Gereja 'kembaran' Keraton Yogyakarta
Gereja Ganjuran sengaja mengadopsi arsitektur Keraton Yogyakarta lantaran selaras.
Struktur bangunan Gereja Hati Kudus Yesus Ganjuran, Bantul, Yogyakarta memang tidak seperti rumah ibadah umat Katolik lazimnya. Malah arsitekturnya menyerupai pendopo museum Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Mulai dari bentuk bangunan hingga ukirannya dibuat persis.
Konon, gereja Ganjuran mendapat izin dari Keraton Yogyakarta buat menggunakan arsitektur, ukiran, dan warna ciri khas Keraton Yogyakarta.
Pastor Gereja Ganjuran, Romo Yohanes Krismanto mengatakan, pendirian bangunan gereja menyerupai museum Sultan HB IX di Keraton Yogyakarta dimulai pada 2006. Sebab, bangunan gereja lama roboh akibat gempa mengguncang Yogyakarta.
"Dulu tidak seperti ini. Baru 2006 dibangun jadi pendopo untuk gereja. Diresmikan oleh Sultan juga. Sejauh pengetahuan saya, hanya di sini yang diberikan izin untuk menggunakan corak-corak ukiran, warna yang sama seperti di Keraton. Misalnya kursi, ada ukiran ini khas cuma ada di Keraton dan di sini," kata Krismanto.
Pemilihan bangunan gereja dalam bentuk pendopo Jawa ini bukan tanpa alasan. Filosofi pendopo yang terbuka sesuai dengan visi gereja Katolik.
"Filosofi pendopo itu dalam Jawa adalah simbol masyarakat yang terbuka. Katolik sendiri sama, kata Katolik berarti 'umum' di mana orang, siapa saja boleh masuk, datang," tambah Krismanto.
Tidak hanya pendopo, menurut Krismanto, simbol-simbol dalam kebudayaan Jawa juga dekat dengan filosofi gereja Katolik.
"Jawa itu banyak sekali simbol. Gereja juga seperti itu. Banyak hal yang memiliki kesamaan dalam filosofi Jawa dengan ajaran gereja," ucap Krismanto.
Selain bangunan gereja utama, beberapa pendopo kecil didirikan di depan bangunan gereja. Pendopo digunakan buat istirahat para pengunjung dan kegiatan lainnya, seperti latihan tembang jawa dan kegiatan komunitas gereja.