Geliat simpatisan ISIS di Indonesia kian bikin resah
Geliat simpatisan ISIS di Indonesia kian bikin resah. Aksi simpatisan ISIS belakangan menyasar anggota Polri.
Aksi teror yang menyasar anggota Polri belakangan makin marak terjadi. Sebut saja teror bom bunuh diri di terminal Kampung Melayu, Jakarta Timur, Rabu (24/5) malam.
Tiga anggota polisi yang tengah mengamankan aksi pawai obor menyambut bulan suci Ramadan tewas terkena ledakan bom panci. Mereka adalah Bripda Taufan, Bripda Ridho Setiawan dan Bripda Gilang Adinata.
Selang satu bulan kemudian teror menyasar Mapolda Sumutera Utara. Seorang polisi yang tengah piket tewas dalam insiden ini. Korban adalah Ipda Anumerta Martua Sigalingging, tewas usai ditusuk di bagian leher dan lengan secara bertubi-tubi saat tengah bertugas piket. Peristiwa tersebut terjadi tepat saat Hari Raya Idul Fitri atau 25 Juni 2017.
Lima hari kemudian dua anggota Brimob luka usai ditikam seorang teroris usai melaksanakan salat Isya di Masjid Falatehan, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan. Dua anggota Brimob yakni, AKP Dede Suhatmi dan Briptu Syaiful Bahtiar, luka di wajah dan leher akibat tikaman teroris itu.
Parahnya, pelaku melancarkan aksinya di Masjid yang sangat dekat dengan Mabes Polri. Pelaku juga beraksi tepat satu hari sebelum HUT Polri ke-71, Jumat (30/6) malam.
Belum usai duka yang menyelimuti Polri, keesokan harinya teror diterima Polres Serang, Banten. Pelaku melempar secarik kertas yang menyebut polisi sebagai thogut.
Thoghut atau Thaghut adalah istilah dalam agama Islam yang merujuk kepada sesuatu yang disembah atau ditaati selain Allah. Dalam pengertian itu pun terkandung makna, bahwa jika manusia mengabaikan hukum Allah, maka hukuman terhadap mereka disebut hukum Thoghut.
Geliat simpatisan ISIS yang meresahkan tak sampai di situ. Kali ini menyerang Mapolsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, Selasa (4/7). Anggota Polsek Kebayoran Lama, Jakarta Selatan, dikejutkan dengan terpampangnya bendera warna hitam bertuliskan huruf arab Lailahailallah yang identik bendera ISIS. Bendera itu terpasang di pagar Polsek Kebayoran Lama.
Tiga hari kemudian peneror di Mapolsek Kebayoran Lama dibekuk. Dari hasil penyelidikan pembuatan surat ancaman dilakukan pelaku terinspirasi dari salah satu buku yang dibeli dengan secara online.
Selanjutnya seorang pria bernama Toni Rianda (24) diringkus jajaran Polda Sumsel, akhir pekan kemarin. Ia diduga anggota Islamic of Syiria and Irak (ISIS). Dari hasil penyelidikan pelaku diketahui cukup aktif menyebar ujaran kebencian di grup Telegram yang diikutinya. Toni kerap menyebar kebencian, terutama kata-kata polisi toghut dan layak dibunuh di grup telegram berisi orang-orang yang berpandangan polisi adalah musuh bersama dan layak dibunuh.
Di hari yang sama polisi meringkus Agus Wiguna, seorang pedagang bakso di kawasan Bandung, Jawa Barat. Agus dibekuk setelah bom panci racikannya yang disimpan di rumah kontrakannya tinggal meledak. Dari hasil penyelidikan, Agus pun terkait dengan ISIS. Hal itu diketahui setelah selembar kertas yang dibuat dengan tulisan tangan dan berisi pernyataan kesetiaan terhadap pemimpin ISIS Abu Bakar Al Baghdadi ditemukan di rumah yang dikontrak Agus.
Polisi menengarai AW sebagai Lone Wolf, atau pelaku yang bergerak sendiri karena pengaruh ajaran paham radikal. Hal itu terlihat dari pelaku tidak memiliki jaringan tetapi dengan mudah terinspirasi untuk membuat bom dan berjihad sendiri.
"Dia Agus ini memang bekerja sendiri atau disebut lone wolf. Sama seperti yang terjadi di dekat Masjid Fatahilah yang dilakukan secara sendiri. Jadi dia (Agus) belajar dari internet baik itu pembuatan dan pemahaman jihad juga belajar dari situs internet," kata Kabid Humas Polda Jabar Kombes Pol Yusri Yunus usai menghadiri apel HUT Bhayangkara ke-71 di Lapang Gasibu, Kota Bandung, Senin (10/7).
Pemahaman yang tidak terkendali membuat Agus menebarkan rasa kebencian kepada agama tertentu dan Kepolisian. Sehingga dalam penyelidikan sementara yang dilakukan, Agus memang sudah memetakan sasaran bom panci seorang diri di kafe dan gereja.
"Ya karena dia menanamkan ada rasa kebencian satu agama dan pada aparat," imbuhnya.
Dia melanjutkan, dalam hasil olah tempat kejadian perkara (TKP) pihaknya belum menemukan keterkaitan jaringan mana, seperti pelaku bom panci di Kecamatan Cicendo, pada Februari 2017 lalu.
"Hasil olah TKP dari pemeriksaan laptop, handphone sementara ini dia melakukan sendiri. Ini masih didalami apakah ada jaringan atau tidak JAD. Kita tunggu hasil pemeriksaan," pungkasnya.
Baca juga:
Polisi panggil seluruh anggota grup Telegram diduga simpatisan ISIS
Sebut polisi halal dibunuh, Toni jadi tersangka ujaran kebencian
Sebelum pasang bendera di Polsek, Ghilman survei sambil antar nenek
Polisi bekuk terduga simpatisan ISIS di Sorong
Baru sehari kerja di tambang, simpatisan ISIS berniat ke Suriah
Grup telegram simpatisan ISIS miliki ribuan pengikut
Polisi ciduk pemasang bendera mirip ISIS di Polsek Kebayoran Lama
-
Kapan Ivan Gunawan meresmikan Masjid Indonesia? Setelah dua tahun pembangunannya, masjid ini akhirnya selesai dan diresmikan langsung oleh Ivan Gunawan bersama pengurus masjid.
-
Kapan Iswadi Idris menjadi Kapten Timnas Indonesia? Berkat karakternya itu, Iswadi dipercaya menjadi kapten Timnas Indonesia dari tahun 1970 hingga tahun 1980.
-
Kapan Ira Wibowo mengikuti lomba lari? 2 Artis berdarah campuran Jerman-Indonesia ini memulai lomba lari sejak matahari baru terbit.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Kapan bandara Lolak diresmikan? Bandar udara (bandara) di Provinsi Sulawesi Utara kian bertambah, kini baru saja beroperasi bandara Lolak di Bolaang Mongondow, Minggu (18/2).