Epidemiolog Ingatkan Jangan Remehkan Omicron, Ini Dampak Jangka Pendek dan Panjangnya
Epidemiolog mengingatkan agar tidak meremehkan Omicron. Lantaran ada banyak efek lanjutan akibat sikap meremehkan yang bisa berdampak buruk bagi penanganan Covid-19.
Epidemiolog Dicky Budiman merespons kenaikan kasus Covid-19 di Indonesia akibat varian Omicron. Dia menegaskan, sebagai variant of concern, Omicron berpotensi memperburuk pandemi.
Dia mengingatkan agar tidak meremehkan Omicron. Lantaran ada banyak efek lanjutan akibat sikap meremehkan yang bisa berdampak buruk bagi penanganan Covid-19.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kapan kasus Covid-19 pertama di Indonesia diumumkan? Presiden Jokowi mengumumkan hal ini pada 2 Maret 2020, sebagai kasus Covid-19 pertama di Indonesia.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Di mana kasus Covid-19 pertama di Indonesia terdeteksi? Mereka dinyatakan positif Covid-19 pada 1 Maret 2020, setelah menjalani pemeriksaan di Rumah Sakit Penyakit Infeksi (RSPI) Sulianti Saroso, Jakarta.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
"Karena dengan meremehkan jadi abai, dengan meremehkan mitigasinya jadi seadanya, jadi tidak kuat dan itu yang akhirnya merugikan kita," kata dia saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (13/2).
Dia menegaskan, dampak Covid bukan hanya jangka pendek dalam bentuk orang sakit. Tapi ada pula jangka menengah dan jangka panjang.
Dampak jangka pendek Covid-19, yakni dapat menyebabkan lahirnya varian baru. Jika penyebarannya tidak terkendali.
"Jangka panjang ada yang disebut dengan long Covid. Ini yang akan merugikan kita karena menurunkan kualitas kesehatan masyarakat," urainya.
Indonesia sebetulnya sudah memiliki pengalaman mengendalikan gelombang Covid. Ketika harus berhadapan gelombang alfa dan delta.
"Omicron ini strateginya sebetulnya sama, tapi karena musuh kita ini lebih gesit lebih pintar, bukan hanya pintar menginfeksi saja tapi juga pintar menghindari pertahanan tubuh kita antibodi kita. Baik karena vaksinasi atau pernah terinfeksi maka strategi kita jua harus lebih cepat kuat dan pintar juga," ucap dia.
Sebelumnya, Satuan Tugas Penanganan Covid-19 melaporkan kenaikan kasus terkonfirmasi positif Covid-19 nasional sebanyak 55.209 orang. Kenaikan ini terjadi dalam 24 jam terakhir hingga hari ini, Sabtu 12 Februaru 2022 pukul 12.00 WIB.
Peningkatan 55.209 kasus Covid-19 ini merupakan tertinggi sejak puncak gelombang kedua atau pada 15 Juli 2021. Saat itu, kasus Covid-19 harian bertambah 56.757 orang.
Total kasus positif Covid-19 di Tanah Air menjadi 4.763.252. Data ini merupakan akumulasi sejak kasus Covid-19 terdeteksi di Indonesia pada 3 Maret 2020.
Pasien sembuh dari Covid-19 nasional juga bertambah, yakni 32.570. Sehingga total pasien sembuh dari virus SARS-CoV-2 itu menjadi 4.282.847.
Selain kasus konfirmasi positif Covid-19 dan pasien sembuh, kasus kematian juga meningkat, yakni 107. Total kasus kematian akibat Covid-19 mencapai 145.065.
Peningkatan kasus konfirmasi positif mengakibatkan jumlah pasien Covid-19 yang menjalani perawatan maupun isolasi atau kasus aktif ikut bertambah. Hingga hari ini, tercatat ada 335.340 kasus aktif Covid-19.
(mdk/noe)