Dosen Unes ini ujian doktoral di Sungai Janglot, gua dan pantai
Dosen Unes ini ujian doktoral di Sungai Janglot, gua dan pantai. Menurut Lina, karya seni 'Pacitanian' adalah sebuah persilangan antara seni, pendidikan dan ilmu pengetahuan.
Deasylina da Ary, Dosen Seni jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Universitas Negeri Semarang (Unes) segera merampungkan program doktoralnya di Institut Seni Indonesia (ISI) Surakarta, Jawa Tengah, pada Sabtu (21/1).
Uniknya, rangkaian agenda ujian doktoral terbuka tersebut digelar di Sungai Janglot, terletak di Dusun Janglot, Desa Pelem Pringkuku, Gua Tabuhan di Desa Wareng, Kecamatan Punung dan berakhir di tepi Pantai Srau, Desa Candi, Kecamatan Pringkuku, Kabupaten Pacitan, Jawa Timur.
Dengan mengusung tajuk 'Pacitanian Education of Arts' atau model pendidikan seni berbasis lingkungan, Lina, sapaan akrab Deasylina da Ary mengatakan, isi dari karya doktoralnya ini adalah pelaksanaan pendidikan yang menimbulkan rasa ketertarikan terhadap teknologi dan memahami lingkungan Pacitan.
"Hasilnya adalah teknologi yang membawa kebaruan di Pacitan, jika secara sadar dimasukkan ke dalam pendidikan seni akan memperkaya imajinasi anak. Sehingga input imajinasi anak langsung dari lingkungan hidupnya," kata Lina, Sabtu (21/1).
Menurut Lina, karya seni 'Pacitanian' adalah sebuah persilangan antara seni, pendidikan dan ilmu pengetahuan.
"Karya ini mengangkat potensi yang dimiliki Pacitan, bukan hanya potensi keindahan alamnya. Namun, juga potensi prasejarah yang dimilikinya dalam bentuk sebuah karya seni pertunjukan," ujarnya.
Lebih lanjut, Lina yang belajar menari sejak usia lima tahun ini mengatakan, karya seni 'Pacitanian' dengan materi latihan ketubuhan di lingkungan alam Pacitan ini dapat menyeimbangkan input emosional anak.
"Emosional ini hadir dari cerita mitos dengan input intelektualitas yang hadir dari data dan fakta tentang sejarah manusia purba. Serta kepekaan ketubuhan yang berelasi dengan lingkungan alam Pacitan," ujarnya.
Lina menjelaskan, kondisi alam di Pacitan yang lebih spesifik dengan goa, sungai dan pantai dapat memberikan tantangan kepada anak-anak untuk meningkatkan kemampuan dan 'sensibilitas motoriknya' secara maksimal.
"Batuan licin dan arus sungai yang deras dan ombak yang kuat melatih tubuh anak, sehingga gerakan ini dapat mempengaruhi pembentukan syaraf otak anak," bebernya.
Dalam agenda ujian doktoral tersebut, Lina menyatakan akan digelar di tiga tempat berbeda selama satu hari, yaitu di Sungai Janglot di Dusun Janglot, Desa Pelem Pringkuku, Gua Tabuhan di Desa Wareng Kecamatan Punung dan berakhir di Pantai Srau sekaligus pertunjukan seni 'Pacitanian' tersebut.
"Di Sungai Janglot, latihan ketubuhan anak-anak mengeksplorasi lingkungan untuk melatih kemampuan motorik, di Gua Tabuhan, gundukan batu," ujarnya.
Lina menjelaskan, adanya bunyi stalaktit hingga ruangan goa yang gelap dan dingin sebagai arena permainan yang memberikan rangsangan imajinasi kepada anak-anak tentang aktivitas pembagian ruang manusia prasejarah.
"Kemudian yang terakhir, di Pantai Srau, anak dapat menikmati perbedaan cakrawala langit di kala sunset dan sunrise dalam sehari sekaligus. Serta berbagai permainan dilakoni dalam kegembiraan suasana api unggun," terangnya.
-
Apa hukuman yang dijatuhkan kepada PSIS Semarang? Hukuman bertanding tanpa penonton dikeluarkan langsung oleh PSSI selaku induk sepak bola Indonesia. Berdasarkan surat dari PSSI, PSIS Semarang dianggap melanggar Kode Disiplin PSSI Tahun 2023 karena terjadi pengulangan kejadian yang sama yaitu keributan antara suporter PSIS Semarang dengan suporter klub tamu. Keributan itu menyebabkan adanya korban luka-luka dan hal itu diperkuat dengan bukti-bukti yang cukup untuk menegaskan terjadinya pelanggaran disiplin.
-
Siapa yang didatangkan PSIS Semarang? Pada Selasa (14/11), PSIS Semarang resmi datangkan pemain baru mereka, Evan Dimas Darmono dari Arema FC.
-
Di mana Sekolah Gendhis? Sekolah Gendhis berada di Magelang, Jawa Tengah.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Apa pasal yang menjerat pelaku pembunuhan siswi di Palembang? Para pelaku terjerat pasal penganiayaan dan pencabulan anak yakni pasal 76 C dan Pasal 80 ayat 3 UU No. 35 Tahun 2014 Tentang Perlindungan Anak dengan ancaman hukuman maksimal 15 tahun penjara dan denda Rp3 miliar.
-
Apa yang ditemukan di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan? Kepolisian menemukan lima mayat di Universitas Prima Indonesia (UNPRI) Kota Medan usai menggeledah kampus swasta tersebut.
Dalam setiap sesi tersebut, Lina yang juga alumnus Universitas Negeri Surabaya (Unesa) ini menambahkan, anak-anak yang merupakan anak usia Sekolah Dasar (SD) akan menampilkan berbagai pertunjukan seni yang diolah secara apik oleh Lina yang juga sebagai seorang koreografer dan penari tersebut.
"Berbagai pertunjukan tersebut diantaranya eksplorasi sungai, permainan kodok, permainan suara saut-menyaut, permainan sriti, permainan keong, kemudian perayaan sunset, bebakaran ikan dan diakhiri dengan api unggun serta ujian terbuka di tepi Pantai Srau," pungkasnya.
Baca juga:
Ini strategi Anies mengentaskan ketimpangan pendidikan di Jakarta
Kebijakan Mendikbud soal sumbangan sekolah memberatkan wali murid
Jokowi minta pendidikan karakter bangsa dikembangkan
2017, UNS terima 6.291 mahasiswa baru
Gara-gara posting dugaan pungli di sekolah, guru honorer dipecat
Kemendikbud: Sekolah dilarang minta pungutan uang, kecuali sukarela
Unhas jadi satu-satunya kampus berbadan hukum di Indonesia Timur