FKPT Jateng Tolak Rencana Pemerintah Pulangkan WNI Eks Simpatisan ISIS
Jika pemerintah tidak tegas, nantinya dikhawatirkan sel-sel tidur eks teroris bakal bergerak lagi dan menjadi beban Pemprov Jateng.
Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jawa Tengah menolak rencana pemulangan WNI eks simpatisan ISIS ke Indonesia. Jika pemerintah tidak tegas, nantinya dikhawatirkan sel-sel tidur eks teroris bakal bergerak lagi dan menjadi beban Pemprov Jateng.
"Banyak mantan eks teroris yang masih diawasi. Contoh saja narapidana teroris yang menjalani pidana, mereka rata-rata masih terbawa ideologi ISIS. Tentu lebih sulit lagi ketika menerima orang yang sudah terpapar," kata Sekretaris Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) Jateng, Samsul Huda, Senin (10/2).
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Bagaimana cara orang tersebut pamit dari grup WA Islami? Asalamualaikum. Halo teman-teman, dengan ini saya mengajukan izin untuk keluar dari grup. Mohon maaf jika ada kata-kata yang kurang berkenan, baik itu disengaja maupun tidak. Semoga sukses selalu untuk kalian semua! Wasalamu'alaikum.
-
Kapan Yadi Karung berencana bersepeda ke IKN? Rencana terdekat Yadi adalah ingin kembali bersepeda seorang diri menuju luar pulau Jawa. Yadi ingin menjelajah wilayah Kalimantan Timur, dan finish di Ibu Kota Nusantara (IKN) untuk menyaksikan dari dekat perkembangannya. Direncanakan perjalanan dimulai akhir Juli 2024 ini.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
Dia mengungkapkan dari informasi yang didapat banyak WNI eks kombatan ISIS berasal dari Jateng. Maka dari itu, ia berpendapat bahwa wacana pemulangan eks ISIS ke Indonesia sangat kontradiksi dengan semangat memerangi gerakan radikalisme dan terorisme di Indonesia.
"WNI eks ISIS sudah jelas terpapar, bukan hanya terindikasi. Mereka sudah jelas bergabung dengan kelompok ISIS, kemudian mau diterima kembali ke Indonesia. Ini sangat aneh dan sangat kontradiksi dengan semangat yang ada. Wajar kalau masyarakat banyak yang menolak," jelasnya.
Sedangkan program deradikalisasi di Jawa Tengah sedang mengalami kesulitan saat ini. Jika mereka kembali, pihaknya mempertanyakan siapa yang akan siap menangani.
"Yang ada jadi beban pemerintah daerah di mana eks kombatan ISIS itu berasal," ungkapnya.
Persoalan tidak akan selesai setelah 600 eks anggota ISIS itu dipulangkan ke Indonesia. Ia meminta agar wacana pengembalian eks ISIS ke Indonesia dikaji secara komprehensif. Apabila belum ada argumen yang pasti, pemerintah tidak boleh mengeluarkan wacana yang dapat meresahkan masyarakat.
"Harus dikaji mulai dari aspek hukum, sosial, agama, keamanan dan dampaknya kepada masyarakat dan keutuhan negara," tutup Samsul Huda.
(mdk/ray)