Eijkman Melebur ke BRIN, Tugas Kemenkes Deteksi Covid-19 Makin Berat
LBM Eijkman menghentikan kegiatan deteksi Covid-19 sejak 31 Desember 2021 atau setelah resmi dileburkan ke BRIN.
Mantan Kepala LBM Eijkman Amin Soebandrio mengungkapkan peleburan Lembaga Biologi Molekuler (LBM) dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menghambat diagnostik terhadap hasil PCR (polymerase chain reaction) dan pemeriksaan whole genome sequencing (WGS). LBM Eijkman menghentikan kegiatan deteksi Covid-19 sejak 31 Desember 2021 atau setelah resmi dileburkan ke BRIN.
"Nah, yang saat ini menjadi tumpuan, juga harapan banyak orang adalah diagnostik PCR, kedua adalah WGS untuk (mendeteksi) apakah ini Varian Delta atau Alpha, ataukah Omicron," jelas Amin Soebandrio dalam rapat kerja dengan Komisi VII di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/1).
-
Bagaimana cara mengambil sampel untuk tes DNA? Pada umumnya, tes DNA dilakukan dengan cara mengambil sampel darah maupun jaringan tubuh seperti rambut atau kulit.
-
Kenapa penting untuk melakukan tes DNA? Oleh karena itu, penting untuk melakukan tes DNA agar bisa mengetahui struktur genetik dalam tubuh seseorang. Selain itu juga bisa mendeteksi kelainan genetik.
-
Siapa yang memimpin aksi demo petani Kendeng saat pandemi COVID-19? Aksi demo petani Kendeng kembali dilakukan saat pandemi COVID-19. Kala itu mereka menolak aktivitas penambangan yang dianggap berpotensi merusak lingkungan.
-
Bagaimana Dinkes Jateng berupaya untuk menekan angka penyebaran HIV? Untuk upaya menekan angka penyebaran HIV, Dinkes Jateng terus melakukan edukasi dan penyuluhan yang bekerjasama dengan yayasan dan menyasar komunitas mulai dari lesbian, gay, biseksual dan transgender (LGBT), pekerja seks, hingga penghuni lapas.
-
Apa saja manfaat dari tes DNA? Tes DNA sebenarnya tidak hanya bermanfaat sebagai itu saja. Tes DNA juga bisa dimanfaatkan untuk mendeteksi penyakit tertentu.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
"Diagnosis PCR dan WGS dengan sangat berat hati kami harus dihentikan tanggal 31 Desember kemarin," jelasnya.
Dengan dihentikannya kegiatan Eijkman, tugas deteksi Covid-19, baik diagnosis PCR maupun pemeriksaan WGS sampel pasien Covid-19 dibebankan kepada Balitbangkes Kementerian Kesehatan.
LBM Eijkman sebelumnya banyak membantu deteksi 95.000 hasil tes PCR hingga mendistribusikan ratusan ribu VTM (Viral Transport Medium). Serta menyumbang hasil WGS sebanyak 2.800 ke GISAID.
Kata Amin, Balitbangkes akan terbebani dan malah terhambat melakukan deteksi Covid-19 karena tugasnya dikerjakan sendiran.
"Teman-teman di Balitbangkes pun sebetulnya masih sangat mengharapkan lembaga Eijkman bisa terus berfungsi melakukan gitu, karena kalau ini mereka sendiri yang mengerjakan akan keteteran dan terjadi kelambatan," kata Amin.
Keterlambatan melakukan diagnosa dan deteksi Covid-19 akan berdampak pada pengendalian pandemi. Amin mencontohkan, keterlambatan deteksi transmisi lokal varian Omicron.
"Padahal, kita tahu bahwa kelambatan diagnosis Covid-19 itu dampaknya adalah pengendaliannya akan terlambat juga. Omicron misalnya, sampai satu minggu kita bisa bayangkan bahwa lokal transmisi itu bisa terjadi sebelum bisa kita deteksi," jelasnya.
"Oleh karenanya, kita harus bisa memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam melakukan baik PCR maupun WGS, itu yang kita harapkan," pungkasnya.
Baca juga:
Menko PMK: Omicron Pengaruhi Peningkatan Kasus Covid-19
Kasatgas: Kebijakan Penanganan Covid-19 Dinamis Menyesuaikan Ancaman
Update Kasus Aktif Covid-19 di Jakarta per 17 Januari 2022
Dokter Reisa: Aturan Pembatasan untuk 14 Negara Tak Efektif Lagi Dijalankan
Update Kasus Covid-19 di Indonesia Per 17 Januari 2022
Nadiem soal PTM di Tengah Omicron: Aturan SKB 4 Menteri Akomodir Kedaruratan Covid-19