FOTO: Keseruan Jelajah Histori Merdeka, Napak Tilas Tujuh Pahlawan Revolusi
Acara perdana Komunitas Sejarah Merdeka ini mendapat sambutan antusias dari penggemar sejarah.
Acara perdana Komunitas Sejarah Merdeka ini mendapat sambutan antusias dari penggemar sejarah.
FOTO: Keseruan Jelajah Histori Merdeka, Napak Tilas Tujuh Pahlawan Revolusi
Merdeka.com menggelar Jelajah Histori Merdeka dengan Tema: Tujuh Pahlawan Revolusi pada Sabtu (16/9/2023). Acara ini diikuti puluhan penggemar sejarah yang tergabung dalam Komunitas Sejarah Merdeka.
Sesuai tema, para peserta diajak mengunjungi tempat-tempat yang berhubungan dengan peristiwa G30S/PKI.
Tempat pertama yang dikunjungi adalah Museum Sasmitaloka Jenderal Ahmad Yani di Jalan Lembang No. 58, Jakarta Pusat.
Didampingi seorang pemandu, para peserta diajak mengelilingi setiap sudut bekas kediaman Jenderal Ahmad Yani.
- Sejarah Askar Perang Sabil, Pasukan Pejuang Kemerdekaan di Era Revolusi yang Dibentuk Para Ulama Yogyakarta
- VIDEO: Jelajah Histori, Belajar Sejarah Asyik Bareng Merdeka.com
- Merdeka.com Gelar Acara Jelajah Histori: Tujuh Pahlawan Revolusi
- Potret Parade Cilik Kenang Perjuangan Pahlawan di Bumi Hangus Malang
Pemandu juga mengisahkan peristiwa subuh berdarah yang mengugurkan Jenderal Ahmad Yani pada 1 Oktober 1965 itu.
Selanjutnya, tempat kedua yang dikunjungi adalah Museum Sasmitaloka Museum Jenderal Besar AH Nasution.
Di tempat inilah telah terjadi peristiwa dramatis yang hampir merenggut nyawa Jenderal Besar AH Nasution pada 1 Oktober 1965.
Pasukan Tjakrabirawa G-30S/PKI berupaya menculik dan membunuh Nasution. Namun, upaya tersebut gagal karena sang jenderal berhasil melarikan diri.
Peristiwa tersebut justru menewaskan putri kedua Nasution, Ade Irma Suryani Nasution dan ajudannya, Kapten Pierre Andreas Tendean.
Selanjutnya, kegiatan berlanjut pada acara makan siang bersama dan diskusi sejarah di Kantor Kapan Lagi Youniverse (KLY), Gondangdia, Jakarta.
Acara ini sekaligus launching kanal Histori dan tampilan baru Merdeka.com.
Acara diskusi sejarah ini melibatkan Pemimpin Redaksi Merdeka.com, Darojatun, redaktur Merdeka.com Ramadhian Fadillah, dan penulis sejarah Hendi Jo.
Momen penulis sejarah Hendi Jo berbagi kisah-kisah menarik seputar peristiwa G30S/PKI.
Pemimpin Redaksi Merdeka.com, Darojatun memberikan souvenir kepada peserta Jelajah Histori Merdeka.
Tak sampai di sini, Jelajah Histori Merdeka masih berlanjut di lokasi bersejarah lainnya, yakni Museum Lubang Buaya dan Monumen Pancasila Sakti di Jakarta Timur.
Di Museum Lubang Buaya, para peserta Jelajah Histori Merdeka diajak melihat langsung sumur yang menjadi tempat penguburan jasad para pahlawan revolusi yang diculik dan dibunuh oleh PKI.
Peserta juga diajak untuk merasakan suasana ketegangan momen eksekusi pahlawan revolusi melalui diorama-diorama yang ditampilkan di Rumah Eksekusi Jenderal G30S/PKI.
Deretan barang barang koleksi milik jenderal pahlawan revolusi menarik perhatian para peserta Jelajah Histori Merdeka.
Hadir, Terlibat & Merasakan Langsung
"Saya melihat apa yang tersaji dari event Jelajah Histori ini adalah sebuah titik temu dari tuntutan anak zaman now yang tidak mau ruang-ruang kilas balik hanya terkunci di balik tembok museum," kata Darojatun, Pemred Merdeka.com.
"Sajian napak tilas lewat 'hadir', 'terlibat', 'merasakan'; amat berbeda dengan 'membaca' atau 'diceritakan'. Dan hal ini memberikan pengalaman berbeda untuk gerasi milenial, Gen-Z, atau bahkan generasi kolonial yang sudah terlalu asyik masyuk dengan gadget-nya,” tambahnya.
"Bisa dibilang event ini adalah sebuah langkah dari online ke offline yang akan menumbuhkan lagi kecintaan untuk belajar dari sejarah dengan cara melibatkan diri lewat perspektif orang pertama secara langsung.
Semoga makin banyak yang terlibat di seri event selanjutnya sehingga orang 'terbangun dari belenggu sejarah' secara personal sekaligus kolektif,” harap Jatun.