Dirikan rehab narkoba berbasis pesantren, Kiai Maulana dipuji Mensos

Proses penyembuhan zat adiktif yang dilakukan tempat ini dipandang beda dengan lokasi lainnya.

Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa yang melakukan kunjungan kerja di Purbalingga Jawa Tengah, Minggu (22/3), mendatangi satu tempat institusi penerima wajib lapor (IPWL), yakni Ponpes dan rehabilitasi narkotika YPI Nurul Ichsan Al Islami di Kalimanah Purbalingga.

Dalam kesempatan tersebut, Khofifah melihat beberapa proses rehabilitasi yang dilaksanakan di pesantren yang dipimpin Kiai Haji Achmad Ichsan Maulana. Menurutnya, metode yang dilakukan dalam proses rehabilitasi sosial berbasis pesantren ini sangat menarik karena merehabilitasi korban yang tingkat adiksi berat.

"Kita mencoba melakukan harmonisasi dari varian-varian pola rehabilitasi sosial yang dilakukan berbagai IPWL. Variannya bisa berbeda, kalau di sini (Ponpes YPI Nurul Ichsan Al ISlami), misalnya dengan ramuan-ramuan rebusan tadi. Itu rupanya bisa menjadi bagian dari detoksifikasi medik. Kemarin yang saya datangi di Sibolangit Center menggunakan ramuan di minum setiap hari, itu juga bagian dari detoks. Setelah didetoks, ini kemudian terintegrasi dengan rehabilitasi sosial," katanya usai mengunjungi YPI Nurul Ichsan Al Islami, Minggu (22/3).

Lebih lanjut, diakuinya, perbedaan IPWL berbasis pesantren dengan IPWL lainnya berada pada rehabilitasi korban penyalahgunaan narkotika yang dipilih untuk direhabilitasi. "Yang menarik adalah rehabilitasi sosial yang berbasis pesantren, rata-rata mereka mengambil penderita yang tingkat adiksinya berat sampai kepada mereka (korban) mengalami gangguan mental psikotik. Kalau di sini (Ponpes Nurul Ichsan Al Islami) kan tadi kita lihat sebagian besar, mereka mengalami gangguan mental psikotik,"

Ia mengemukakan pengalamannya saat berkunjung ke pesantren yang lain, proses detoksinya dilakukan dengan cara yang berbeda. "Ketika saya ke Demak, ternyata mereka juga melakukan hal yang sama. Jadi yang sudah berat (adiksinya), justru mereka yang bisa diserap pesantren untuk mendapat proses rehabilitasi medik," ucapnya.

Ia juga mengutip pendapat salah satu pakar yang mengemukakan, proses penyembuhan dari zat adiktif bisa dilakukan melalui cara mengintegrasikan rehabilitasi sosial dengan spiritual.

"Menurut Profesor Dadang Hawari, kesembuhan dari mengintegrasikan pola rehabilitasi sosial dengan spiritual itu lebih bisa mencegah 60 sampai 70 persen. Jadi, kalau tadi kita lihat ada yang mengalami gangguan psikotik, tetapi ketika melakukan istigfar itu ritmenya bener. Kalau itu terus menerus dibiasakan, maka akan mengajak dia untuk bisa mengembalikan sel-sel memorinya sampai kepada proses penyembuhannya," ucapnya.

Baca juga:
Razia narkoba, 8 pria & 6 wanita pendamping karaoke diamankan polisi
Lulusan RSJ pakai obat dosis tinggi untuk teler
Polda Riau razia 15 tempat hiburan malam tanpa hasil
Pengedar ekstasi bentuk bebek ditangkap dengan cara undercover buy
Transaksi sabu di makam mewah San Diego Hill, 2 pria diringkus BNN
BNN gagalkan penyelundupan 25 kg sabu bermodus teh impor