Better experience in portrait mode.
Iklan - Geser ke atas untuk melanjutkan

Menilik Kehidupan Petani Blitar pada Masa Jawa Kuno, Pajak Sawah Naik karena Korupsi Dinas Agraria

Menilik Kehidupan Petani Blitar pada Masa Jawa Kuno, Pajak Sawah Naik karena Korupsi Dinas Agraria

Menilik Kehidupan Petani Blitar pada Masa Jawa Kuno, Pajak Sawah Naik karena Korupsi Dinas Agraria

Korupsi ternyata sudah ada di negeri ini sejak zaman dulu kala.

Menilik Kehidupan Petani Blitar pada Masa Jawa Kuno, Pajak Sawah Naik karena Korupsi Dinas Agraria

Setiap 21 Juni diperingati sebagai Hari Krida Pertanian. Hari ini merupakan momen untuk mengenang, menghargai para petani, peternak, pegawai dan pengusaha yang bergerak di dunia pertanian.

Kondisi Terkini

Mengutip situs resmi BPS Kabupaten Blitar, saat ini jumlah petani berusia 19-39 tahun dan/atau yang menggunakan teknologi digital di Kota Blitar sebanyak 133.224. Rinciannya, petani milenial laki-laki sebanyak 118.742 orang, sementara petani milenial perempuan sejumlah 14.482 orang.

Kehidupan Petani

Era Jawa Kuno

Era Jawa Kuno

Petani bukan profesi baru. Profesi petani sudah ada di Blitar sejak zaman Jawa Kuno atau masa Hindu-Buddha. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya Prasasti Kinewu pada tahun 907 masehi.

Mengutip Majalah Artefak (2021) yang diterbitkan Himpunan Mahasiswa FIB UGM, masyarakat Blitar kuno telah mengembangkan pertanian lahan basah di Desa Kinewu pada masa pemerintahan Raja Balitung. Selain lahan basah, sebagian petani juga mengembangkan pertanian lahan kering.

Pertanian lahan basah biasanya untuk tanaman padi. Sementara pertanian lahan kering digunakan tanaman padi gogo, sayur-sayuran, umbi-umbian, dan rempah-rempah.

Korban Korupsi

Kehidupan petani pada masa itu sangat tergantung dengan kebijakan penguasa lokal. Saat itu, para petani sengsara karena pajak sawah mereka naik. Mengutip Instagram @blitarbercerita_ tingginya pajak yang dikenakan kepada petani terjadi karena adanya penyelewengan pajak upeti hasil tani oleh Dinas Agraria Kerajaan Mataram Kuno.

Para petani pun tidak terima. Mereka melakukan protes kepada Raja Balitung karena tingginya pajak sawah yang diterapkan kepada rakyat.

Sebelumnya, para petani melakukan protes kepada penguasa wilayah Randaman, Rakryan i Raņdaman pu Wama.

Mereka pun harus membawa sejumlah barang seperti suwarna emas dan kerbau untuk memuluskan permintaan mereka pada Rakryan i Raņdaman pu Wama. Sayangnya, sebelum mengabulkan permintaan pertani, pu Wama meninggal dunia.

Pasca meninggalnya pu Wama, para petani bertekad mengajukan protes langsung ke sang raja.

Merespons protes para petani, Raja Balitung pun bertindak.

Mengutip Wikipedia, sang raja akhirnya memberikan bantuan kepada ratna (kepala desa) di Desa Kinewu berupa pembebasan pajak. Setelah mereka mengeluh tidak sanggup lagi menggarap sawah karena diwajibkan menyerahkan katik 28 orang dan gawai 8 masa.

Sang raja mengabulkan permohonan mereka. Ia menetapkan para rama di Kinewu mempunyai sawah 6 lamwit dan harus menyerahkan jumlah pajak yang lebih sedikit dari sebelumnya, yakni katik 12 orang dan gawai 6 masa.

