Ditahan 7 hari tak terbukti membuat bom, Budi Sinaga dibebaskan Densus 88
Ditahan 7 hari tak terbukti membuat bom, Budi Sinaga dibebaskan Densus 88. Kepulangan Budi disambut hangat keluarga dan tetangganya. Rumah mereka penuh. Tidak ada yang khawatir pria itu terlibat dalam jaringan pelaku teror.
Drama penangkapan terduga teroris di Kota Tanjung Balai, Sumut, mulai terkuak. Salah seorang yang ditangkap Densus 88 buka suara setelah dibebaskan karena tidak terbukti terlibat aksi teror.
Adalah Budi Sinaga (34) yang telah dipulangkan ke rumahnya di Beting Kuala Kapias, Teluk Nibung, Tanjung Balai, Senin (21/5) malam. Dia diantar pulang beberapa petugas kepolisian, setelah 7 hari ditahan di Mako Brimob Polda Sumut di Medan.
-
Apa yang ditemukan Densus 88 saat menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? "Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata. Logo ISIS misalnya, logo-logo yang merujuk pada tanda tertentu yang biasa digunakan kelompok teror, salah satu misalnya bendera bendera itu ya," kata dia di GBK, Jumat (6/9).
-
Mengapa Densus 88 menangkap ketujuh pelaku ancaman terhadap Paus Fransiskus? Dijelaskan, Densus 88 Antiteror diberikan mandat untuk melakukan pencegahan sedini mungkin setiap ancaman, setiap serangan teror yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok.
-
Bagaimana Densus 88 menemukan ancaman terhadap Paus Fransiskus? Hasil pemantauan, ditemukan postingan-postingan bermuatan ancaman dan provokasi yang ditujukan kepada Paus Fransiskus saat melakukan kunjungan ke Indonesia.
-
Dimana Densus 88 menemukan bukti ancaman terhadap Paus Fransiskus? Kita temukan barang barang yang terkait propaganda saja seperti penggunaan logo logo, foto-foto, kemudian kata-kata.
-
Dimana serangan teroris terjadi? Serangan tersebut terjadi di gedung teater Crocus City Hall yang berlokasi di Krasnogorsk, sebuah kota yang terletak di barat ibu kota Rusia, Moskow.
-
Siapa yang ditangkap Densus 88 karena mengancam Paus Fransiskus? Ada ketujuh orang terduga pelaku teror itulah yang mengunggah di akun media sosial pribadi.
Namun, dua saudara Budi bernama Beni dan Syaiful belum dipulangkan. Begitu pula dengan Julian, tetangga mereka.
Syaiful dan Beni mengalami luka tembak setelah diterjang timah panas petugas pada saat penangkapan Senin (15/5) pekan lalu. Mereka masih dirawat di RS Bhayangkara Medan. Syaiful dikabarkan dalam kondisi kritis.
Kepulangan Budi disambut hangat keluarga dan tetangganya. Rumah mereka penuh. Tidak ada yang khawatir pria itu terlibat dalam jaringan pelaku teror.
Budi mengaku mendapat tindak kekerasan selama penangkapan dan penahanan. "Polisi mengaku mereka dari kepolisian menangkap saya karena saya diduga melakukan tindak kriminal, yakni membuat bom untuk aksi terorisme," katanya kepada wartawan.
Padahal ternyata dia tidak terlibat sama sekali dengan kelompok teroris mana pun. Dia pun akhirnya dibebaskan. "Alasan mereka, setelah ditahan 7x24 saya tidak terbukti melakukan tindak kriminal yakni membuat bom, sehingga saya dilepaskan," ungkapnya.
Budi berharap aparat keamanan merehabilitasi namanya. "Saya ingin nama saya dibersihkan," kata pria yang sehari-hari bekerja sebagai teknisi elektronik ini.
Sementara Beni dan Syaiful, terutama Syaiful, sempat dikabarkan meninggal dunia ditembak polisi. Dalam video yang beredar di media sosial, dua orang yang diduga adalah kedua pria ini, terkapar di jalan. Sementara petugas bersenjata tampak sibuk di sana.
Pada grafis yang diunggah akun resmi Polda Sumut tertera bahwa 2 orang tewas dalam penangkapan di Tanjung Balai, pekan lalu. Namun tidak diinformasikan siapa yang tewas.
Awalnya Syaiful dan Beni yang diduga tewas. Namun Budi memastikan keduanya masih menjalani perawatan.
Lebih rinci, pada grafis yang diunggah akun itu disebutkan Densus 88 berhasil menangkap 3 terduga teroris di Tanjung Balai. Dinyatakan pula penangkapan itu diwarnai baku tembak. Dua orang terduga teroris disebutkan tewas karena melawan, sedangkan salah satunya ditembak pada bagian kaki dan diamankan.
Tertera kutipan dari Kapolda Sumut Irjen Pol Paulus Waterpauw yang membeberkan, "Penangkapan dilakukan pada hari ini pada Selasa 15 Mei 2018. Penangkapan pertama dilakukan kepada terduga teroris atas nama Dodi di Tanjung Balai. Penangkapan kedua terjadi pada pukul 12.00 WIB terhadap terduga teroris atas nama Agus Setiawan Sirait di Jalan Yos Sudarso, Teluk Nibung. Sedangkan penangkapan ketiga atas nama Hendra di dekat RSUD dr Tengku Masyhur, Sumatera Utara."
Seperti halnya setelah penangkapan pekan lalu, Polda Sumut juga enggan berkomentar soal pembebasan Budi. Kabid Humas Polda Sumut AKBP Tatan Dirsan Atmaja mengaku tidak tahu informasi itu.
"Jadi kami tidak tahu tentang informasi tersebut. Kami juga mengetahuinya juga dari media, berhubung penindakan tersebut yang melakukan adalah Densus 88 berkenan konfirmasinya ke Densus 88 atau Mabes Polri," jawabnya saat dikonfirmasi, Selasa (22/5).
Dari rentetan informasi yang beredar terdapat sejumlah nama yang mucul dari penangkapan di Tanjung Balai. Selain Budi, Beni, Syaiful, dan Julian, juga ada nama Dodi, Agus Setiawan Sirait, dan Hendra. Siapa saja atau jumlah pasti yang diamankan dan diduga terlibat dalam aksi terorisme belum dijelaskan pejabat kepolisian terkait, sehingga ada kekhawatiran muncul kesimpangsiuran informasi di masyarakat.
Baca juga:
Pascabom Surabaya dan Sidoarjo, 74 terduga teroris ditangkap di sejumlah daerah
14 jenazah terduga teroris dimakamkan di Komplek Mr X Sidoarjo
Keluarga terduga teroris hadiri proses pemakaman di komplek Mr X Sidoarjo
Empat jenazah terduga teroris kembali dimakamkan di komplek Mr X Sidoarjo
Densus 88 tangkap terduga teroris di Tegalsari Surabaya