Ganjar minta polisi serius tindak joki ujian di UNS
Ganjar menilai tak menutup kemungkinan setiap tahun ada joki ujian.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo meminta kepolisian memberikan hukuman kepada joki yang tertangkap tangan saat Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN)di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo. Joki itu tertangkap tangan setelah setengah jam ujian tulis berlangsung pada jam ke-2.
"Penegak hukum jangan tanggung-tanggunglah. Kasih mereka supaya mendapatkan efek jera yang jera beneran. Biar kemudian tidak main-main lagi terhadap urusan yang seperti itu lagi," tegas Ganjar Pranowo saat ditemui wartawan di Wisma Perdamaian, Jalan Imam Bonjol, Kota Semarang, Jawa Tengah Selasa (9/6).
Selain itu, Ganjar mengatakan, untuk belajar dan mencari pengetahuan harus dilandasi serta didahului dengan cara-cara yang jujur. "Orang mau belajar, mau mendapatkan knowledge (pengetahuan), mendapatkan moralitas yang bagus mendapatkan masa depan yang gemilang tapi dimulai dengan cara-cara yang keliru. Maka jangan berbuat bohong dari awal," ungkapnya.
Ganjar tidak menampik kemungkinan setiap tahun saat penerimaan mahasiswa baru kemungkinan akan muncul kasus perjokian berulang-ulang. "Kalau soal joki setiap tahun kemungkinan ada terus menerus. Setiap tahun. Pasti kemungkinan itu ada terus menerus," paparnya.
Ganjar pun mengaku pernah ditemui secara langsung oleh pelaku perjokian. Bahkan dirinya mendapatkan pengakuan dari sang joki sudah berapa mahasiswa yang menggunakan jasanya tersebut.
"Saya juga pernah didatangi joki yang dulunya joki. 'Saya dulu Joki lho. Sudah meluluskan sekian-sekian. Dan yang dibantu itu juga lulus semua hasilnya ujian tidak jelek'," kata Ganjar menirukan ucapan si Joki.
Ganjar berharap dengan kemajuan teknologi saat ini, paling tidak praktik perjokian harus bisa dicegah. "Maksud saya, sekarang dunianya sudah menggunakan teknologi dan harus bisa dicegah," ujarnya.
Ganjar menambahkan, jika kuliah saja di awali dengan ketidakjujuran, sangat berbahaya bagi masa depan calon mahasiswa tersebut. "Kalau sudah terungkap ya hukumanya harus seimbang. Jadi jangan disepelekan karena berangkat dari sebuah ketidakjujuran. Kalau untuk sekolah saja begitu kan sangat bahaya," pungkasnya.
Sebelumnya, panitia Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) Panitia Lokal 44 Solo, menangkap seorang joki ujian tulis SBMPTN. Penangkapan dilakukan di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Selasa (9/6), setelah setengah jam ujian tulis berlangsung untuk pada jam ke-2.
Usai penangkapan, baik pelaku maupun calon mahasiswa terlibat perjokian tersebut digiring panitia.
Menurut Ravik, modus dipakai joki berinisial N adalah dengan cara memberikan jawaban kepada calon mahasiswa di kamar mandi. Panitia yang curiga meminta keduanya untuk tidak meneruskan ujian dan membawa keduanya ke ruangan khusus buat dimintai keterangan.
"Keduanya mengakui dan membuat pernyataan resmi dan sudah kita amankan. Keduanya kami serahkan ke Polsek Jebres Solo untuk diproses lebih lanjut," ujar Ravik.
Joki dan calon mahasiswa berinisial T terlibat praktik joki ujian itu diketahui berasal dari Purworejo. Berdasarkan pengakuannya, joki itu merupakan mahasiswa semester 4 jurusan D3 Akuntansi salah satu Perguruan Tinggi Negeri (PTN) di Yogyakarta.
Saat ujian tulis SBMPTN, keduanya mengambil jurusan yang sama, yakni Teknik Mesin Universitas Gajah Mada (UGM) untuk pilihan pertama, dan Teknik Geodesi untuk pilihan kedua di kampus sama.