Epidemiolog Pertanyakan Roadmap Pemerintah Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, RI harus segera menyiapkan roadmap hidup berdampingan dengan Covid-19. Menurutnya, negara-negara maju sudah melakukan itu.
Epidemiolog dari Centre for Environmental and Population Health Griffith University Australia, Dicky Budiman mengatakan, RI harus segera menyiapkan roadmap hidup berdampingan dengan Covid-19. Menurutnya, negara-negara maju sudah melakukan itu.
"Bahwa menyiapkan roadmap hidup berdampingan memang harus seperti itu dan semua negara melakukan itu, negara-negara maju seperti Australia dan Singapura sudah melakukan itu," katanya lewat pesan suara, Selasa (10/8).
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Kenapa Covid Pirola mendapat perhatian khusus? Namun, para pemerhati kesehatan dan ahli virus memberi perhatian lebih terhadap subvarian ini lantaran kemampuan Pirola dalam melakukan breakthrough infections lebih tinggi dibandingkan varian lainnya. Ketika sebuah varian atau subvarian virus COVID memiliki kemampuan breakthrough infections yang tinggi maka akan menyebabkan kasus re-infeksi semakin tinggi.
-
Apa gejala Covid Pirola? Mengenai gejala yang ditimbulkan akibat infeksi Pirola, diketahui belum ada gejala yang spesifik seperti disampaikan ahli virologi dari Johns Hopkins University, Andrew Pekosz, dilansir dari Liputan 6.Namun, tetap saja ada tanda-tanda yang patut untuk Anda waspadai terkait persebaran covid Pirola. Apabila terkena COVID-19 gejala umum yang terjadi biasanya demam, batuk, sakit tenggorokan, pilek, bersih, lelah, sakit kepala, nyeri otot serta kemampuan indera penciuman berubah, maka gejala covid Pirola adalah sakit tenggorokan, pilek atau hidung tersumbat, batuk dengan atau tanpa dahak, dan sakit kepala.
"Yang namanya hidup sama Covid ini ya lama, karena ini menjadi endemi, kalau jadi endemi itu bisa 5-10 tahun lebih dengan manusia, itu namanya berdampingan dengan Covid," tambahnya.
Meski begitu, kata dia, saat ini RI belum mempunyai strategi yang jelas dan komprehensif untuk membuat roadmap tersebut. Budi menyebut, wabah wabah yang pernah dihadapi sebelumnya bisa menjadi pelajaran untuk membuat roadmap hidup berdampingan dengan Covid.
"Karena kita negara lama yang sudah berdiri dan bukan hanya bergelut dengan Covid saja dulu dulu banyak menghadapi wabah, jadi memang ini (roadmap) harus dibuat dengan bahasa yang bisa dipahami oleh semua level pemerintahan dan tentu masyarakat," tuturnya.
Selain itu, Dicky menambahkan, ke depan dunia kemungkinan akan menerapkan paspor vaksin. Sehingga, orang yang bepergian harus sudah divaksin Covid-19. Serta, negara maju cenderung akan menentukan jenis vaksin yang efektif.
"Terutama berkaitan efektivitasnya dengan varian varian baru, jadi paspor vaksin itu akan menjadi tren dan itu sebenarnya bukan hal baru sebelumnya juga seperti itu di wabah-wabah sebelumnya," tuturnya.
Menurutnya, vaksinasi yang nantinya akan menjadi syarat untuk penerapan aktivitas masyarakat di Indonesia harus dilaksanakan bertahap. Serta, harus ada indikatornya di suatu wilayah untuk bisa menerapkan vaksinasi menjadi syarat beraktivitas.
"Misalnya dengan tes positivity rate yang sudah 5 persen paling tinggi, angka kematian sudah satu digit, kemudian efikasi vaksin yang sudah jelas bahwa dia setidaknya misalnya ya katakanlah di atas 50 persen mencegah penularan (di wilayah) harus seperti itu, tapi datanya saat ini belum ada untuk itu, artinya Indikator itu belum terpenuhi," katanya.
"Inilah sebabnya mengapa (roadmap) ini harus dilaksanakan secara bertahap, selain cakupan vaksinasinya sendiri yang masih belum mencapai target 50 persen di semua wilayah ya itu akan sulit dan jadi tidak fair untuk masyarakat," pungkas Dicky.
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, bahwa virus corona kemungkinan akan hidup cukup lama dengan masyarakat Indonesia. Maka dari itu, pemerintah akan menyusun roadmap untuk mengatur aktivitas masyarakat karena hidup berdampingan dengan Covid-19.
"Presiden berikan arahan ke depannya mungkin besar bahwa virus ini akan hidup cukup lama bersama kita. Jadi arahan Presiden kita harus miliki roadmap gimana kalau ke depannya virus ini hilang butuh waktu sampai tahunan," katanya saat jumpa pers virtual, Senin (9/8).
Budi menambahkan, pemerintah ingin aktivitas masyarakat dan ekonomi tetap bisa berjalan dengan kondisi yang lebih aman. Maka, pemerintah akan segera membuat pilot project yang mengatur secara digital penerapan-penerapan protokol kesehatan di 6 aktivitas utama.
"Perdagangan modern seperti mal, departemen store, perdagangan tradisional seperti pasar basah atau toko kelontong, kantor dan kawasan industri, transportasi baik darat laut udara, pariwisata hotel resto event, keagamaan, pendidikan," terangnya.
Budi melanjutkan, protokol kesehatan yang mendampingi kehidupan masyarakat ke depan bisa benar-benar praktis. Misalnya berbasis digital atau teknologi informasi (IT).
"Dan udah diputuskan Presiden akan gunakan aplikasi peduli lindungi sebagai dasar dan minggu depan mulai di beberapa mal kerja sama dengan asosiasi mal Indonesia," jelas Budi.
Sementara, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta masyarakat tetap waspada dengan penularan Covid-19. Dia menegaskan bahwa pandemi virus corona belum berakhir.
"Saya ingin ingatkan teman-teman semua, kita semua rakyat Indonesia, super hati-hati menghadapi ini. Kita tidak perlu jemawa bahwa ini sudah selesai, masih jauh dari selesai," kata Luhut.
Luhut menambahkan, kemungkinan ke depan nanti hidup bakal akan serba digital. Kemudian, kartu vaksinasi dan protokol kesehatan juga tetap diutamakan.
"Kita ke depan mungkin akan hidup seperti ini di mana semua akan makin banyak digitalize, jadi kita akan banyak mengandalkan kartu vaksinasi atau cue card atau nanti masker, cuci tangan, dan seterusnya," ucapnya.
Kemudian, semua pembayaran akan direkomendasikan tanpa menggunakan uang tunai. Sehingga, pembayaran bisa lewat aplikasi di handphone.
"Jadi semua pembayaran juga orang akan kurangi dengan cash, lanjut juga mungkin handphone. Ini saya kira ini ambil saja hikmahnya," pungkas Luhut.
Baca juga:
Mengenal Bentuk Virus Corona SARS-CoV-2 Penyebab Covid-19, Berikut Ulasan Lengkapnya
Wagub DKI Ingatkan Warga Tak Euforia dan Abai Prokes saat Kasus Covid-19 Melandai
Dampak Ekonomi Indonesia Saat Harus Hidup Berdampingan dengan Covid-19
Situs Pikobar Jabar Buka Layanan Pinjam Tabung Oksigen, Begini Caranya
VIDEO: Luhut Sebut Masyarakat Akan Memakai Masker hingga Tahun-Tahun ke Depan
Hidup Berdampingan Bersama Covid-19, Pengusaha Minta Aktivitas Ekonomi Dibuka