Duka Komariyah, niat dapat sembako gratis berujung anak tewas terinjak
Sambil menyeka air matanya, Komariyah menceritakan saat berangkat Rizki dalam kondisi sehat tidak kurang satu apapun. Dia bersama Rizki pergi ke Monas menumpang bus Mayasari Bakti dari Ancol. Menurut dia, bus tersebut sudah disediakan.
Sabtu, 28 April 2018, merupakan hari yang ditunggu-tunggu oleh Komariyah, warga Pademangan, Jakarta Utara. Di hari itu, ia akan datang ke acara pembagian sesmbako gratis yang digelar di Lapangan Silang, Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat.
Beberapa hari sebelumnya, Komariyah mendapatkan kupon tersebut dari tetangganya namun beda RW. Saat itu, ia tergiur untuk mengajak anaknya, Rizki Syahputra (10) karena iming-iming terdapat area bermain untuk sang buah hati.
-
Apa yang dilakukan warga di Monas saat libur panjang? Beberapa pengunjung terlihat menggelar tikar untuk piknik bersama keluarga. Beberapa pangunjung lainnya asyik berfoto dengan latar belakang tugu tertinggi di Indonesia tersebut.
-
Apa yang menjadi sumbangan Teuku Markam untuk Monas? Tak hanya itu, dari total berat emas tersebut, 28 kg emas ternyata merupakan sumbangan dari Teuku Markam.
-
Apa yang Dinda Hauw lakukan di Monas? Dinda Hauw bikin heboh dengan penampilan cantiknya saat ikutan aksi bela Palestina.
-
Kapan warga menikmati libur panjang di Monas? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024). Libur panjang Isra Mikraj dan Tahun baru Imlek 2024 dimanfaatkan sejumlah warga untuk berekreasi di Monas.
-
Siapa yang menikmati libur panjang di Monas? Sejumlah pengunjung tampak meramaikan kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta, pada Kamis (8/2/2024).
-
Siapa yang akan melakukan penyampaian pendapat di sekitar Monas? Kami imbau untuk masyarakat yang akan melintas di sekitar Monas untuk mencari jalan alternatif lainnya karena akan ada aksi penyampaian pendapat di Patung Kuda,” terangnya.
Usut punya usut, acara tersebut digelar oleh Forum Untukmu Indonesia (FUI).
Sambil menyeka air matanya, Komariyah menceritakan saat berangkat Rizki dalam kondisi sehat tidak kurang satu apapun. Dia bersama Rizki pergi ke Monas menumpang bus Mayasari Bakti dari Ancol. Menurut dia, bus tersebut sudah disediakan.
"Naik dari Ancol sampai sana (Monas) saya jam 10 turunnya masih jauh dari lokasi (pembagian sembako) itu saya gendong rizki itu," kata Komariyah mengawali cerita di kediamannya, Pademangan, Jakarta Utara, Rabu (3/5).
Sayang, tubuhnya yang sudah tak muda lagi letih usai menggendong mendiang Rizki. Alhasil, ia memutuskan untuk tidak mengantri dulu untuk mengambil sembako. Dia menyebut saat itu sekitar pukul 11.00 Wib dan antrian sudah menyemut. Rizki pun minta diturunkan dari gendongan dan mengaku lapar.
"Saya bilang emak capek, emak nggak ngantri. Antrean penuh," kisahnya.
Selang beberapa menit, Rizki mengeluh lapar. Komariyah pun mengajak jagoan kecilnya itu untuk mengantri ke stand pengambilan makanan. Ada dua kupon yang dipegang untuk makanan.
Saat itu seingatnya ada delapan orang di depannya yang sedang ikut mengantre. Malang, ia dan mendiang Rizki dirangsek oleh orang-orang dari belakang yang juga ingin menukarkan kupon tersebut.
Keduanya pun terdorong-dorong
"Sudah di belakang saya ngantri di situ, ada delapan orang mah ya. Saya di situ berdiri sama Rizki. Nggak tahunya ada gerombolan dari belakang ngedorong untung Rizkinya nggak jatuh," kenang Komariyah.
