Eks Penyidik Senior KPK Blak-blakan Kehidupan Koruptor: Anak Rusak dan Pasangan Selingkuh
Eks Penyidik Senior KPK Blak-blakan Kehidupan Koruptor: Anaknya Rusak dan Pasangan Selingkuh
Mantan penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan menyoroti kehidupan seorang koruptor tidak sepenuhnya tenang. Salah satunya kehidupan keluarganya yang hancur.
- Deretan Kekalahan KPK Lawan Tersangka Kasus Korupsi di Sidang Praperadilan
- Blak-blakan Sekjen PDIP Hasto Dipanggil KPK Terkait Kasus Korupsi DJKA
- Mengintip Setumpuk Berkas Tuntutan SYL, Tebalnya Berlapis Capai 1.576 Halaman
- Eks Penyidik KPK: 15 Tersangka Pelaku Pungli di Rutan Jadi Hari Kelam Pemberantasan Korupsi
Contohnya anak dari koruptor yang menurutnya tidak akan menjadi sukses. Hal itu diunggah Novel dalam Podcast merdeka.com.
"Gini, mana ada koruptor yang anaknya menjadi sukses, enggak ada. Berapa banyak kemudian kalau kita pelajari kita lihat, kebetulan saya penyidik saya lihat detailnya (background) keluarganya kehidupan sosialnya pasti dilihat semua. Itu mereka kebanyakan rusak, mau anaknya kemudian dugem, hancur segala macem itu seperti itu yang terjadi," kata Novel dalam Podcast merdeka.com yang dikutip, Senin (22/7).
Bukan hanya dari anak saja, imbas dari perilaku yang koruptif, kata Novel turut mempengaruhi dalam kehidupan pasangan masing-masing.
"Mungkin bahkan suami istri seolah-olah baik padahal masing-masing memiliki selingkuhan, itu separah itu yang terjadi dan sebenarnya kalau hal itu bisa dipotret itu orang akan berfikir 'semoga aku dijauhkan dari kejadian seperti itu'," jelas dia.
Lain kehidupan berumah tangga lain juga di hadapan orang lain. Tentu seorang koruptor memiliki sifat di mata masyarakat, seakan-akan mereka memiliki topeng untuk menutupi kehidupan aslinya.
Baginya, kehidupan seorang koruptor tidak serta merta bahagia dengan bergelimang harta namun hasil kejahatan.
Beda cerita dengan seseorang yang pada dasar secara karakter dilatih sukses secara bertahap. Mereka adalah orang yang memiliki mentalitas yang kuat, inovatif.
"Kalau orang yang berbuat korupsi itu rata-rata kalaupun berbuat senang dia senang sebentar, pura-pura, enggak pernah saya melihat kemudian dia bahagia ketika melihat anaknya menjadi tumbuh menjadi anak yang hebat anak yang punya akhlak yang baik karakternya kuat terus kemudian berprestasi karena memang tahapan ilmunya betul-betul didapatkan dengan cara-cara yang benar enggak dengan cara yang curang atau karbitan kayak gitu," ujar mantan penyidik senior KPK itu.
Baginya, seorang koruptor tidak harus melulu pintar dalam segala atau hebat dalam suatu hal. "Ya mungkin karakter penjahat iya, pintar dalam berbuat untuk jahat," guyon Novel.