Ditangkap di hutan, juragan sawit masih pakai sarung penuh darah
Saat ditangkap, juragan sawit juga masih memegang sebilah parang yang digunakan untuk membunuh istrinya.
Penangkapan terhadap H Badun (65), pembunuh istrinya sendiri Hj Faisek (55), tidak begitu sulit. Juragan sawit itu ditangkap sedang jalan kaki di hutan dalam pelariannya enam jam usai kejadian.
Kapolres Banyuasin AKBP Julihan Muntaha mengungkapkan, petugas dari Polsek Sungsang langsung bergerak melakukan pencarian setelah mendapat informasi dari warga bahwa pelaku pergi ke hutan. Tepat di Desa Sungai Parit, Jeruju, Banyuasin, atau sekitar enam kilometer dari rumahnya, pelaku berhasil ditangkap dalam posisi linglung setelah jalan kaki enam jam.
"Tidak ada perlawanan saat penangkapan. Kemudian pelaku digiring ke Mapolsek Sungsang," ungkap Julihan, Rabu (11/2).
Saat ditangkap, pelaku masih mengenakan sarung dan baju koko yang berlumuran darah. Di tangannya juga memegang sebilah parang yang digunakan pelaku untuk membunuh istri yang dia nikahi 40 tahun silam.
"Sarung, baju koko, dan parang dijadikan alat bukti," kata dia.
Atas perbuatannya, tersangka dijerat Pasal 338 KUHP dengan ancaman di atas 15 tahun penjara.
"Untuk sementara Pasal 338 tentang pembunuhan. Tetapi akan dikembangkan lagi sesuai pemeriksaan nanti," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, juragan sawit H Badun (65) menghabisi nyawa istrinya sendiri, Hj Faisek (55) di rumahnya di Desa Teluk Macan, Sungsang I, Kabupaten Banyuasin, Sumsel, Senin (9/2) pukul 16.30 WIB.
Korban ditemukan warga tergeletak bersimbah darah di lantai rumahnya dengan sepuluh luka bacokan. Diantaranyan leher nyaris putus, lengan kanan dan kiri putus, jari tangan kanan putus, dan luka bacokan di bagian pinggul. Warga sebelumnya mendengar suara gaduh dan teriakan dari dalam rumah. Karena takut, warga tidak berani mendekat.
Beberapa saat kemudian, warga melihat tersangka ke luar rumah sambil membawa parang dan bajunya masih berlumuran darah segar. Pembunuhan ini diduga motif cemburu. Pelaku curiga istrinya berselingkuh dengan seorang anak buahnya yang bekerja di kebun kelapa sawit miliknya.