Dubes Yuddy Chrisnandi 'Curhat' dalam Buku Dari Kyiv Menulis Indonesia
uddy menuntun untuk memasuki dimensi ruang pemikiran yang luas, menjangkau masa depan namun tetap diikatkan dalam kesadaran akan pemahaman nilai ke-Indonesiaan.
Duta Besar Indonesia untuk Ukraina, Georgia dan Armenia, Yuddy Chrisnandi meluncurkan buku karyanya berjudul 'Dari Kyiv Menulis Indonesia'. Dalam buku itu, Yuddy banyak menuangkan pemikiran selama menjalankan tugas menjadi Dubes sejak April 2017 ke buku karyanya tersebut.
Yuddy mengatakan, bukunya itu merupakan manifestasi pemikirannya, selama mengemban tugasnya sebagai Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh untuk negara Ukraina, Georgia dan Armenia yang berkedudukan di Kyiv, Ukraina sejak April 2017 lalu hingga sekarang ini.
-
Kurniawan Dwi Yulianto dianggap sebagai apa? Pria kelahiran Magelang ini dianggap sebagai salah satu pesepak bola terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
-
Kapan Kurniawan Dwi Yulianto lahir? Kelahiran Kurniawan Dwi Yulianto 13 Juli 1976
-
Siapa Dhuha Yuliandri Al Fatih? Dhuha Yuliandri Al Fatih, prajurit TNI AU, memikat hati publik dengan kegagahan dan inspirasinya di media sosial.
-
Kenapa Kurniawan Dwi Yulianto dipanggil "Kurus"? Pemain yang akrab dipanggil "Ade" dan juga sering dijuluki "Kurus" karena posturnya yang kecil ini lalu kembali ke Indonesia dan bermain di Liga Indonesia dan bermain dengan beberapa tim: PSM Makassar, PSPS Pekanbaru, PS Pelita Bakrie, Persebaya Surabaya, Persija Jakarta , Persitara Jakarta Utara, Persela Lamongan,hingga PSMS Medan.
-
Apa yang menjadi ciri khas dari Tahu Yun-Yi Bandung? Tahu ini dibuat dengan mengutamakan kualitas produksi serta pemilihan bahan yang tidak sembarangan. Mencicipi Lezatnya Tahu Yun-Yi, Oleh-Oleh Legendaris Bandung yang Sudah Ada sejak 1940 Siapa bilang tahu hanya menjadi oleh-oleh dari Sumedang? Rupanya, si kotak gurih ini juga bisa menjadi oleh-oleh saat Anda berkunjung ke Kota Bandung, loh.
-
Di mana Kurniawan Dwi Yulianto dilahirkan? Pria kelahiran Magelang ini dianggap sebagai salah satu pesepak bola terbaik yang pernah dimiliki Indonesia.
Dalam sambutannya saat peluncuran buku yang digelar di Aula Blok I Universitas Nasional, Jakarta Selatan, Yuddy mengaku buku tersebut merupakan benang merah pandangannya tentang pertahanan dan keamanan Indonesia, baik dari aspek geopolitik, ekonomi maupun pemetaan politik dalam negeri.
"Dalam satu bagian, saya menulis tentang terjadinya perubahan revolusioner kehidupan bangsa dan negara yang bergeser dari tata nilai communal state menjadi tata nilai global individual yang disebabkan oleh kemajuan IT (Information Technology)," ucap Yuddy, Selasa (8/10/2019).
Dia bahkan mengatakan, teknologi informasi kini telah menjadi kekuatan baru yang mengendalikan tatanan sosial budaya, mempengaruhi perdagangan domestik dan internasional, mengubah peta perpolitikan dan secara drastis merevolusi sistim pertahanan dan keamanan dunia.
"Kini, negara-negara maju membelanjakan sebagian besar anggaran militernya untuk belanja teknologi informasi berbasis data, karena mereka meyakini dengan penguasaan itu mereka akan unggul beberapa langkah di depan," ucap dia.
Menurut Yuddy, ke depan, penguasaan teknologi informasi, penguasaan Big Data, penguasaan algoritma dan artificial intelligence akan menjadi senjata yang paling berbahaya bagi kelangsungan hidup bangsa-bangsa di dunia, jauh lebih berbahaya sejak penemuan bom atom jelang akhir perang dunia ke dua.
"Teknologi ini mampu men-drive perilaku, kebiasaan, pemikiran manusia secara massal dalam waktu yang singkat," ucap dia.
Mantan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Men PAN-RB) itu juga mengatakan, pertahanan di masa depan tidak akan lagi mengandalkan alat dan sistem persenjataan konvensional seperti pesawat tempur, peluru kendali yang canggih, maupun penggunaan persenjataan pemusnah massal lainnya.
"Perang di masa yang akan datang akan dikendalikan oleh suatu sistem algoritma yang mengendalikan seluruh informasi vital individual setiap manusia, sistem ini mampu berjalan sendiri memprovokasi kelompok masyarakat, bangsa-bangsa, yang berpotensi menimbulkan chaos kemanusiaan di negara tertentu dan berimplikasi dampak buruknya juga bagi negara lainnya," ucap politikus Partai Golkar itu.
Buku setebal hampir 300 halaman ini memuat juga perhatian Yuddy dalam kerangka berpikir global dalam memperhatikan isu-isu lokal. Ia melepaskan semua gagasan dan pandangannya secara komprehensif, runut dan sistematis melihat persoalan serta tantangan dalam negeri Indonesia di tengah dinamika geopolitik dunia.
Melalui buku ini, Yuddy menuntun untuk memasuki dimensi ruang pemikiran yang luas, menjangkau masa depan namun tetap diikatkan dalam kesadaran akan pemahaman nilai ke-Indonesiaan.
Yuddy mengharapkan buku ini dapat menjadi referensi akademis bagi para pengambil keputusan dalam menentukan arah kebijakan negara ke depan. Dari Kyiv, Yuddy menulis tentang bagaimana Indonesia seharusnya untuk berselancar di atas gelombang revolusi dunia.
Baca juga:
Paguyuban Pasundan tawarkan Yuddy Crisnandi dan Aher kepada Jokowi dan Prabowo
Peduli budaya Sunda, Yuddy Chrisnandi terima penghargaan dari Jawa Barat
Kunjungi Ukraina, delegasi MPR bahas ekonomi hingga pendidikan
Kembali ke Golkar, Yuddy Chrisnandi jadi anggota Dewan Pakar
Kenalkan Indonesia, Dubes RI untuk Ukraina galang sister city
Politikus Golkar sindir Yuddy: Jangan jadikan Golkar alat kejar kekuasaan