Dua hari bertahan di atap masjid, sepasang lansia dievakuasi
"Kemarin saya diajak orang ngungsi ke masjid saja, ternyata terus naik airnya," ujar Masyhira.
Setelah seharian bertahan di atap Masjid Jamiatul Ikhwan, sepasang Lansia yaitu Marsyhira (63) dan Tar'an (86), akhirnya diungsikan oleh tim Pemadam Kebakaran Jakarta Timur dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).
Pantauan merdeka.com, terlihat pasangan suami istri yang menderita penyakit stroke tersebut berhasil dievakuasi ke posko pengungsian di Kantor Suku Dinas Kesehatan, Jakarta Timur, menggunakan tandu.
Keduanya merupakan warga Jalan Kebon Pala, Tanah Rendah Gang 20 RT 14/08 Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta Timur. Setibanya di tempat pengungsian terlihat fisiknya menurun dan langsung mendapatkan pertolongan dari petugas medis.
"Kemarin saya diajak orang ngungsi ke masjid saja, ternyata terus naik airnya," ujar Masyhira saat ditemui di Posko Pengungsian.
Selain itu, Masyhira mengaku mengungsi di masjid tersebut dan tak mau beranjak karena dirinya khawatir nantinya berpisah dengan anaknya Ahmad Muchtar yang pamit membeli makanan.
Bahkan saking khawatirnya dengan sang anak, Masyhira masih berusaha mencari anaknya tanpa memedulikan kondisi fisiknya yang berjalan bungkuk dan tertatih.
Melihat hal tersebut, para petugas posko pun dengan sikap melarangnya keluar. Sedangkan sang suami tidak berdaya akibat penglihatannya yang sudah tidak jelas terganggu akibat sakit diabetes yang diderita.
"Ibu di sini saja, nanti kalau ada orang yang kenal, minta panggilin anaknya saja. Ibu jangan kemana-mana," ungkap salah satu petugas posko.
Baca juga:
Jakarta banjir lagi, Jokowi salahkan DPRD lambat ketuk APBD
Cegah wabah penyakit, Pemprov DKI siapkan alat kebersihan
Korban banjir Kampung Melayu mengungsi di kolong flyover
Banjir Jakarta kumat, Telkomsel siap membantu
Warga Ciledug Indah ogah diungsikan karena enggak mau repot
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Siapa yang menangani banjir di Jakarta? Dia menjelaskan, BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan di setiap wilayah dan mengkoordinasikan unsur Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk melakukan penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi dengan baik bersama dengan para lurah dan camat setempat. "Genangan ditargetkan untuk surut dalam waktu cepat," ujar dia.
-
Kapan banjir pertama kali terjadi di Jakarta? Pada masa VOC sendiri telah dilakukan berbagai cara untuk menanggulangi banjir di Batavia (kini Jakarta). Gubernur Jenderal silih berganti mencoba berbagai upaya.
-
Di mana banjir Jakarta pada tahun 1960 terjadi? Mengutip dari buku Sejarah Kota Jakarta 1950-1980 karya Edi Setyawati dkk mengatakan, pada awal tahun 1960 terjadi banjir di Jakarta, setelah mengalami musim hujan yang hebat sehingga 7 kelurahan sangat menderita, terutama daerah Grogol dan sekitarnya.
-
Siapa saja yang terdampak oleh banjir? Dampak banjir sangat luas dan kompleks, melibatkan aspek kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Banjir sering kali menyebabkan penyakit yang disebarkan melalui air, seperti kolera dan leptospirosis, yang dapat menyebar dengan cepat di antara populasi yang terdampak. Dari sisi ekonomi, banjir dapat menghancurkan tanaman pangan, merusak infrastruktur, dan menghentikan aktivitas bisnis, mengakibatkan kerugian finansial yang signifikan.
-
Apa yang menyebabkan banjir dan mengapa bencana banjir sering terjadi di Indonesia? Banjir adalah gejala alam yang ditandai dengan meluapnya volume air hingga merendam suatu daerah. Banjir ini bisa disebabkan oleh curah hujan yang tinggi sehingga bendungan air di suatu wilayah tidak dapat menampung kemudian meluap. Bukan hanya itu, banjir juga bisa disebabkan oleh peresapan air atau drainase di suatu wilayah yang buruk.