Empat nelayan Bontang selamat setelah dua hari terombang ambing di laut
Tim SAR gabungan sore ini, Senin (6/8) berhasil menemukan Yusup (65), nelayan asal Bontang, Kalimantan Timur, yang dilaporkan hilang Minggu (5/8) kemarin, akibat kapal yang digunakan mati mesin. Tidak hanya Yusuf, tim SAR juga menemukan 3 nelayan lainnya, yang terombang ambing 2 hari di laut.
Tim SAR gabungan sore ini, Senin (6/8) berhasil menemukan Yusup (65), nelayan asal Bontang, Kalimantan Timur, yang dilaporkan hilang Minggu (5/8) kemarin, akibat kapal yang digunakan mati mesin. Tidak hanya Yusuf, tim SAR juga menemukan 3 nelayan lainnya, yang terombang ambing 2 hari di laut.
"Jam 4 sore ini waktu Indonesia tengah, kapal itu kita temukan terombang ambing di sekitar pulau Miang di Sangkulirang, Kutai Timur," kata Kasi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas A Kaltim-Kaltara Octavianto, Senin (6/8) sore.
-
Siapa yang mengukuhkan Kelana di Bontang? Wali Kota Bontang Basri Rase mengukuhkan Pengurus Kelurahan Tangguh Bencana (Kelana) di Stadion Bessai Berinta, Kamis (16/11).
-
Apa yang ditemukan oleh nelayan tersebut? Trevor Penny menemukan pedang tersebut ketika magnet yang dia gunakan saat menyusuri sungai menarik benda logam dan ternyata itu adalah pedang kuno berusia 1.200 tahun.
-
Bagaimana Bontang mengukuhkan Kelana? Wali Kota Bontang Basri Rase mengukuhkan Pengurus Kelurahan Tangguh Bencana (Kelana) di Stadion Bessai Berinta, Kamis (16/11). Dalam program ini, sedikitnya 499 Ketua RT masuk sebagai pengurus di masing-masing kelurahan.
-
Kapan Sunan Bonang wafat? Sunan Bonang lahir pada tahun 1465 M di Surabaya, dan wafat pada tahun 1525 di Tuban.
-
Apa tujuan utama dari Kelana yang baru dikukuhkan di Bontang? “Pengukuhan Pengurus Kelana ini mencerminkan komitmen Kota Bontang, tidak hanya dalam menangani kebencanaan tetapi juga dalam mitigasi bencana di tingkat nasional dan internasional,” ungkapnya.
-
Apa yang dihancurkan oleh Kejari Bontang? Kejaksaan Negeri Bontang gelar pemusnahan barang bukti sejumlah kasus yang sudah dinyatakan berkekuatan hukum tetap, Jumat (17/11).
Octavianto menerangkan, meski sasaran yang hendak dicari hanya 1 orang, namun saat kapal nelayan itu ditemukan, belakangan diketahui jumlah nelayan di atas kapal itu ada 4 orang.
"Jumlah POB (Persons On Board) di lokasi ternyata berjumlah 4 orang. Kesemuanya dalam kondisi selamat ya," ujar Octavianto.
"Sekarang kapal nelayan itu sedang ditarik menggunakan kapal lainnya, didampingi Basarnas dan unsur SAR lainnya," tambah Octavianto.
Sebelumnya, Yusup berangkat mencari ikan di laut sejak Sabtu (4/8) pagi lalu, sekira pukul 08.00 WITA, menuju ke perairan Teluk Lombok, Kutai Timur. Diperkirakan saat itu, korban bersama satu orang temannya.
"Dari anak korban yang kita tanya, korban (Yusup) berangkat berdua dengan temannya. Sampai dengan malam, tidak kembali," terang Octavianto.
Sehari kemudian, Minggu (5/8) siang kemarin, diperoleh kabar, bahwa kapal yang digunakan Yusup, mengalami mati mesin. "Tapi dicari sampai dengan jam 5 sore hari, tidak ditemukan," jelasnya.
Keluarga korban melapor ke BPBD Kota Bontang, hingga diteruskan ke kantor SAR Basarnas di Sangatta, Kutai Timur, untuk melakukan pencarian bersama Polair Kutai Timur dan TNI AL serta nelayan. Akhirnya, Yusup pun ditemukan sore ini.
Baca juga:
Melihat tradisi menangkap udang dengan menunggang kuda di Belgia
Nelayan di Bengkulu Selatan tewas usai perahu diterjang ombak
Senja kala nelayan Yunani
Tak bisa melaut karena cuaca buruk, nelayan tetap dapat penghasilan lewat program ini
Pembangunan jembatan pulau reklamasi Dadap bikin susah nelayan Tangerang
Ini hasil investigasi Menteri Susi terkait kebakaran kapal di Pelabuhan Benoa