Komariyah menuturkan, kondisi sudah tidak kondusif. Saling dorong pun tidak terhindarkan. Saat dirinya menoleh ke belakang untuk melihat dan menghindar dorongan dari belakang, Rizki justru terdorong jatuh dari antrean di depannya.
"Ada yang ngedorong dari depan. Jatuh anak saya keinjak juga kakinya. Akhirnya saya belum sempat ngambil makanan, saya sobek kupon, saya gendong anak saya. Saya bawa ke belakang sana ke tenda deket pohon," ungkap Komariyah sambil menahan air mata.
Komariyah lemas. Terlebih saat melihat Rizki tidak mampu berdiri dan lemas. Komariyah pun menyuruh anak bungsunya itu untuk rebahan di rumput. Tapi, kata Komariyah, Rizki malah muntah dan kejang.
"Saya tidurin di rumput, muntah-muntah, langsung kejang. Sudah kejang saya minta tolong sama ada lima orang laki-laki di stand, saya minta tolong saja enggak ditolongin," cerita dia.
'Maafin Emak ya Rizki'
Sambil menahan air matanya, Komariyah menyampaikan penyesalannya sudah mengajak Rizki ke acara gratisan tersebut.
"Saya makamin sebelah bapaknya. Maafin emak ya Rizki," rintih Komariyah.
Saat Rizki tengah lemas usai terinjak-injak antrean, seorang aparat TNI datang membantu. Rizki pun dibawa ke stand kesehatan dengan motor. Namun, kata Komariyah, Rizki tidak langsung ditangani. Dokter di stand kesehatan kemudian merujuk Rizki ke RSUD Tarakan.
"Ada bapak ABRI nolong anak saya, langsung dia bawa ke stand kesehatan dibawa pakai motor. Saya di sana tuh nggak ada penanganan apa-apa. Yaudah dokternya bilang rujuk aja rujuk langsung ke RSUD Tarakan," ungkap Komariyah.
Sambil terisak Komariyah bercerita, saat pukul 02.00 Wib, Minggu (29/4) dinihari, Rizki dibawa ke ruangan PICU. Bungsu dari empat saudara itu pun menghembuskan napas terakhir ketika waktu menunjuk pukul 04.35 Wib.
"Pas jam dua dibawa ke ruang PICU di atas ya. Nah pas di ruang situ dirawat sampai meninggalnya. Saya dibilangin masih ada napasnya jam 04.00 Wib, dia meninggal jam 04.35 Wib," ungkap dia.
Sebelumnya, Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes raden Argo Prabowo Yuwono mengatakan jika mendiang Rizki ditemukan di luar pagar dan tidak dalam keadaan sedang mengantresembako. "Kita temukan di luar pagar tergeletak," kata Argo. "Kita temukan tidak mengantre," tambahnya.
Pihaknya mendapat laporan pada tanggal 28 April sekitar pukul 15.00 ada anak laki-laki berumur 13 tahun pingsan di luar area Monas atau di seberang Mabes Angkatan Darat. Anak ini kemudian dibawa Satpol PP ke RS Tarakan.
"Setelah dicek di RS Tarakan masih hidup. Kemudian beberapa menit kemudian korban meninggal dunia," jelasnya.
Argo menambahkan anak tersebut meninggal karena suhu badan yang tinggi dan kekurangan cairan atau dehidrasi.
Seorang anak lainnya yang meninggal dunia berumur 11 tahun. Ia meninggal dunia di RS Tarakan pada Minggu (29/4) pada pukul 05.00 Wib.
Baca juga:
Kronologi bocah antre sembako FUI di Monas, terinjak hingga akhirnya tewas
RSUD Tarakan tak ungkap penyebab kematian bocah antre Sembako di Monas
Mensos: Acara bagi sembako jangan selesaikan masalah tapi muncul masalah baru
Usai polisikan Ketua FUI, Ibunda Rizki histeris panggil anaknya
Acara bagi sembako di Monas ricuh, Sandiaga diminta jangan cuci tangan
Difitnah terlibat acara di Monas, Politisi PDIP polisikan akun @MuchlistHassan