Doni Monardo Bandingkan Kekuatan Medis: 1 Dokter Paru Melayani Lebih 130 Ribu Warga
"Di sinilah kekuatan kita, yaitu gotong royong dan ini menjadi modal sosial kita yang terkuat bapak presiden," kata Doni.
Ketua Pelaksana Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Letjen TNI Doni Monardo mengungkapkan langkah-langkah penanganan pandemi Covid-19 di hadapan Presiden Joko Widodo. Pertama ia melaporkan terkait ketahanan nasional.
"Salah satu poin penting dalam tugas itu adalah bagaimana gugus tugas meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan, sehingga kami mencoba untuk melakukan berbagai macam langkah upaya sehingga arahan dari bapak presiden terkait dengan masalah peningkatan ketahanan nasional di bidang kesehatan, ini menjadi tugas yang prioritas," kata Doni di Graha BNPB, Rabu (10/6/2020).
-
Mengapa Doni Monardo diberi penghargaan oleh Presiden Jokowi? Atas kegigihannya menangani Covid, Jokowi memberikan penghargaan kepada Doni pada Maret 2023.
-
Siapa Doni Monardo? Doni Monardo adalah sosok perwira tinggi TNI yang lahir pada tanggal 7 Januari 1960. Ia merupakan sosok yang memiliki pengalaman yang luas dalam bidang penanggulangan bencana dan penanganan krisis.
-
Kapan Doni Monardo meninggal? Doni Monardo meninggal pada Minggu, (3/12) pukul 17.35 WIB.
-
Apa jabatan terakhir Doni Monardo? Jabatan terakhir jenderal Doni adalah Panglima Komando Daerah Militer III/Siliwangi.
-
Bagaimana Presiden Jokowi saat ini? Presiden Jokowi fokus bekerja untuk menuntaskan agenda pemerintahan dan pembangunan sampai akhir masa jabaotan 20 Oktober 2024," kata Ari kepada wartawan, Senin (25/3).
-
Siapa yang menggugat Presiden Jokowi? Gugatan itu dilayangkan Tim Pembela Demokrasi Indonesia (TPDI) melayangkan gugatan terhadap Presiden Joko Widodo (Jokowi) ke Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN).
Doni juga menyampaikan bahwa tim medis untuk penanganan Covid-19 terbatas. Ia mencontohkan, dokter spesialis paru hanya berjumlah kurang dari 2.000 orang. Itu artinya satu dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga negara Indonesia.
"Bapak presiden mengingat kalau kita hanya mengandalkan (tenaga) kesehatan semata, kekuatan kita terbatas, dokter paru yang ada jumlahnya kurang dari 2.000 orang. Artinya 1 dokter paru harus melayani lebih dari 130 ribu warga, sehingga kami titik beratkan kepada upaya pencegahan. Di sinilah kekuatan kita, yaitu gotong royong dan ini menjadi modal sosial kita yang terkuat bapak presiden," kata Doni.
Selain tim medis, Doni menyebut ujung tombak penanganan Covid-19 adalah komando dari kepala negara hingga tingkat RT/RW untuk mengubah perilaku masyarakat untuk patuh protokol kesehatan.
"Kemudian targetnya adalah masyarakat yang sehat harus tetap kita pertahankan sehat selalu, yang kurang sehat menjadi sehat, dan yang sakit sebagaimana bapak presiden perintahkan harus bisa kita obati sampai sembuh. Oleh karenanya, tahapan-tahapannya bapak presiden harus kita lakukan secara hati-hati, setiap rapat kabinet terbatas bapak presiden selalu menekankan kehati-hatian," terang Doni.
Reporter: Delvira Hutabarat
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Doni Monardo: 44 Persen Wilayah di Indonesia Berstatus Aman Covid-19
Hadapi New Normal, Kapolri Tegaskan Keselamatan Rakyat Hukum Tertinggi
Kasus Ambil Paksa Jenazah Covid-19 di Sulsel, 33 Warga Diamankan, 5 Orang Reaktif
RSD Wisma Atlet Rawat Inap 525 Pasien Covid-19 Per 10 Juni 2020
Doni Lapor ke Jokowi: Penanganan Covid-19 Tak Bisa Hanya Andalkan Sektor Kesehatan
Ini 36 Lokasi Check Point & Pemeriksaan SIKM di Bodetabek selama PSBB Transisi