Eks Wakil Ketua KPK Membaca Situasi di Istana Negara, Ada Reinkarnasi Nepotisme dan Dinasti Politik
Menurut Busyro, bentuk nepotisme itu sudah ada sejak era orde baru.
Mantan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Busyro Muqoddas mendatangi gedung KPK bersama dengan para pegiat antikorupsi untuk beraudiensi dengan Ketua KPK, Nawawi Pomolango.
Dalam pembahasan mereka dengan Nawawi, sempat membahas soal situasi negara hingga beberapa kasus ditangani oleh KPK yang terbilang sensitif. Menurut dia beberapa kasus yang ditangani oleh KPK tidak lepas dari unsur politis.
- Maraknya Korupsi dan Nepotisme di Indonesia Jadi Fenomena Kemunduran Moralitas, Salah Siapa?
- Istana: Pembentukan Pansel KPK Diumumkan Bulan Ini
- MK: Jabatan Wapres Diisi Lewat Pemilu, Tidak Dapat Dikualifikasi Bentuk Nepotisme
- Cak Imin Samakan Praktik Dinasti dengan Nepotisme: Itu Perilaku Politik Prasejarah
"Jadi kami para aktivis pemberantasan korupsi yang juga mantan-mantan atau alumnus KPK ini, berapa kali melakukan diskusi tentang situasi negara ini, terkait dengan KPK ada beberapa kasus, yang sensitif, tapi kasus itu kami diskusikan tidak lepas dari persoalan-perosalan politik yang episentrum politiknya ada di Istana negara," kata Busyro di gedung KPK, Rabu (14/8).
Kemudian Busyro menilai, bahwasanya bentuk nepotisme itu sudah ada sejak era orde baru. Seiring dengan berjalannya waktu kasus nepotisme kian muncul lalu berevolusi dan mengeras.
Tidak lain dan tidak bukan hal itu juga bersumber dari Istana Negara.
"Apalagi kita membaca di istana negara itu sudah ada proses reinkarnasi, nepotisme yang dulu di era orde baru telah dilarang oleh salah satu tap MPR, sekarang malah mengalami pembangkitan, kebangkitan kembali secara lebih mengeras, yaitu dinasti politik, nepotisme," tegas dia.
Dengan adanya politik yang berpusat dari Istana Negara, alhasil mampu memberikan efek terhadap penegakan hukum yang ada. Tidak terkecuali KPK juga turut terkena dampaknya.
Salah satu yang disorotinya ada pada kasus korupsi Izin Usaha Pertambangan (IUP) yang menjerat eks Gubernur Maluku Utara, Abdul Gani Kasuba.
Disebut-disebut dalam izin pertambangan di Maluku Utara ada beberapa blok yang akhirnya jadi lahan basah rasuah. Salah satu blok tersebut ada yang disebut dengan Blok Medan.
Hal tersebut kemudian dikaitkan dengan mertua Presiden Joko Widodo, yakni Boby Nasution yang merupakan walikota Medan bersama istrinya Kahiyang Ayu.
"Dan jika lepas korelasinya dengan kultur proses dan mekanisme politik yang imperium penjungkirbalikan secara tatanan moral, etika negara, itu justru bersumber dari Istana Negara. Oleh karena itu tadi saya sampaikan, 2 jam ya, dengan Pak Nawawi," pungkas Busyro.