Gereja di Flores Timur Ambruk Gara-Gara Tumpukan Material Vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki
Material seperti kerikil dan pasir telah menghancurkan seluruh isi Gereja Santo Lukas Bawalatang.
Bangunan Gereja Stasi Santo Lukas Bawalatang di Desa Nawokote, Kecamatan Wulanggitang, Kabupaten Flores Timur NTT ambruk.
Diduga, gereja runtuh setelah tidak mampu menampung material abu vulkanik yang dikeluarkan oleh Gunung Lewotobi Laki-Laki dalam beberapa hari terakhir.
- Gerak Cepat BRI Peduli Bantu Korban Terdampak Erupsi Gunung Lewotobi Laki Laki
- Remaja Putri 16 Tahun di Flores Timur Digilir 12 Pria, Seorang Pelaku Berusia Anak-Anak
- Usai Tembak Pria di Ruko Jaktim, Mantan Suami Artis Cut Keke Buang Senjata Api ke Sungai Ciliwung
- Relawan Mas Gibran Gelar Lomba Mancing dan Bagi Sembako di Jabar, Yogya dan Jatim
Kejadian baru diketahui saat mereka kembali ke kampung untuk memeriksa kondisi rumah mereka pada hari Minggu, 10 November 2024.
Dari rekaman video yang diterima, terlihat bahwa bubungan atap gereja telah ambruk. Material seperti kerikil dan pasir telah menghancurkan seluruh isi Gereja Santo Lukas Bawalatang.
Beruntung, warga berhasil mengevakuasi patung Bunda Maria, Santu Yosef, dan berbagai atribut rohani lainnya. Namun, perabotan lain mengalami kerusakan akibat hantaman dari struktur bangunan yang runtuh.
Warga Desa Nawokote, Tobias Lewotobi Puka, yakin atap gereja tersebut runtuh akibat akumulasi material dari erupsi. Tumpukan material yang berat dan padat tersebut menyebabkan tumpuan atap menjadi patah.
"Sampai sekarang masih hujan abu sehingga bangunan sudah tidak bisa menahan tumpukan material erupsi dan ambruk," ungkapnya. Tobias juga menambahkan bahwa, meskipun patung-patung tersebut selamat, beberapa atribut suci lainnya seperti tabernakel yang digunakan untuk menyimpan hosti dan anggur tidak mengalami kerusakan.
Banyak Desa Mengalami Kerusakan Parah
Gunung Lewotobi Laki-Laki yang terus menerus mengalami erupsi telah menyebabkan kerusakan yang signifikan di beberapa desa dalam Kecamatan Wulanggitang dan Ile Bura.
Desa-desa seperti Nawokote, Hokeng Jaya, Dulipali, Boru, Klatanlo, Pululera, Boru Kedang, Waiula, Nobo, serta desa-desa lain di sekitar Gunung Lewotobi kini tertutup material vulkanik yang tebal akibat erupsi besar yang terjadi antara 3 hingga 10 November 2024.
Saat ini, jumlah warga yang terpaksa mengungsi mencapai 11.445 jiwa, yang tersebar di Kabupaten Flores Timur dan Kabupaten Sikka. Di Flores Timur, mereka mengungsi di tiga posko yang terletak di Desa Konga, Desa Lewolaga, dan Desa Bokang Wolomatang, serta di rumah-rumah penduduk di enam desa di Kecamatan Titehena yang berjumlah 5.838 jiwa.
Di Kecamatan Wulanggitang, terdapat 1.263 jiwa yang mengungsi, di Kecamatan Ile Bura sebanyak 127 jiwa, Kecamatan Demon Pagong 302 jiwa, Kecamatan Larantuka 296 jiwa, dan di Kecamatan Ile Mandiri serta Lewolema 43 jiwa, sedangkan di tiga kecamatan di Pulau Adonara terdapat 12 jiwa.
Di sisi lain, di Kabupaten Sikka, hingga Sabtu malam, jumlah warga yang mengungsi mencapai 3.564 jiwa, yang tersebar di tiga desa dan Kota Maumere. Saat ini, Gunung Lewotobi Laki-Laki masih berstatus Awas (Level IV), yang menunjukkan bahwa potensi erupsi masih cukup tinggi dan memerlukan perhatian serius dari pihak berwenang serta masyarakat sekitar.