Emir Moeis: Saya bukan seorang koruptor, tapi marhaenis
"Saya adalah korban dari persekongkolan jahat kekuatan asing," kata Emir.
Terdakwa kasus dugaan suap pengurusan pembangunan proyek Pembangkit Listrik Tenaga Uap di Tarahan, Lampung, pada 2004, Izedrik Emir Moeis , berkeras tidak mau disebut koruptor. Mantan Bendahara Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu ngotot sebagai seorang marhaenis yang menjadi korban konspirasi.
"Namun, satu hal yang ingin saya sampaikan di sini saya bukanlah seorang koruptor yang memakan uang rakyat dan negara. Aku adalah Emir Moeis , seorang Marhaenis yang bercita-cita selalu berjuang untuk kedaulatan negerinya. Indonesia tercinta! Maju terus, pantang mundur!" kata Emir saat membacakan nota pembelaan (pledoi) pribadi dalam sidang di Pengadilan Tindak Pidana Korupsi, Jakarta, Kamis (20/3).
Emir juga berkilah hanya korban konspirasi asing dan kaum neo kolonialis dan imperialis. Dia masih bisa menyebut kasus yang dia alami penuh rekayasa dan seolah menjebaknya.
"Saya adalah korban dari persekongkolan jahat kekuatan asing yang ingin melemahkan dan menghancurkan bangsa dan negara kita," ujar Emir.
Emir juga meminta maaf kepada keluarganya serta Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan , Megawati Soekarnoputri . Dia tidak mau perkara yang menimpa dirinya tidak menjadikan keluarga dan partai tempat dia bernaung tercoreng.