Eks Dirdik Kejagung pesimis Jaksa Agung tuntaskan kasus Bansos Sumut
Keraguan itu lantaran Jaksa Agung berlatar belakang dari kalangan politisi.
Mantan Direktur Penyidikan Kejaksaan Agung, Chairul Imam meragukan independensi HM Prasetyo. Keraguan Chairul itu menyusul dugaan keterlibatannya dalam kasus dana bantuan sosial Provinsi Sumatera Utara, yang menyeret bekas sekretaris jenderal Partai NasDem Patrice Rio Capella.
"Saya ragukan beliau sekarang. Jangan-jangan loyalitasnya ke parpol bukan ke presiden. Lebih baik Jaksa Agung itu orang karir, profesional. Kebebasan sekarang bisa dihambat kalau parpol kuat mempengaruhi pimpinan. Artinya, betul-betul harus independen," kata Chairul, di Jakarta, Selasa (27/10).
Pandangan serupa juga dilontarkan pegiat anti korupsi Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz. Ia menegaskan bahwa kasus dana bansos mengkonfirmasi apa yang dikuatirkan selama ini tentang indepedensi Jaksa Agung yang berasal dari partai politik.
Menurutnya, kejadian akhir-akhir ini mengkonfirmasi apa yang ICW kritisi selama ini mengenai posisi Jaksa Agung dan Menteri Hukum dan HAM dari unsur parpol. ICW mengkuatirkan telah terjadi loyalitas ganda.
"Adanya pertemuan di kantor Partai Nasdem terkait kasus bansos, tentu ada relasi antara Rio Patrice Capella (PRC) dan Jaksa Agung sebagai kader partai. Dalam kondisi ini, muncul apa yang disebut loyalitas ganda," kata Donal.
Nama Jaksa Agung M. Prasetyo akhir-akhir ini makin sering muncul dalam pemberitaan. Penyebabnya soal isu pencopotan dirinya dari kursi orang nomor satu di korps Adhyaksa, dan terseretnya Prasetyo dalam pusaran kasus suap yang menjadikan mantan Sekjen Partai NasDem Rio Capella tersangka di Komisi Pemberantasan Korupsi.
Soal perombakan kabinet, desakan mencopot Prasetyo datang dari aktivis dan politisi. Divisi Hukum dan Monitoring Peradilan Indonesia Corruption Watch (ICW), Lalola Easter mengungkapkan bahwa kinerja jajaran Kejaksaan di bawah komando Prasetyo tidak memuaskan. Maka dari itu Lalola berharap ada reshuffle kabinet kerja jilid II untuk mendepak Prasetyo.
Koordinator Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS) Haris Azhar ikut mendesak Jokowi agar mencopot Prasetyo dari jabatannya. Sebab Prasetyo dinilai tidak punya kapasitas kuat menegakkan hukum.
Baca juga:
Pembelaan Jaksa Agung tersangkut kasus Rio Capella & didesak mundur
Jaksa Agung: Kami sedang tangani kasus konon orangnya tak tersentuh
Didesak mundur, Jaksa Agung bilang lagi bidik bukan orang biasa
Jaksa Agung klaim sedang tangani kasus korupsi orang besar
Kasus kriminalisasi KPK, YLBHI desak Jokowi copot Jaksa Agung
ICW nilai Jaksa Agung Prasetyo tidak kompeten & tak punya konsep
KontraS sebut Jokowi pelihara ketidakpastian jika tak copot Prasetyo
-
Siapa yang mengapresiasi langkah Jaksa Agung? Wakil Ketua Komisi III DPR Ahmad Sahroni mengapresiasi langkah Jaksa Agung yang tidak memberikan toleransi terhadap jaksa yang diduga terlibat korupsi.
-
Di mana letak Pura Agung Jati Pramana? Pura Agung Jati Pramana terletak di Jalan Bali nomor 4, Merbau Asih, Kota Cirebon, dan jadi salah satu lokasi religi yang unik.
-
Di mana letak Pura Agung Kertajaya? Mengutip laman Pemkot Tangerang, Pura Agung Kertajaya sudah berdiri sejak 1989 di Jalan KS Tubun nomor 108, Koang Jaya.
-
Apa makna dari nama Pura Agung Jati Pramana? Penamaan Pura Agung Jati Pramana memiliki arti kuat, yakni “mengagungkan Tuhan”, ”meninggikan jati diri manusia” dan “kekuatan”. Secara utuh, Agung Jati Pramana adalah kekuatan diri untuk memuja dan mengagungkan Tuhan.
-
Kapan Hendarman Supandji menjabat sebagai Jaksa Agung? Hendarman Supandji menjabat sebagai Jaksa Agung pada periode 2007-2010.
-
Apa yang diresmikan oleh Jokowi di Jakarta? Presiden Joko Widodo atau Jokowi meresmikan kantor tetap Federasi Sepak Bola Dunia (FIFA) Asia di Menara Mandiri 2, Jakarta, Jumat (10/11).