Gajah betina mati akibat konflik di perkebunan sawit Aceh Timur
Petugas petugas BKSDA, Polisi dan Dinas Kehutanan Aceh Timur sedang berada di lokasi untuk melakukan autopsi.
Gajah Sumatera (elephas maximus Sumatranus) mati di perkebunan sawit di Desa Seumanaja Jaya, Kecamatan Ranto Peureulak, Kabupaten Aceh Timur. Gajah betina itu ditemukan oleh warga, Rabu (11/11) sekira pukul 10.00 WIB. Saat ditemukan, gajah masih dalam kondisi utuh. Diperkirakan tewasnya gajah ini akibat konflik satwa.
Kepala Balai Konservasi Sumberdaya Alam (BKSDA) Aceh, Genman Suhefti Hasibuan mengatakan pihaknya menemukan seekor gajah berdasarkan laporan warga di lokasi perkebunan.
Hingga saat ini petugas petugas BKSDA, Polisi dan Dinas Kehutanan Aceh Timur sedang berada di lokasi untuk melakukan autopsi. Dipastikan modusnya bukan pemburuan gajah, tetapi karena terjadi konflik satwa.
"Kita pastikan tewasnya gajah betina itu bukan pemburuan gajah untuk diambil gading, karena yang tewas gajah betina, tetapi ini karena ada terjadi konflik satwa," kata Genman Suhefti Hasibuan, Kamis (12/11).
Apa lagi, kata Genman, kondisi gajah betina itu masih dalam kondisi utuh. Namun kepastian penyebab tewasnya gajah tersebut masih sedang dilakukan pemeriksaan. "Usia dan penyebabnya saya belum ketahui, karena lokasi ditemukan gajah tewas itu tidak ada sinyal HP, jadi belum bisa saya hubungi," tukasnya.
Sementara itu data dari WWF Indonesia melansir terdapat 36 ekor gajah ditemukan mati di Aceh sepanjang tahun 2012-2015. Kematian gajah tersebut dinilai akibat tidak lepasnya dari konflik satwa-manusia yang berakar dari berubah fungsinya kawasan habitat gajah, seperti konversi kawasan menjadi perkebunan sawit.