Firli Bahuri Ajak Berantas Korupsi di Hari Kebangkitan Nasional
Menurut Firli, nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam Hari Kebangkitan Nasional, seyogyanya mengentalkan tekad dalam jihad melawan korupsi, kejahatan kemanusiaan yang dapat merusak setiap sendi dan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi Republik Firli Bahuri mengatakan tema yang diangkat sangat tepat karena Indonesia tengah menghadapi ragam persoalan bangsa.
"Salah satu persoalan bangsa kita maupun permasalahan global saat ini adalah korupsi dan perilaku koruptif yang tidak dapat kita pungkiri, masih menjangkiti dunia ini," kata Firli dalam siaran persnya, Sabtu (20/5).
-
Apa yang diungkapkan Firli mengenai pemberantasan korupsi? “Saya mohon dukungan dari seluruh rakyat Indonesia. Bahwa memang di dalam melakukan pemberantasan korupsi itu tidak mudah, tentulah banyak tantangan dan hambatan, bahkan jiwa raga harus kita korbankan,” kata Firli saat ditemui awak media.
-
Apa yang sedang diselidiki dalam kasus Firli Bahuri? Pemeriksaan tersebut seharusnya berlangsung di Bareskrim Mabes Polri, Senin (26/2)."(Firli Bahuri) tidak hadir," kata Wadirtipidkor Bareskrim Polri, Kombes Arief Adiharsa saat dikonfirmasi, Senin (26/2). Namun, Arief Adiharsa tidak menjelaskan lebih detail alasan Firli tidak hadir dalam pemeriksaan hari ini.
-
Apa kasus yang sedang dihadapi Firli Bahuri? Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata menyatakan siap menjadi saksi meringankan bagi Ketua nonaktif KPK Firli Bahuri dalam kasus pemerasan terhadap mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo alias SYL.
-
Kapan kasus korupsi Bantuan Presiden terjadi? Ini dalam rangka pengadaan bantuan sosial presiden terkait penanganan Covid-19 di wilayah Jabodetabek pada Kemensos RI tahun 2020," tambah Tessa.
-
Apa yang ditemukan KPK terkait dugaan korupsi Bantuan Presiden? Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menemukan adanya dugaan korupsi dalam bantuan Presiden saat penanganan Pandemi Covid-19 itu. "Kerugian sementara Rp125 miliar," kata Juru Bicara KPK, Tessa Mahardika, Rabu (26/6).
-
Dimana penghitungan kerugian negara akan dipertimbangkan dalam kasus korupsi? “Tambang ilegal misalnya, selain kerugian negara secara materil, juga ada hutan yang dibabat habis di sana. Ada tanah negara yang rusak di sana. Ada masyarakat yang tercemar polusi dan terganggu kesehatannya di sana." "Nanti kan ini akan jadi bahan pertimbangan di pengadilan. Agar ke depan nggak ada yang main-main lagi sama negara, nggak ada yang anggap perkara korupsi itu hal yang sederhana. Karena dampak yang ditinggalkan itu berkepanjangan,” tambah Sahroni.
Menurut Firli, nasionalisme dan patriotisme yang terkandung dalam Hari Kebangkitan Nasional, seyogyanya mengentalkan tekad dalam jihad melawan korupsi, kejahatan kemanusiaan yang dapat merusak setiap sendi dan aspek kehidupan berbangsa dan bernegara.
"Tanamkan selalu makna dari filosofi Bhinneka Tunggal Ika Tan Hana Dharma Mangrwa, agar di setiap jiwa dan raga segenap bangsa indonesia, terpatri rasa persatuan dan kesatuan agar bangsa ini senantiasa bangkit dan bangun dari buaian mimpi indah namun semu. Mimpi semu itu kejahatan korupsi serta perilaku koruptif, yang cukup lama me-ninabobokan negeri ini," kata Firli.
Firli meyakini bahwa semangat kebangkitan nasional yang dicetuskan bapak pendiri bangsa dapat terwujud ketika bangsa Indonesia menjalani kehidupan dengan inklusif, terbuka, konsisten, tidak merasa paling benar, dan senantiasa mengedepankan toleransi.
"Mindset seperti inilah yang seyogianya bersemi sejak dini untuk membakar habis korupsi dan perilaku koruptif yang telah berurat akar di negeri ini."
Dalam pemberantasan korupsi, kata Firli, semangat kebangkitan nasional mutlak diperlukan agar bilah pedang antikorupsi dapat dilesakkan bersama, tepat menghunus, dan mematikan jantung urat nadi korupsi dan perilaku koruptif di negeri ini.
"Selamat merayakan Hari Kebangkitan Nasional. Dengan semangat Anti Korupsi, mari bersama kita bangkit dari segala keterpurukan dengan semangat kebangsaan yang kokoh, bangkit, dan terus maju menyongsong masa depan yang lebih baik lagi."
(mdk/rhm)