Epidemiolog Sebut Mutasi Corona B117 Hambat Pembentukan Herd Immunity
Meski demikian, Windhu menyebut, mutasi corona B117 tidak terlalu mematikan. Hanya saja, tingkat penularan dari satu orang ke orang lainnya sangat cepat.
Epidemiolog Universitas Airlangga, Windhu Purnomo mengatakan varian baru virus corona B117 70 persen lebih menular dibandingkan SARS-CoV-2. Tingkat reproduksi efektif (Rt) mutasi B117 di atas angka 5. Sementara tingkat reproduksi efektif SARS-CoV-2 hanya 3,8.
"Jadi kalau B117 berarti hampir dua kali lipat (penularannya). Bisa tulari 5 sekian orang," katanya saat dihubungi merdeka.com, Selasa (2/3).
-
Kapan peningkatan kasus Covid-19 terjadi di Jakarta? Adapun kasus positif Covid-19 pada 27 November sampai 3 Desember mengalami kenaikan sebanyak 30 persen dibanding pekan sebelumnya, yaitu pada 20-26 November.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa yang terjadi pada kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Kasus Covid-19 meningkat di Ibu Kota menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024.
-
Bagaimana peningkatan kasus Covid-19 di Jakarta menjelang Nataru? Peningkatan kasus Covis-19 di DKI Jakarta aman dan sangat terkendali. Tidak ada kenaikan bermakna angka perawatan rumah sakit juga.
-
Bagaimana virus Covid-19 pertama kali masuk ke Indonesia? Kasus ini terungkap setelah NT melakukan kontak dekat dengan warga negara Jepang yang juga positif Covid-19 saat diperiksa di Malaysia pada malam Valentine, 14 Februari 2020.
-
Apa yang menjadi tanda awal mula pandemi Covid-19 di Indonesia? Pada tanggal 2 Maret 2020, Indonesia melaporkan kasus pertama virus Covid-19, menandai awal dari pandemi yang memengaruhi seluruh masyarakat.
Meski demikian, Windhu menyebut, mutasi corona B117 tidak terlalu mematikan. Hanya saja, tingkat penularan dari satu orang ke orang lainnya sangat cepat.
"Tapi meski tidak begitu mematikan tentu akan lebih sulit menangani pandemi yang tingkat penularannya lebih cepat," sambungnya.
Menurut Windhu, masuknya varian baru virus corona B117 bisa menyulitkan pemerintah membentuk kekebalan komunitas atau herd immunity dengan vaksinasi Covid-19. Sebab, tingkat penularan mutasi B117 yang sangat cepat mengharuskan pemerintah meninjau kembali target sasaran vaksinasi Covid-19.
"Kalau sudah terlanjur menyebar ke banyak orang penduduk Indonesia maka nanti untuk mengendalikan pandemi melalui vaksinasi kita harus butuh orang yang divaksinasi tidak cukup 70 persen melainkan 81 persen. Jadi kalau 81 persen dari 270 juta jiwa itu kurang lebih 205 juta orang (harus divaksinasi Covid-19)," jelasnya.
Sebelumnya, Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono mengungkap ada temuan dua kasus mutasi virus corona B117 di Indonesia. Mutasi virus tersebut baru ditemukan pada Senin (1/3) malam.
"Tepat satu tahun hari ini, kita menemukan mutasi B117, UK mutation di Indonesia. Ini fresh from the oven, baru tadi malam ditemukan 2 kasus," ujarnya saat memberikan sambutan dalam acara Satu Tahun Pandemi Covid-19.
Baca juga:
WHO: Pandemi Covid-19 Tidak Akan Berakhir Tahun Ini
Kemenkes Optimalkan Peran Puskesmas Bantu Tracing Pasien Covid-19
Satgas: 92 Persen Kasus Kematian Covid-19 di Jatim Penderita Komorbid Diabetes
Wamenkes Laporkan Temuan 2 Kasus Mutasi Covid-19 dari Inggris di Indonesia
Kilas Balik Pertama Kali Kasus Covid-19 Muncul di RI, Diumumkan Langsung Presiden