Gaet Wisatawan dengan Aroma Kopi Aceh
Banda Aceh dikenal dengan 1001 warung kopi. Aroma kopi tercium setiap sudut kota. Berbagai model warung kopi, kafe tersedia menyuguhkan beragam rasa dan wangi kopi yang khas.
Banda Aceh dikenal dengan 1001 warung kopi. Aroma kopi tercium setiap sudut kota. Berbagai model warung kopi, kafe tersedia menyuguhkan beragam rasa dan wangi kopi yang khas.
Berbagai racikan tersedia. Baik itu racikan secara tradisional, yaitu kopi saring, maupun menggunakan mesin yang lebih dikenal dengan kopi espresso.
-
Di mana Kopi Arabika Aceh Gayo dipanen? Kopi ini adalah salah satu jenis kopi arabika yang dipanen di Gayo, Aceh Tengah.
-
Kapan Ayuk Findi Antika menaruh racun di kopi? Meski ada di kopi racikan sang ayah, racun itu ternyata dimasukkan oleh tetangga mereka, Ayuk Findi Antika (26) secara diam-diam.
-
Kapan wabah Kolera menyerang Aceh? Aceh menjadi salah satu daerah yang terkena wabah virus pada saat Agresi Militer Belanda II.
-
Apa yang menjadi ciri khas cita rasa Kopi Arabika Kintamani? Kopi ini memiliki cita rasa unik, dengan perpaduan rasa pahit dan sentuhan citrus. After taste dari kopi ini juga cukup manis, lho!
-
Bagaimana Dul Coffe meracik kopinya? Dull Coffee menyajikan kopi yang kita roasting sendiri dengan menggunakan biji kopi Gayo dan Temanggung. Sehingga cita rasa kopinya pun autentik dengan aroma yang khas. Apalagi di sini pelanggan dapat melihat langsung proses pembuatan kopi yang mereka pesan,” ujar Abdul.
-
Di mana Kedai Kopi Berbagi berlokasi? Kedai Kopi Berbagi yang berlokasi di Margahayu, Jalan Mars Utara III, Kota Bandung ini begitu menginspirasi.
Biasanya kopi saring dari jenis kopi robusta yang terdapat hampir di seluruh kabupaten/kota. Terutama di Lamno, Aceh Jaya, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie dan sejumlah kabupaten lainnya.
Sedangkan kopi espresso jenis arabika yang terdapat di dataran tinggi Gayo. Jenis kopi ini sudah cukup dikenal hingga ke mancanegara. Bahkan diakui cita rasa kopi arabika Gayo salah satu terbaik di dunia.
Kota Banda Aceh yang berada di pesisir tidak memiliki perkebunan kopi sama sekali. Namun sebagai pusat kota provinsi Aceh menjadi tempat banyak wisatawan transit dan dikunjungi. Karena memiliki sejumlah destinasi wisata, seperti museum tsunami, rumah Aceh, PLTD Apung dan beberapa objek wisata lainnya.
Termasuk menjadi pintu masuk bagi wisatawan baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Pulau Sabang. Di sana terdapat objek wisata bahwa laut yang menakjubkan. Sehingga tak heran banyak wisatawan berkunjung ke sana untuk menghabiskan masa libur.
Melihat peluang itu. Pemerintah Kota Banda Aceh menggelar Banda Aceh Coffee Festival 2019 yang telah berlangsung sejak tanggal 18-20 Oktober 2019. Ajang yang dimeriahkan oleh 28 booth usaha kopi se-Banda Aceh ini telah memantik wisatawan singgah merasakan aroma kopi khas Aceh.
"Hal ini membuktikan bahwa, aroma kopi mampu menjadi magnet tersendiri bagi para pengunjung baik itu wisatawan lokal maupun mancanegara untuk datang ke Banda Aceh," kata Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin, Minggu malam (20/10) di Banda Aceh.
Agenda tahunan ini digelar di lapangan Blang Padang, Banda Aceh. Beragam jenis racikan kopi disajikan di sana. Bahkan arena Banda Aceh Coffee Festival 2019 seperti warung kopi yang ada di Banda Aceh dipindahkan ke sana.
Ia berharap, penyelenggaraan Banda Aceh Coffee Festival ke depan bisa go international, sehingga mampu menaikkan martabat kopi Aceh di kancah persaingan bisnis kopi di level global.
"Dengan begitu, akan turut berimbas pada peningkatan level kesejahteraan para wirausaha yang terjun di bisnis kopi dan juga tentunya para petani kopi yang ada di Aceh," ungkapnya lagi.
Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, awal Juli 2019 lalu sempat mengajak rombongan Familiarization Trip (Famtrip) dari KJRI Johor Bahru Malaysia untuk mempromosikan potensi pariwisata Aceh kepada turis asal Malaysia. Dengan harapan, wisatawan asal Malaysia yang mengunjungi Aceh dapat terus meningkat.
Nova mengharapkan kunjungan wisatawan asal Malaysia dapat menjadi kunjungan wisatawan asing terbanyak ke Aceh. Menurutnya, sejarah masa lalu antara Aceh dan Malaysia dapat menjadi alasan kenapa Aceh bisa menjadi destinasi wisatawan dari negeri jiran tersebut.
Sabang memang menjadi primadonanya wisata Aceh, Namun demikian, Nova juga meminta kepada peserta Famtrip untuk dapat melihat potensi wisata Aceh lainnya, seperti agrowisata yang berada di wilayah tengah Aceh. Kondisi wilayah tersebut, sambung dia, juga dapat dijadikan potensi wisata Aceh yang bisa dipromosikan untuk dijajali oleh wisatawan.
"Di Gayo kita bisa langsung ke kebun kopi, petik kopi, minum kopi di kebunnya," ujar Nova.
Baca juga:
Cerita Enggar Soal Diplomasi Kopi di Balik Perjanjian Dagang Korea-Indonesia
Dorong Industri Kopi, Pemerintah Akan Revitalisasi BLK di Lampung Barat
7 Masalah Kesehatan yang Bakal Kamu Alami Ketika Kebanyakan Minum Kopi
Manfaat dan Masalah yang Bisa Kamu Peroleh dari Konsumsi Kopi Instan
Kopi Arabika Gayo dari Aceh Ditolak Eropa
Benarkah Kopi dan Teh Bisa Buat Kita Mengalami Dehidrasi Usai Meminumnya?