Gafatar Aceh akui Musadeq, eks nabi palsu jadi guru spiritual
"Mesias itu guru selamat, itu guru spiritual kita. Ahmad Musadeq juga itu guru spiritual kita," ujarnya.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah Gerakan Fajar Nusantara (DPD Gafatar) Aceh, T Abdul Fatah membantah secara tegas organisasi yang dipimpinnya membawa ajaran sesat. Akan tetapi, organisasi yang dipimpinnya membawa visi Aksos (Aktualisasi Sosial) sesuai dengan butir-butir Pancasila.
"Kita gini, organisasi ini tidak membawa suku, agama, ras dalam bentuk apapun, lingkupnya nasional, siapapun putra-putri bangsa berhak mengikuti organisasi ini," kata T Abdul Fatah, Rabu (7/1) di tempat terpisah.
Kegiatan Gafatar, dia menjelaskan, melakukan aksi-aksi sosial seperti donor darah, gotong royong dan juga seminar kebangsaan dan audiensi dengan masyarakat yang sudah hilang karakter bangsanya selama ini.
Dia juga menyebutkan, keberadaan organisasi Gafatar sudah dilaporkan pada kepala desa. Selain itu juga sudah menjelaskan visi-misi Gafatar dengan memberikan majalah. "Sudah keluar izin dari kepala Desa Lamgapang, Kecamatan Krueng Barona Jaya dan kita hendak juga melaporkan ke provinsi," tuturnya.
Saat disinggung bahwa warga menemukan beberapa dokumen mengarah adanya dugaan membawa aliran sesat. Seperti ditemukannya dokumen yang bertuliskan Masias, Ahmad Musadeq dan juga Milah Abraham. T Abdu Fatah berdalih semua tokoh-tokoh tersebut merupakan guru spiritual untuk pemberi semangat.
"Mesias itu guru selamat, itu guru spiritual kita. Ahmad Musadeq juga itu guru spiritual kita," ujarnya.
T Abdul Fatah kemudian memberikan contoh dengan mengambil semangat dari perjuangan Soekarno dan juga Soeharto sebagai bapak pembangunan. Demikian juga halnya dengan guru speritual ini untuk mengembalikan karakter bangsa yang sudah runtuh saat ini.
"Jadi ini untuk mengangkat karakter bangsa ini kembali, makanya kita mengambil spirit yang digunakan oleh Ahmad Musadeq atau Masias," tegasnya.
T Abdul Fatah memang tidak menampik untuk memperbaiki karakter bangsa mereka mengambil semangat dan spirit dari guru spiritual tersebut. "Kita tidak bisa pungkiri bahwa spiritnya memang dari sana (Masias, Ahmad Musadeq), dari guru spiritualnya saja sudah jelas, saya rasa itu tidak perlu diperpanjang," imbuhnya.
Kendati demikian, T Abdul Fatah meskipun mengambil spirit dari guru spiritualnya itu, namun asas organisasi Gafatar tetap pancasila. "Jelas-jelas kita tidak membawa agamis, tetapi kami hanya mengambil semangatnya saja, spiritnya saja, seperti kita mengambil spiritnya Soekarno," ujarnya.
Ahmad Musadeq adalah mantan pimpinan aliran Al-qiyadah Al Islamiyah yang populer pada 2006 lalu karena mengaku diri sebagai rasul. Dia mengaku mendapatkan wahyu saat sedang bersemedi dan melaporkan hal ini kepada teman-temannya. Dia juga mengaku bertemu dengan malaikat Jibril dan diangkat menjadi rasul untuk membawa risalah yang baru, kasus ini mirip dengan kasus Lia Aminudin alias Lia Eden.
Adapun Milah Abraham merupakan sebuah komunitas ajaran yang dianggap sesat sesuai Fatwa MUI karena mencampuradukkan ajaran Islam, Nasrani dan Yahudi. Aliran itu disebut-sebut metamorfosa dari aliran Al-Qiyadah yang didirikan Ahmad Musadeq.