Fakta Terbaru, Anggota Satpol PP NTT Aniaya Istri Sejak Masih Berpacaran & Keluarga Tak Restui Pernikahan
Hal ini diungkapkan ayah kandung korban, Robert Dey saat ditemui di rumah duka, di Kelurahan Naimata, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang
Albert Solo, oknum anggota Satpol PP NTT yang menganiaya istrinya Maria Mey hingga meninggal dunia, ternyata sudah sering melakukan kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Bahkan pelaku sering menganiaya korban sejak masih berpacaran.
Hal ini diungkapkan ayah kandung korban, Robert Dey saat ditemui di rumah duka, di Kelurahan Naimata, Kecamatan Maulafa, Kota Kupang. "Dia sudah sering menganiaya anak kami bahkan sejak berpacaran dulu," ujarnya, Rabu (14/8).
- Anggota Satpol PP NTT Diduga Aniaya Istri yang Juga ASN, Korban Tewas dengan Luka akibat Benda Tumpul
- Pengakuan Suami yang Temukan Istri dan Anak jadi Kerangka Dalam Rumah, Ada Barang Bukti Disita Polisi
- Suami Aniaya Istri Hingga Tewas Ternyata Karyawan PT KAI, Pernah Menikah & Cerai Karena KDRT
- Pegawai BNN Aniaya Istri hingga Babak Belur Jadi Tersangka
Menurut Robert, sejak berpacaran dengan anaknya pelaku sudah sering melakukan penganiayaan. Setelah menganiaya pelaku langsung kabur dan anaknya yang meminta maaf kepadanya sebagai orang tua.
"Sejak pacaran dia sudah sering aniaya anak saya. Dia pernah aniaya di angkot setelah itu dia kabur dan beberapa hari kemudian anak saya yang datang minta maaf bahwa pelaku menyesal," ungkapnya.
Bahkan sebagai orang tua, Robert pernah melarang anaknya untuk menikah dengan pelaku karena sering melakukan kekerasan. "Saya sudah perhatikan dia waktu mereka pacaran, ternyata pelaku sifatnya tidak baik tapi mereka tetap menikah," ujarnya.
"Tapi mau bagaimana lagi, jalan hidup anak saya sudah seperti ini," kata Robert.
Pelaku yang merupakan Kepala Seksi Hubungan Antar Lembaga Satpol PP NTT ini ternyata menganiaya istrinya di depan rumah mereka, saat korban pulang mengikuti sidang di DPRD.
Korban Maria Mey pun terkapar seketika dan lidahnya menjulur keluar. Tetangga yang ingin menolong korban pun ikut diancam pelaku yang sedang dibawa pengaruh minuman keras.
"Anak kami itu sudah mati di rumah sini sebelum dibawa ke rumah sakit dengan diperkuat dengan saksi tetangga bahwa mereka antar ke rumah sakit bukan dia (Pelaku)," tambah Robert.
Robert menceritakan, para tetangga rumah yang melihat kejadian itu ingin membela korban tapi diancam pelaku. Ketika sudah tidak berdaya barulah tetangga mengantar korban ke rumah sakit menggunakan sepeda motor.
"Dia pukul babak belur anak ini, mereka mau bela dia bilang jangan ini saya punya rumah tangga biar lepas dia mati di situ. Jam-jam pagi dia pulang ikut sidang di DPRD, pulang rupanya pelaku sudah minum mabok, begitu istrinya turun dari ojek langsung dia gebuk terkapar dan keluar lidah," tutupnya.