Dukung gerakan antiberita hoax, Gubernur Jateng bacakan prosa
Gerakan antiberita hoax di Semarang dimeriahkan 35 organisasi masyarakat. Dalam kesempatan ini, Gubernur Jawa Tengah membacakan prosa yang meminta agar menghentikan penyebaran berita permusuhan, adu domba dan kebohongan lewat sosial media agar tercipta Indonesia damai.
Sebanyak 35 elemen yang tergabung dalam Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) Kota Semarang, Minggu (8/1). Mereka berkomitmen mengampanyekan gerakan antiberita hoax yang cenderung memecah belah bangsa di Car Free Day (CFD) Jalan Pahlawan, Kota Semarang, Jawa Tengah.
Kota Semarang merupakan salah satu dari enam wilayah di Indonesia yang serentak melakukan aksi antihoax 8 Januari. Jika di Semarang ada 35 elemen masyarakat yang terlibat, total organisasi yang mendukung aksi ini di Jawa Tengah mencapai lebih dari 100.
-
Apa yang terjadi pada kucing liar di Semarang? Banyak kucing liar yang hilang dan tersisa hanya satu ekor dalam keadaan mengenaskan.
-
Kenapa banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
-
Apa yang ditemukan di Kota Lama Semarang? Dari ekskavasi itu, tim peneliti tidak hanya menemukan struktur bata yang diduga merupakan bagian dari benteng Kota Lama. Namun juga ditemukan artefak berupa fragmen keramik, botol, kaca, tembikar, serta ekofak berupa gigi, tulang, tanduk hewan, dan fragmen Batubara yang jumlahnya mencapai 9.191 fragmen.
-
Di mana banjir terjadi di Semarang? Banjir terjadi di daerah Kaligawe dan sebagian Genuk.
-
Siapa yang mengungkapkan kekagumannya terhadap Semarang? Sementara itu Prapan Disyatat mengaku terkesan dengan pelayanan yang ramah dan kebersihan sejak dari Bandara Internasional Ahmad Yani sampai Rumah Dinas Gubernur Jateng Puri Gedeh.
-
Kapan banjir terjadi di Semarang? Curah hujan tinggi yang mengguyur Semarang pada Rabu (13/3) hingga Kamis dini hari menyebabkan sejumlah daerah dilanda banjir dan tanah longsor.
Deklarasi dimulai pukul 06.30 WIB dan dihadiri ratusan pendukung gerakan dengan mengenakan kaos polo biru tua. Di dada sebelah kanan dan punggung tertera tulisan “Turn Back Hoax” berlatar belakang bangunan Lawang Sewu, museum bangunan sejarah dan ikon Kota Semarang.
Tepat pukul 07.00 wib, koordinator aksi Semarang Farid Zamroni Mardiyansyah membacakan naskah deklarasi di depan ratusan anggota gerakan dan simpatisan.
“Menyatakan berdirinya Komunitas serta Gerakan Anti Hoax Semarang. Semoga Allah Yang Maha Kuasa masih melimpahkan cahayanya dari langit, untuk menerangi hati nurani sebagian besar anak bangsa Indonesia untuk tidak terjebak kabar bohong, untuk menolak segala jenis hoax, untuk menghindari segala ujaran kebencian, untuk meninggalkan semua majelis permusuhan. karena kita satu bangsa, satu langit menaungi, satu ibu pertiwi menyayangi,” tegas Farid dalam deklarasi.
Tak hanya itu, enam tokoh masyarakat Semarang turut membacakan prosa berantai dengan judul 'Mengapa Kami Tolak Hoax'. Di antara para pembaca prosa, ada Gubernur Jateng Ganjar Pranowo, Ketua Kadin Kota Semarang Arnaz Agung, Sekjen Ikatan Guru Indonesia Mampuono, dan GM Star Hotel Semarang sebagai wakil Pegiat Wisata Benk Mintosih.
“Hentikanlah penyebaran berita permusuhan, adu domba, fabrifikasi cerita, kebohongan yang disebarkan lewat sosial media, dan lini-lini online berbasis ponsel. Demi masa depan kita, masa depan anak-anakmu, demi Indonesia. Agar kita bisa beribadah dengan tenang, memuja dan memuji Tuhan, atas nikmatnya pada negeri yang damai ini,” ungkap Ganjar.
Ratusan peserta bertepuk tangan meriah usai prosa selesai dibacakan. Acara dilanjutkan dengan penandatanganan dukungan kampanye oleh masyarakat. Gubernur dan perwakilan elemen didaulat sebagai yang pertama bertandangan. Dilanjutkan para pendukung dan masyarakat umum. Sebagian warga terlihat berswafoto dengan latar belakang baliho tolak hoax atau alat-alat peraga yang disediakan panitia.
Ganjar yang ditemani sang istri, Siti Atikoh Supriyanti usai acara mengungkapkan Indonesia menduduki peringkat terbawah dalam kemampuan literasi.
“Tapi di tingkat kecerewetan nomor lima di dunia. Jadi kita itu jago cerewet tanpa literasi,” kata politisi PDI Perjuangan ini.
Kondisi ini, menurut Ganjar menjadikan mudah tersebarnya berita sumir, bohong, bahkan cenderung memfitnah.
“Mayoritas masyarakat yang pada dasarnya sudah malas membaca menjadi mudah diprovokasi atau dipengaruhi kabar-kabar yang tidak benar. Maka saya titip, mulai pagi ini jaga perilaku kita, jaga omongan kita terutama dalam bersosial media. Hoax yang bikin hoek ini sudah meresahkan. Ayo berani jujur, jangan pakai anonim, tabayun dan demi Indonesia, hentikan penyebaran fitnah dan berita bohong,” pungkasnya
Selain Jawa Tengah, aksi serupa juga digelar di berbagai wilayah di Indonesia. Jakarta, Surabaya, dan Bandung melakukan deklarasi antihoax hari ini, sementara Yogyakarta akan melakukan aksi tersebut pekan depan.
(mdk/che)