DPR: 2 Lansia Meninggal di Banyumas Karena Sakit, Bukan Efek Vaksinasi Covid-19
Dua lansia asal Kabupaten Banyumas meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19, Senin (8/3). Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo meyakini, vaksinasi bukan penyebab meninggalnya dua lansia itu.
Dua lansia asal Kabupaten Banyumas meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19, Senin (8/3). Anggota Komisi IX DPR Fraksi PDIP, Rahmad Handoyo meyakini, vaksinasi bukan penyebab meninggalnya dua lansia itu.
Menurut dia, dua lansia tersebut memang sudah mempunyai penyakit jantung. Sehingga, tidak benar bila vaksinasi menjadi penyebab meninggalnya lansia itu.
-
Bagaimana vaksin polio memberikan kekebalan terhadap virus? Vaksin bekerja dengan memperkenalkan virus yang dilemahkan atau sudah mati ke dalam tubuh manusia. Dalam respons terhadap vaksinasi tersebut, tubuh akan menghasilkan antibodi untuk melawan virus polio.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu vaksin HPV? Vaksin HPV merupakan vaksin untuk mencegah infeksi human papillomavirus (HPV). HPV adalah virus yang dapat menyebabkan kutil kelamin dan berbagai jenis kanker di organ kelamin dan reproduksi, seperti kanker serviks, kanker penis, kanker anus, dan kanker tenggorokan.
-
Apa itu Vaksin Herpes Zoster? Vaksin Herpes ZosterSangat penting bagi masyarakat untuk melakukan pencegahan dengan mendapatkan vaksin Herpes Zoster. Hal ini agar kondisi seperti yang dijelaskan sebelumnya bisa dicegah. Vaksin Herpes Zoster sendiri perlu didapatkan oleh kelompok usia 50 tahun ke atas.
-
Bagaimana vaksin Mpox melindungi tubuh dari virus? Vaksin ini merupakan vaksin turunan dari cacar (smallpox) generasi ketiga yang bersifat non-replicating, artinya tidak menyebabkan virus berkembang biak dalam tubuh.
-
Kenapa bentuk kapsid virus berbeda-beda? Bentuk kapsid sangat bergantung pada jenis virusnya. Kapsid virus bisa berbentuk bulat, polihedral, heliks, atau bentuk lain yang lebih kompleks. Kapsid tersusun atas banyak kapsomer atau sub-unit protein.
"Saya kira ini kejadian tidak bisa dihubungkan adanya vaksinasi, hanya saja orangtua atau yang divaksinasi itu yang bersangkutan memang sudah sakit, ada penyakit jantung, jadi memang tidak ada hubungannya," katanya lewat pesan suara kepada merdeka.com, Selasa (16/3).
Menurut dia, sejak uji klinis satu, dua hingga proses ketiga, tidak ada hal-hal yang mengkhawatirkan terhadap vaksin Sinovac. Sehingga, bisa disimpulkan bila lansia meninggal usai divaksin memang karena serangan jantung. Kata dia, tidak ada hubungannya dan tak bisa disangkutpautkan dengan vaksinasi.
"Karena selama ini baik dari penelitian fase 1 fase 2 sampai fase 3 sampai pada proses vaksinasi sekarang ini kan tidak ada gejala berat yang mengiringinya, hanya sebatas nyeri, sebatas gatal, sebatas tidak nyaman yang disuntik, itu kan ringan kan dan akan hilang secara sendirinya," tuturnya.
"Jadi sekali lagi jangan ini dibikin suatu hal yang berlebihan. Ini sesuatu yang wajar proses, karena memang sakit, bukan karena efek maupun proses vaksinasi," tambah dia.
Rahmad mengajak, semua pihak untuk tidak takut vaksinasi yang berjalan hingga sekarang. Dia menjamin vaksinasi aman.
"Saya juga sudah menjalani vaksin dua kali, saya kira tidak ada masalah termasuk yang lain tidak ada gejala-gejala maupun efek yang sistemik tidak ada. Jadi tidak perlu kita tanggapi yang berlebihan karena memang tidak ada sangkutpautnya," pungkasnya.
Dinas Kesehatan Jawa Tengah menyebut dua lansia meninggal usai divaksin di Banyumas bukan karena efek kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), tapi adanya serangan jantung.
"Setelah kita cek ternyata almarhum punya penyakit penyerta serangan jantung," kata Kepala Dinas Kesehatan Jawa Tengah, Yulianto Prabowo di Semarang, Senin (15/3).
Dia menyebut dua lansia asal Kabupaten Banyumas meninggal dunia usai disuntik vaksin Covid-19, Senin (8/3). Namun, usai menjalani vaksinasi tahap pertama, Dinkes Banyumas menerima laporan bahwa kedua lansia tersebut dibawa ke RSUD Banyumas karena mengalami serangan jantung, Selasa (9/3), dan mereka meninggal dunia.
"Kita dapat laporannya bahwa dua orang yang sudah sepuh meninggal setelah kondisinya kritis di rumah sakit," jelasnya.
Secara keseluruhan, selama proses vaksinasi berlangsung sampai saat ini, sejumlah warga mengeluhkan efek samping yang ditimbulkan mulai dari nyeri pada lengan tangan sampai mengantuk.
"Setiap orang gejalanya beda-beda," ungkapnya.
Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan kedua lansia yang meninggal di Banyumas tak ada hubungannya dengan vaksinasi
"Kejadian di Banyumas ada yang meninggal karena sakit jantung," kata Ganjar.
Sementara itu, Ketua Pokja Infeksi Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan, mengungkapkan, sampai saat ini belum ada penelitian atau laporan yang menyebutkan bahwa vaksinasi bisa menyebabkan serangan jantung. Sehingga kata dia, dua lansia yang meninggal dunia di Banyumas karena serangan jantung bukan disebabkan oleh vaksin Covid-19.
"Selama ini tidak ada laporan yang menyebutkan vaksin bisa menimbulkan serangan jantung," kata Erlina saat dihubungi, Selasa (16/3).
Tidak hanya serangan jantung, Erlina juga menegaskan, tidak ada efek Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti gejala lumpuh.
"Demikian juga tentang gejala lumpuh, belum ada laporannya yang menyebutkan vaksin bisa membuat lumpuh. Bisa jadi, dua kasus tersebut (serangan jantung dan lumpuh) terjadi karena kebetulan saja," ungkapnya.
Baca juga:
Kemenkes Tegaskan Vaksinasi Covid-19 Gotong Royong Gratis, Bukan Mandiri
11.096 Lansia di Palembang Telah Vaksinasi Covid-19
LIPI Target Serahkan Bibit Vaksin Merah Putih Awal 2022
Kemenkes: Penundaan Distribusi Vaksin AstraZeneca Tak Terkait Isu Pembekuan Darah
Sanur Bakal Dibuka Penuh untuk Turis, 35 Ribu Warga dan Pekerja Akan Divaksin