Gelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi
Gelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi
Samiruddinn mengatakan, perbedaan Idulfitri boleh terjadi selama memiliki dasar-dasar yanng jelas.
- Penampilan Necis Dedi Mulyadi dengan Gaya Rambut Semar di Debat Pilgub Jabar Jadi Sorotan
- Gelar Salat Iduladha, Pimpinan An-Nadzir Gowa: Perbedaan Tak Perlu Diperdebatkan
- Dianugerahi Gelar 'Dato Seri Satria Bijaya Negara', Penampilan Panglima TNI & Istri Berpakaian Adat Keren Abis
- Galaknya Jenderal Bintang Dua ke Remaja Doyan Tawuran saat Ramadan: Tak akan Saya Keluarkan, Lebaran di Sel!
Gelar Salat Idulfitri Hari Ini, Pimpinan An Nadzir Gowa: Junjung Tinggi Toleransi
Jemaah An Nadzir melaksanakan Salat Idulfitri 1445 H di Masjid Al Muqaddis, Kampung Butta Ejayya, Kecamatan Bontomarannu, Kabupaten Gowa, Selasa (9/4).
Pimpinan Jemaah An Nadzir Gowa, Samiruddinn Padamui menekankan, tidak mempermasalahkan perbedaan penetapan 1 Syawal 1445 H.
"Kalau An Nadzir itu yang jelas tetap menjunjung tinggi yang namanya perbedaan toleransi. Namun, ketika ada hal-hal yang memang melenceng daripada syariat hukum terutama melenceng daripada Alquran dan Sunnah, tentu perlu ditertibkan," katanya usai melaksanakan Salat Idulfitri.
Samiruddinn mengatakan, perbedaan boleh terjadi selama memiliki dasar-dasar yanng jelas. Ia menyebutkan An Nadzir memiliki metodologi tersendiri dalam menetapkan Ramadan, Zulhijjah, dan Syawal.
"Kalau fiqih itu boleh berbeda metodologi dan sebagainya. An Nadzir saya kira memiliki suatu ilmu dan metodologi tersendiri yang yakin kebenaran tentang itu. Saya kira tidak masalah. Begitu pun juga kami dengan yang lain," ujarnya.
Sementara dalam ceramahnya, Samiruddin menekankan, soal bulan Syawal yang merupakan hari kemenangan usai menjalankan ibadah puasa. Ia menambahkan kemenangan diraih jemaah karena istiqamah dalam menjalankan Salat Lail, tadarus Alquran, dan berbagi buka puasa.
"Seperti yang kami jelaskan tadi bahwa pemenangnya itu adalah ketika yang istiqamah menjalankan salat lail-nya atau tarawihnya. Kemudian salat berjamaahnya. Kemudian tadarus Alqurannya. Itulah pemenang-pemenang dari pada Idulfitri 1445 H," ucapnya.
Sebelumnya diberitakan, An Nadzir sudah melakukan pengamatan bulan sejak 6 April 2024. Samiruddin mengaku melakukan pengamatan bulan pada pukul 03.32 Wita, Sabtu (6/4) kemarin. Saat pengamatan bulan tersebut, Samiruddin menyebut terlihat bulan bersusun tiga.
"Artinya bulan Ramadan masih terbit dua kali lagi dari timur yakni hari Minggu dan Senin. Ini sesuai dengan aplikasi di mana pada hari Minggu (7/4), bulan terbit pukul 04.26 Wita dan pada hari Senin (8/4), bulan terbit pada pukul 05.21 Wita," ujarnya kepada merdeka.com, Senin (8/4).
Samiruddin menyebut berdasarkan pengamatan bulan tersebut, Ramadan 1445 H berjumlah 29 hari. Selain itu, kata Samiruddin, adanya gerhana matahari total di Benua Amerika, pada Senin (8/4) pukul 11.00.
"Gerhana ini memang tidak bisa disaksikan di Indonesia. Tapi jika waktu gerhana matahari total dikonversi ke Indonesia, terjadi pada pukul 02.00 Wita, Selasa (9/4)," kata dia.
Berdasarkan hal tersebut, imbuh Samiruddin, Jemaah An Nadzir memutuskan dan menetapkan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 9 April 2024.
"Kami akan melaksanakan salat Ied Fitri, besok hari Selasa (9/4)," ucapnya.
Sekadar diketahui, Muhammadiyah telah memutuskan 1 Syawal 1445 H jatuh pada 10 April 2024. Sementara pemerintah, belum menetapkan 1 Syawal 1445 H dan menunggu hasil sidang isbat yanng dilakukan oleh Kementerian Agama (Kemenag).