Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
Pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar soal pengungsi Rohingya.
- Pemerintah Didesak Tegas soal Etnis Rohingnya: Jangan Sampai Jadi Masalah
- Mahfud MD Bakal Rapat Koordinasi Besok Soal Nasib Pengungsi Rohingya
- Jenderal Mantan Ketum PSSI Kegirangan Sampai Jatuh Timnas Ukir Sejarah Lolos Piala Asia 2024
- Penuh Bahaya, Kisah Kakek Anies Baswedan Bawa Surat 'Sakti' dari Mesir ke Tanah Air
Etnis Rohingya Mengeluh Dikasih Makan Sedikit, Yenny Wahid: Enggak Bersyukur
Dewan Penasihat Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo-Mahfud MD, Zannuba Ariffah Chafsoh alias Yenny Wahid mengaku, persoalan etnis Rohingya yang ada di Aceh bukan persoalan yang mudah untuk dipecahkan.
Sebagai negara dengan penduduk muslim yang besar, Indonesia memiliki kewajiban menampung orang yang terusir. Namun di sisi lain, jika keberadaan mereka membuat persoalan baru tentu akan menyulitkan pemerintah Indonesia.
“Itu dilema yang dihadapi pemerintah,” kata Yenny usai menghadiri Istighosah di Pondok Pesantren Assa'adah, Cipayung, Depok, Kamis (7/12).
Keberadaan etnis Rohingya, saat ini berjumlah ribuan orang. Walaupun memiliki keyakinan yang sama sebagai muslim, namun yang jadi masalah adalah berbeda adat dan budaya.
Yenny menyebut, kalau orang Indonesia berkarakter santai dan ramah. Berbeda dengan karakter etnis Rohingya yang karena pengaruh tempaan kondisi menjadikan mereka keras dan suka menuntut bahkan suka mengamuk. Ini yang menyebabkan gesekan dengan warga lokal di Aceh.
“Dikasih makan cuma dikit, marah karena biasa makan nasi banyak. Nah, kita sebagai tuan rumah merasa ini tamu gimana sih. Sudah baik-baik kok bukannya bersyukur, malah ngamuk. Ini persoalan pengungsi yang banyak dihadapi oleh banyak negara,” bebernya.
Sebagai pengunsi juga seharusnya menyesuaikan dengan budaya setempat. Yenny menuturkan, ini persoalan yang tidak mudah untuk dipecahkan.
“Kita punya kewajiban juga untuk menampung orang yang terusir, tapi kalau malah bikin ribet ya bagaimana,” ungkapnya.
Dengan kondisi tersebut maka yang dapat dilakukan pemerintah Indonesia adalah negosiasi dengan pemerintah Myanmar. Tujuannya agar pemerintah Myanmar mengizinkan etnis Rohingya kembali ke negara asal.
“Kampungnya di sana, rumahnya di sana,” ujarnya.
Saat ini Indonesia sebagai Ketua ASEAN tahun 2023. Momen ini bisa dimanfaatkan untuk melakukan langkah diplomatik agar etnis Rohingya dapat kembali ke negara asalnya.
“Kalau perlu kita sumbang, bangun rumahnya yang dulu dibakar. Kita sumbang deh, rumah-rumah sederhana enggak apa-apa. Yang penting enggak masalah lagi (bagi Indonesia),” ungkapnya.
Secara diplomatik, Indonesia harus terus melakukan komunikasi dengan Myanmar menyangkut etnis Rohingya. Saat ini etnis Rohingya masih berada di Aceh dan pemerintah Indonesia berupaya membantu mereka.
“Tapi dalam rencana ada yang namanya end goal atau tujuan akhir. Tujuan akhirnya, kalau bisa sih dan pasti mereka juga ingin kembali ke kampung halamannya. Itu yang harusnya menjadi end goalnya, menjadi tujuan akhirnya,” pungkasnya.