Dinkes Tasik Pastikan Tidak Korban Efek Jajanan Cikibul Mengalami Rusak Usus
Sejumlah anak yang sempat mendapatkan perawatan saat ini kondisinya sudah sehat kembali.
Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat memastikan tidak ada anak yang mengalami kerusakan usus akibat mengonsumsi ciki ngebul (Cikbul) nitrogen cair. Sejumlah anak yang sempat mendapatkan perawatan saat ini kondisinya sudah sehat kembali.
Kepala Bidang (Kabid) Pengawasan, Pelayanan Kesehatan dan Tempat Usaha Dinkes Tasikmalaya, Reti Zia Dewi Kurnia mengatakan bahwa pada 15 November 2022 memang sempat ada sejumlah anak yang diduga mengalami gejala sakit usai mengonsumsi cikbul.
-
Kapan Pasar Weleri diresmikan? Sejatinya gedung itu telah diresmikan pada Desember 2023.
-
Di mana Pasar Pakelan berada? Di Desa Sidorejo, terdapat sebuah pasar tradisional yang letaknya terpencil bernama Pasar Pakelan. Lokasinya berada di pinggiran desa.
-
Kapan Pasar Takjil Rawamangun ramai dikunjungi? Pasar takjil Rawamangun, sudah mulai ramai dikunjungi sejak pukul 15:00 WIB sampai pukul 19:00 WIB.
-
Apa yang dijual di Pasar Pakelan? Selain Haniq, ada pula Tawinem. Di pasar itu ia membeli gorengan. "Di sini apa-apa Rp500-an. Ini puli pecel, bahannya dari beras," kata Tawinem.
-
Kapan Pasar Pakelan ramai? Pasar itu sendiri hanya ada dua kali setiap lima hari, yaitu setiap hari pasaran wage dan legi. Pasar itu biasanya ramai jam 6-7 pagi.
Pada saat itu, jumlah korban tercacat 23 orang, 16 tidak bergejala dan sisanya bergejala. Dari 7 orang tersebut, 6 orang mengalami pusing dan 1 orang sempat muntah-mudah kemudian dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
"Saat ini (seluruh korban) sudah sehat semuanya. Jadi gak ada lagi tambahan korban dan kejadiannya gak ada lagi selain waktu itu," kata Reti kepada wartawan, Senin (9/1).
Sempat beredar kabar adanya korban berusia 4 tahun yang kondisinya parah dan membutuhkan tindakan operasi. Reti memastikan bahwa kabar tersebut tidak benar. Seluruh korban dipastikan sudah sembuh dan kembali ke rumah masing-masing saat itu juga.
"Tidak benar juga kalau para korban keracunan cikbul seperti informasi yang beredar sekarang ususnya bolong-bolong dan rusak juga," ujar dia.
Terkait adanya korban akibat cikbul, dijelaskan Reti, pihaknya langsung membuat laporan resmi ke tingkat yang lebih atas. Pihaknya juga langsung menindaklanjuti surat edaran Kementerian kesehatan bekerjasama dengan Balai Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan juga melaporkannya.
“Hasil penanganan, evaluasinya dan laporan sudah dikirimkan ke Kemenkes RI kejadian itu. Kalau analisa studi kasus hasilnya pun sudah disampaikan ke Kemenkes RI," tandasnya.
Dalam kejadian dugaan keracunan akibat cikbul, diakuinya pihaknya tidak memiliki hasil lengkap uji kasus dan tidak bisa menyimpulkan. Itu dikarenakan ranahnya ada di Kementerian Kesehatan, sehingga yang dilakukan adalah laporan kejadian dengan langkah sosialisasi agar kejadian serupa tidak kembali terjadi.
(mdk/gil)