Kejagung Usut Korupsi Proyek Jalur Kereta Api di Medan, Kerugian Negara Rp1,1 Triliun
Kejagung Usut Korupsi Proyek Jalur Kereta Api di Medan, Kerugian Negara Rp1,1 Triliun

Kejagung mengusut kasus korupsi pada Balai Teknik Perkeretaapian Medan tahun 2017 sampai dengan 2023.

Baca Selengkapnya
Korupsi Dana Bencana Rp1,1 Miliar, Kepala BPBD Siak Jadi Tersangka
Korupsi Dana Bencana Rp1,1 Miliar, Kepala BPBD Siak Jadi Tersangka

Dalam rangkaian penyidikan tidak menutup kemungkinan akan ada tersangka lain dalam kasus ini.

Baca Selengkapnya
Terungkap, Dakwaan Kasus Korupsi SYL Ada Aliran Rp40 Juta ke NasDem
Terungkap, Dakwaan Kasus Korupsi SYL Ada Aliran Rp40 Juta ke NasDem

SYL terjerat kasus korupsi dan gratifikasi di lingkungan Kementerian Pertanian

Baca Selengkapnya
Kamu sudah membaca beberapa halaman,Berikut rekomendasi
video untuk kamu.
SWIPE UP
Untuk melanjutkan membaca.
Polda Jatim Bongkar Kasus Dugaan Korupsi Tanah Kas Desa di Madura, Kerugian Capai Rp114 Miliar
Polda Jatim Bongkar Kasus Dugaan Korupsi Tanah Kas Desa di Madura, Kerugian Capai Rp114 Miliar

Berdasarkan penilaian dari BPKP Jatim, kerugian negara akibat kasus itu ada sekitar Rp114,440 miliar

Baca Selengkapnya
Kisah Petani Madura Punya Sawah 30 Hektare di Jepang, Dulu Lahir dari Keluarga Miskin Kini Hidup Sejahtera Dihormati Banyak Orang
Kisah Petani Madura Punya Sawah 30 Hektare di Jepang, Dulu Lahir dari Keluarga Miskin Kini Hidup Sejahtera Dihormati Banyak Orang

Awalnya ia tak berniat tinggal di Jepang, tapi nasib berkehendak lain

Baca Selengkapnya
Rugikan Negara Rp400 Miliar, Begini Modus Korupsi Pengadaan Lahan di Rorotan Jakarta Utara
Rugikan Negara Rp400 Miliar, Begini Modus Korupsi Pengadaan Lahan di Rorotan Jakarta Utara

KPK sebelumnya mencekal 10 orang terkait dugaan kasus korupsi pengadaan lahan di lingkungan BUMD DKI Jakarta tersebut.

Baca Selengkapnya
Klaim Tak Nikmati Uang Korupsi, Istri eks Sekjen Kementan: Dia Suami Soleh, Karir Dirintis Susah Payah Kini Hancur
Klaim Tak Nikmati Uang Korupsi, Istri eks Sekjen Kementan: Dia Suami Soleh, Karir Dirintis Susah Payah Kini Hancur

Erni menegaskan baik Kasdi ataupun keluarganya sama sekali tidak menikmati uang panas tersebut.

Baca Selengkapnya
Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini
Pelaku Jastip Protes soal Aturan Pembatasan Bawaan Barang dari Luar Negeri, Mendag Jawab Begini

Mendag Zulhas menyampaikan, pihaknya akan berkirim surat terhadap Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto untuk mengevaluasi aturan tersebut.

Baca Selengkapnya
Kisah Perselingkuhan Zaman Jawa Kuno, Nyawa Pasangan Melayang Berbuntut Penyesalan
Kisah Perselingkuhan Zaman Jawa Kuno, Nyawa Pasangan Melayang Berbuntut Penyesalan

Kisah perselingkuhan ternyata sudah mewarnai kehidupan ratusan tahun silam.

Baca Selengkapnya