Eks Wagub Papua berkelit uang Rp 125 juta cuma untuk pulsa Akil
"Saya kirim pulsa itu. Itu waktu saya mengobrol di telepon, Pak Akil mengatakan, 'Eh Wagub, ini pulsa habis'."
Wakil Gubernur Papua pada 2006 sampai 2011, Alex Hesegem memberikan kesaksian menggelikan dalam persidangan terdakwa dugaan suap sengketa pilkada di Mahkamah Konstitusi dan pencucian uang, Akil Mochtar. Politikus Partai Golkar itu berkelit cuma memberikan uang 'pulsa' dan membayar utang kepada Akil sejumlah Rp 125 juta, padahal dalam dakwaan duit itu ditujukan buat menyuap Akil dalam kaitan beberapa sengketa pemilihan kepala daerah di MK.
Alex mengaku mengenal Akil sejak menjadi anggota DPR fraksi Partai Golkar. Lantas, tanpa banyak berbasa-basi, Jaksa Eli Kusumastuti, Pulung Rinandoro, dan Wawan Yunarwanto bergantian mencecarnya terkait pengiriman uang bertahap hingga mencapai Rp 125 juta.
Menurut ketiga jaksa itu, tanggal transfer dari Alex kepada Akil memang tidak sama dengan pembacaan putusan beberapa hasil sidang sengketa pemilihan kepala daerah di Papua. Antara lain Asmat, Boven Digul, Ndugu, Jayapura, dan lainnya. Tetapi, jaksa tetap yakin duit itu berhubungan dengan suap sengketa pilkada. Kendati demikian, Alex tetap berkilah.
"Saya kirim pulsa itu. Itu waktu saya mengobrol di telepon, Pak Akil mengatakan, 'Eh Wagub, ini pulsa habis.' Makanya saya transfer Rp 25 juta dan beberapa lagi," kata Alex saat bersaksi di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (3/4).
Kemudian, saat ditanya ihwal beberapa kiriman uang lain bernilai Rp 50 juta sebanyak dua kali dari Alex kepada Akil, dia mengatakan cuma sebagai pembayaran utang dan pemberian cuma-cuma terkait hari raya.
"Luculah kalau wagub kirim pulsa saja toh," sambung Alex.
Namun, Alex mengaku kerap berkomunikasi dengan Akil, apalagi terkait dengan penyelesaian sengketa pilkada. Sebab, lanjut dia, di Papua terdapat 29 kabupaten/kota yang hampir semua pilkada-nya berujung di MK. Tetapi, Alex berkelit dalam percakapan itu cuma meminta supaya prosesnya dipercepat biar tidak ada kekosongan kekuasaan di wilayahnya.
"Karena Akil teman dekat, saya suka cek penyelesaiannya. Harapan kita segera diputus cepat dan tidak banyak biaya. Sehingga tidak menyulitkan orang lain. Jawabannya kadang, 'Sabar.' 'Sedikit lagi diputuskan.'," ujar Alex.
Meski begitu, Alex tetap menampik duit itu adalah suap buat Akil. Dia juga mengatakan Akil hanya menyampaikan ucapan terima kasih, bahkan kadang-kadang tidak mengucapkan apapun. "Paling-paling terima kasih. Enggak jawab juga enggak apa-apa. Karena kita sudah teman lama," sambung Alex sambil tersenyum di depan hakim.