Sejarah Desa Alur Jambu Aceh Tamiang, Sudah Ditinggalkan Warganya Akibat Diganggu Mahluk Halus
Sebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.
Sebuah pedesaan di Aceh Tamiang sudah tak lagi dihuni warganya akibat gangguan mahluk halus.
Sejarah Desa Alur Jambu Aceh Tamiang, Sudah Ditinggalkan Warganya Akibat Diganggu Mahluk Halus
Pedesaan sudah seharusnya dihuni oleh penduduk sekitar yang masih kental dengan kehidupan tradisional yang dijalankan dalam kehidupan sehari-hari. Pedesaan pun bisa menjadi opsi untuk tempat menghabiskan masa tua atau sekedar healing dari kehidupan nyata. Namun, berbeda halnya dengan salah satu desa di Aceh Tamiang ini. Ya, desa tersebut kini sudah tidak berpenghuni alias desa mati. Banyak cerita yang berkembang di masyarakat sekitar bahwa para warganya berbondong-bondong meninggalkan tempat tinggalnya karena diganggu sosok mahluk halus. Desa tersebut bernama Desa Alur Jambu, Kecamatan Bandar Pusaka, Kabupaten Aceh Tamiang. Cerita penyebab warganya pergi dari desa tersebut sudah tersebar.
Simak penelusuran Desa Alur Jambu di Aceh Tamiang yang dirangkum merdeka.com berikut ini.
Ada Dua Dusun
Sebelum membahas Desa Alur Jambu lebih mendalam, rupanya desa ini memiliki dua dusun yang terdiri dari Dusun Durian dan Dusun Makmur.
-
Mengapa desa kuno ditinggalkan? Desa ini diyakini ditinggalkan antara tahun 1488 dan 1562.
-
Kenapa reruntuhan desa ditemukan? “Kami menemukan area yang sangat luas antara Ahlat dan Tatvan. Ada makam di dasar air di sini. Ada tanda salib di kuburan tersebut,“ jelas Birol, dikutip dari Arkeonews, Kamis (17/8).
-
Dimana desa ini berada? Dalam sejarah kuno India yang penuh dengan kisah keagungan, mistis, dan praktik kebudayaan yang unik, desa Shani Shingnapur menjadi sorotan karena fakta yang menarik – rumahnya tidak memiliki pintu dan kunci.
-
Bagaimana reruntuhan desa ditemukan? Setelah penyelaman yang dilakukan anggota dua asosiasi penyelam di Provinsi Bitlis dan Van, dinyatakan bahwa reruntuhan yang ditemukan di dasar danau itu adalah bagian dari sebuah kota bersejarah, di mana ditemukan juga tanda salib di dasar danau.
-
Kenapa warga meninggalkan Kampung Mati? Para warga meninggalkan kampung itu sejak terjadi peristiwa longsor. Ditakutkan peristiwa serupa akan terjadi kembali.
-
Di mana desa yang terancam tenggelam? Desa Cemarajaya pesisir ini terancam tenggelam imbas dari abrasi.
Dari kedua dusun tersebut, Dusun Durian yang konon katanya pada zaman dahulu banyak ditanami pohon durian. Akhirnya komoditas buah durian itu menjadi ikon dari dusun tersebut. Akibat perubahan iklim, lambat laun warga Dusun Durian mulai menebang pohon-pohon durian tersebut lalu digantikan dengan pohon kelapa sawit.
Sedangkan Dusun Makmur, mengutip kanal kampungkb.bkkbn.go.id, dusun ini dianggap selangkah lebih maju dan masyarakatnya lebih sedikit makmur.
Jejak Peninggalan Belanda
Desa Alur Jambu ini sudah ada sejak zaman kolonial Belanda menduduki Provinsi Aceh dan sekitarnya. Maka tak heran jika masih banyak ditemukan jejak-jejak peninggalan tentara kolonial Belanda pada saat itu.
Beberapa jejak peninggalan itu salah satunya berupa bunker yang sudah cukup tua dan kondisinya tak begitu terawat. Dengan adanya peninggalan Belanda, kemungkinan besar desa ini menjadi tempat pertahanan tentara Belanda.
Ditinggalkan Sejak Tahun 2019
Mengutip kanal Youtube BERBAGI INFO, pada tahun 2019 seorang wartawan mencoba menyambangi Desa Alur Jambu. Namun, ketika tiba di lokasi, sama sekali tidak ada penduduknya alias desa mati.
Beberapa bangunan rumah termasuk asrama pegawai perkebunan sawit sudah kosong tanpa penghuni. Kondisi desa tersebut sangat menyeramkan, meskipun dalam keadaan siang sekalipun.
Rupanya, Desa Alur Jambu ini sempat menjadi wacana akan dihapus dari data pemerintahan pada tahun 2014.
Diganggu Mahluk Halus
Penyebab warga setempat berbondong-bondong meninggalkan desa tersebut karena kerap mendapat gangguan dari mahluk halus yang diduga penunggu dari wilayah desa tersebut.
Tak tanggung-tanggung, masyarakat yang tinggal di sana kerap mendapat gangguan. Bahkan warga setempat kerap terserang penyakit misterius yang tidak bisa dijelaskan dalam dunia kesehatan.
Warga yang sangat terganggu pun memutuskan untuk pergi dari desa tersebut agar bisa hidup lebih tenang dan tidak terserang penyakit.