihrab yakni peletakan bukan pada kisi-kisi beton sanggahan dibuat guna memasukan cahaya matahari lebih banyak.
Bahkan Dendy mengatakan, untuk arah kiblat sudah ditetapkan oleh Kementerian Agama. Sementara itu, untuk pembangunan menara yang merupakan titik nol Tangsel, akan dibangun di 2016, nantinya menara tersebut dilengkapi dengan fasilitas lift.
“Masjid ini juga nantinya akan menjadi pusat komunikasi, koordinasi antar masjid dan syiar agama khususnya di Tangerang Selatan. Sehingga urgensi membangun ini bukan hanya masalah perlunya tempat ibadah bagi Kantor Pemerintah Kota Tangerang Selatan semata,” ucapnya.
Sekretaris DTKBP, Mukkodas Syuhada menyatakan tampak depan masjid tersebut didesain selaras dan terpadu dengan kantor Pemkot Tangsel. Bernuansa minimalis terdiri dari lempengan-lempengan beton yang tertata simetris dan vertikal (menjulang ke atas tanpa batas).
“Diartikan bahwa inilah tempat ibadah yang mulia untuk memanjatkan doa dan bermunajat bagi para hamba-Nya,” terangnya.
Mukkodas juga mengatakan, goresan kaligrafi Islam yang terukir secara horizontal di antara hamparan kisi-kisi lempeng beton, bermakna bahwa sesungguhnya keelokan bangunan adalah citra dan cermin ketenangan, kedamaian, keterpaduan antar jamaah yang ada di dalamnya.
“Makna bangunan masjid secara keseluruhan adalah: tempat ibadah yang agung, indah, sejuk, nyaman, dan menenangkan sehingga sangat layak untuk beribadah dan berinteraksi baik secara vertikal maupun horizontal,” terangnya. (ADV)