Gara-gara hobi sewa PSK, tuna daksa di Tabanan terkena AIDS
Kegemarannya ke tempat pelacuran sebagai bentuk pelampiasan karena tak ada wanita yang mendekati.
Pasutri orang dengan HIV/AIDS (ODHA), asal Desa Penebel Tabanan, Bali, I Made (30) dan Ni Putu (22), rela hidup jauh dari keluarga karena takut penyakitnya tersebut menular kepada orang-orang yang disayangnya.
I Made menceritakan dirinya terjangkit HIV/AIDS lantaran sering 'jajan' di lokalisasi. Made melakukan hal itu karena tak ada wanita yang mau dekat dengannya lantaran kondisi fisik yang tak sempurna sejak lahir.
"Saya merasa kesal bli, sudah pasti perempuan pada menjauh setelah berkenalan dengan saya. Apalagi kondisi saya seperti ini, akhirnya saya lampiaskan ke pelacuran. Tapi itu dulu," kata Made sambil menunjukkan kedua telapak tangannya yang cacat, Rabu (2/12) di Tabanan, Bali.
Kebiasaan pergi ke tempat pelacuran tanpa disadarinya membawa bahaya, dia terjangkit virus HIV. dalam tubuh Made. Meski demikian, saat bersamaan ada seorang wanita yang diam-diam mencintainya.
"Kami baru menikah di umur saya yang ke 24. Yah, enam tahun lalu," ungkapnya.
Tahun 2009 dirinya akhirnya meminang Ni Putu (20), dan resmi menjadi suami istri. Made sendiri baru mengetahui dirinya mengidap HIV/AIDS setelah pernikahan berjalan hampir 4 tahun, namun mereka tetap mencoba menjalani kehidupan dengan bahagia meskipun dengan segala keterbatasan hidup.
"Saya dan istri bekerja hanya sebagai buruh angkut kelapa dengan penghasilan Rp 100 ribu hingga Rp 150 ribu per hari," ujarnya.
Awalnya, kata Made, saat didiagnosis mengidap HIV/AIDS 2013, dia mengalami demam tinggi. Saat diperiksa oleh dokter, Made dikatakan menderita gejala tifus, namun saat diberikan obat tak kunjung sembuh.
"Saya dikasih obat tetapi tidak mempan-mempan. Akhirnya saya disarankan periksa ke BRSUD Tabanan," lanjutnya.
Ditemani sang kakak, Made kemudian memeriksakan dirinya ke BRSUD Tabanan. Bagaikan disambar petir, Made sangat terkejut saat mengetahui jika dirinya positif menderita HIV/AIDS usai menjalani tes darah.
"Saya sangat terkejut, sedih, kecewa, dan perasaan saya tidak karuan. Yang ada di otak saya saat itu cuma kematian saja," katanya.
Dari pihak BRSUD Tabanan, meminta istri Made, Ni Putu untuk melakukan tes darah. Dan benar saja istri yang sangat dicintainya juga positif menderita HIV/AIDS. Tapi, dia sangat bersyukur dengan putri semata wayangnya, Putu D, negatif dari virus mematikan itu.
"Tetapi meskipun anak kami negatif HIV/AIDS, dia juga menderita karena dijauhi oleh teman-temannya sampai harus putus PAUD. Masa depan anak saya suram," imbuhnya.
Sudah dua tahun Made dan istrinya hidup sebagai ODHA, mereka dianggap menjijikkan oleh warga. Namun Made tetap tegar dan memiliki keinginan untuk sembuh.
Setiap satu bulan sekali, Pasutri ini harus kontrol ke klinik VCT Pelangi BRSUD Tabanan untuk mendapatkan obat terapi Anti Retro Viral (ARV).
"Saya sempat berfikir kenapa hal ini menimpa saya. Seharusnya virusnya yang dijauhi bukan orang-orang seperti kami (ODHA), saya menyesal sebelum menikah dulu suka ke pelacuran," ucapnya lirih sembari menghapus air matanya.
Pada peringatan Hari AIDS Sedunia, Selasa (1/12) kemarin, Made berharap kepada Pemerintah agar lebih menggiatkan sosialisasi mengenai bahaya HIV/AIDS, serta sosialisasi mengenai ODHA yang tidak semestinya dijauhi.
"Selagi kami masih hidup, maka kami berhak juga untuk hidup. Karena kami masih diberikan kebebasan menghirup udara yang diberikan oleh Widhi, dan semuanya juga menghirupnya. Mohon perlakukan juga kami sama, juga anak kami," harapnya.
Baca juga:
Potret suram pecandu heroin simpan jarum suntik di pohon pisang
Kisah menyedihkan ibu rumah tangga jadi korban suami sering jajan
Angka penderita HIV meningkat, homoseksual dan perempuan mendominasi
Mantan pemadat setuju penjara dijaga buaya untuk bandar narkoba
Cerita pahit getir kehidupan ODHA di Indonesia
-
Kapan Hari AIDS Sedunia dicetuskan? Peringatan Hari AIDS Sedunia diketahui dicetuskan pertama kali oleh James W. Bunn dan Thomas Netter pada tahun 1987 lalu.
-
Kenapa kita memperingati Hari AIDS Sedunia? Peringatan tersebut digelar dengan tujuan untuk memberikan edukasi betapa pentingnya meningkatkan kesadaran akan penyakit HIV/AIDS. Di samping itu, peringatan tersebut juga bertujuan untuk memberi dukungan kepada siapa saja yang sedang berjuang dengan penyakit HIV/AIDS.
-
Apa yang dimaksud dengan AIDS? Acquired Immunodeficiency Syndrome (AIDS) adalah fase akhir dari human immunodeficiency virus (HIV). Saat awal terinfeksi HIV, umumnya ditandai dengan gejala seperti flu serta rasa lelah. Akan tetapi, apabila HIV berprogres menjadi AIDS, gejala yang lebih serius seperti penurunan berat badan yang drastis, kelelahan yang sangat parah, dan munculnya luka.
-
Apa saja yang dirayakan pada Hari AIDS Sedunia? Peringatan ini bertujuan untuk menyebarluaskan informasi pentingnya upaya pencegahan serta pengobatan HIV dan AIDS. Peringatan Hari AIDS Sedunia juga bertujuan untuk mengenang mereka yang meninggal akibat penyakit mematikan ini.
-
Apa itu HIV/AIDS? HIV/AIDS adalah penyakit yang disebabkan oleh virus HIV (human immunodeficiency virus) yang menyerang sistem kekebalan tubuh.
-
Apa tujuan utama dari peringatan Hari AIDS Sedunia? Peringatan ini bertujuan untuk mengenang mereka yang meninggal akibat penyakit berbahaya ini. Selain itu, peringatan ini merupakan momen untuk edukasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang penyakit HIV/AIDS.